Monday, March 3, 2025

Tren Mesin Giling Mini

Rekomendasi
Mesin giling gabah portabel efisien waktu dan tempat.

Mesin giling padi protabel memudahkan petani.

Mukhammad Muslim mudah saja jika hendak menggiling gabah. Ia hanya perlu memanggil pengelola mesin giling portabel keliling untuk datang ke rumahnya. Begitu pemilik mesin giling datang, Muslim mengeluarkan karung berisi 50 kg gabah. Menggiling 50 kg gabah menjadi 35 kg beras hanya perlu 20 menit. Rendemen penggilingan 70%. Muslim membayar Rp350 per kilogram beras.

Mayoritas petani menjual hasil panen berupa gabah kering giling.

Artinya, petani padi sejak 1997 itu membayar Rp12.250. petani padi di Buluspesantren, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, itu menuturkan, masyarakat Buluspesantren lazim memanfaatkan penggilingan keliling itu. “Kami memanfaatkan jasa penggilingan gabah skala kecil untuk keperluan sehari-hari,” kata Muslim.

Sehari-hari

Kepala kebun percobaan dari Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, Balitbangtan, Asep Maolana Yusup S.P., M.P., menuturkan penggiling mini—mengacu pada ukuran yang hanya sekitar 1 m²—mulai tren sekitar 2.000-an. Kemunculan penggiling mini karena lebih praktis dan efisien. Keberadaan penggiling jinjing itu sangat membantu petani yang ingin menggiling gabah skala rumah tangga.

Sebab, waktu penggilingan singkat dan menghemat tenaga kerja. Petani juga tak perlu datang ke tempat penggilingan. “Saya hanya ke tempat penggilingan kalau menggiling gabah dalam skala besar. Petani jarang yang menggiling padi karena sebagian besar menjual hasil panen dalam bentuk gabah kering giling,” kata Muslim yang mengelola 6.000 m² sawah. Menggiling dalam skala besar bagi Muslin mencapai 1 ton gabah.

Sejatinya ada beberapa tipe petani di tanah air. Ada petani yang memiliki lahan kecil, tetapi ada pula yang mempunyai lahan luas. Petani dengan kepemilikan lahan sempit dan volume panen rendah biasanya memilih gilingan padi portabel. “Lebih efisien karena tidak mengeluarkan biaya angkut,” kata Asep. Mereka juga bisa sewaktu-waktu menggiling gabah untuk kebutuhan sehari-hari.

Sementara petani dengan lahan luas dan volume panen besar yang ingin langsung menjual produk berupa beras biasanya memilih menggiling di gudang penggilingan. “Volume mesin yang lebih besar memungkinkan waktu giling lebih singkat dibandingkan dengan penggilingan portabel,” kata Asep.

Namun, ada juga petani dengan volume panen besar yang memilih penggiling portabel. Mereka biasanya menyimpan sebagian gabah untuk keperluan sehari-hari. Ketika memerlukan, maka ia menggiling simpanan gabah itu dengan penggiling portabel. Biaya sewa penggiling portabel sedikit mahal dibandingkan dengan penggiling permanen. Selisih harganya sekitar Rp100 per kg.

Efisien

Menurut Petugas Penyuluh Lapang di Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, Sutarno, petani cenderung memilih penggiling gabah keliling karena efisien waktu. “Mereka tidak perlu antre di gudang penggilingan terlalu lama karena menghabiskan waktu,” kata Sutarno. Petani cukup membuat janji untuk menggiling maka pemilik alat akan datang ke rumah. Istilahnya pemilik alat melakukan teknik jemput bola.

Anggota keluarga dapat mengawasi proses penggilingan di rumah, sedangkan sang petani bisa kembali melanjutkan aktivitasnya di sawah. Petani membayar Rp12.000—Rp14.000 untuk 40 kg gabah yang digiling. Karena efisien waktu dan jarak, petani amat senang dengan keberadaan mesin giling keliling itu. Mereka juga bisa mengambil dedak dan sekam dari hasil gilingan.

Sutarno menuturkan, bagi pemilik alat mesin penggiling portabel tentu saja lebih menguntungkan karena hanya membutuhkan ruang kecil untuk penyimpanan. Oleh karena itu, tak heran jika di setiap desa setidaknya ada 2—3 pemilik alat giling keliling. Petani padi di Serang, Provinsi Banten, Fauzul Hakim, menuturkan penggiling gabah portabel lebih sering digunakan petani yang ingin menjual hasil panen dalam bentuk beras.

Namun, sedikit petani yang melakukan hal itu karena membutuhkan waktu lama. “Mayoritas petani menjual hasil panen berupa gabah karena mendatangkan uang lebih cepat,” kata Fauzul. (Andari Titisari)

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Daya Tarik Padi Jarwo

Hamparan sawah untuk budidaya padi jajar legowo menjadi daya tarik wisatawan. Trubus.id-“Mulyaharja ini surga tersisa di Kota Bogor.” Muhammad Khoerudin...

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img