Trubus.id — Jabatan yang biasanya menjadi incaran utama lulusan manajemen adalah manajer bisnis (business manager). Tugasnya mengawasi dan mengelola kinerja karyawan di dalam divisi bisnis dan manajemen.
Namun, hal itu tak berlaku bagi Toto Indra Rukmana. Begitu lulus dari Jurusan Manajemen, Institut Manajemen Koperasi Indonesia, (Ikopin), Toto malah sibuk mengawasi bisnis dubia.
“Bahkan ijazah S-1 saya belum terpakai,” kata pria asal Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, itu.
Dubia berasal dari Benua Amerika, tetapi banyak diternakkan di Indonesia. Ukuran tubuh Blaptica dubia 4—5 cm. Ciri fisik dubia yaitu pada tubuh bagian atas berwarna hitam dan sedikit warna cokelat kekuningan.
Hewan itu biasanya dijadikan pakan klangenan seperti arwana, beard dragon, gecko, dan murai. Menurut Toto semua hewan pemakan jangkrik biasanya pemakan dubia. Pria berumur 26 tahun itu beternak dubia sejak 2015 saat baru Sekolah Menengah Atas.
Sebetulnya saat ia itu tidak berniat beternak dubia. Ia membeli hewan anggota famili Blaberidae itu sebagai pakan arwana kesayangan. Selanjutnya ia membeli 10 ekor indukan dubia seharga Rp100.000 untuk diternak. Tujuannya agar tidak selalu membeli dubia untuk pakan arwana.
Dari 10 dubia itu 4 mati sehingga tersisa 6 ekor. Lama-kelamaan keenam dubia berkembang biak menjadi banyak. Ia pun menjual dubia hasil penangkaran sendiri di media sosial. Tak disangka dubia miliknya laku terjual, terutama di komunitas pencinta arwana.
Toto pun memanfaatkan hasil penjualan dubia untuk membeli indukan baru dan satu kandang yang lebih besar. Ia menggunakan kandang berupa kotak kontainer plastik berkapasitas 150 liter atau berukuran 70 cm × 40 cm × 40 cm.
Toto menjual dubia dalam 3 ukuran yaitu kecil, sedang, dan besar. Dubia yang berukuran kecil berumur sepekan atau seukuran biji semangka. “Biasanya dubia ukuran kecil untuk pakan reptil atau kadal-kadalan,” kata pemilik Raja Dubia Indonesia itu.
Pakan arwana adalah dubia berukuran sedang (berumur 2 bulan) atau besar (berumur 5—6 bulan). Paling laku dubia sedang dan besar karena mayoritas konsumen Toto merupakan pehobi arwana.
Toto menjual dubia dalam bentuk paket. Harga satu paket Rp200.000. Satu paket dubia berukuran kecil berisi 2.000 ekor, ukuran sedang (600 ekor), dan besar (200 ekor). Menurut Toto budidaya dubia sangat gampang. Satu kandang berisi 800 ekor indukan yang terdiri dari 600 betina dan 200 jantan.
Dubia siap menjadi induk dan siap kawin saat berumur 8 bulan. Indukan berproduksi sampai berumur 2,5 tahun. Usaha dubia Toto terus berkembang sehingga jumlah kandang bertambah menjadi 5 kotak, 10 kotak, dankini 60 kotak.
Dengan kandang sebanyak itu, Toto memproduksi 100.000—150.000 dubia per bulan sehingga memiliki omzet Rp10 juta—Rp20 juta. Pasar dubia pun makin meluas. “Sekarang pasar dubia mencapai seluruh Indonesia,” tutur Toto.