Trubus.id— Kotoran kelinci Oryctolagus cuniculus memiliki unsur hara lengkap. Kandungan nitrogen (N) dan fosfor (P) kotoran kelinci sebesar 2,62% dan 2,46%. Bandingkan dengan kotoran sapi yang kandungan N dan P hanya 2,0% dan 1,5%.
Kandungan N tinggi diperlukan untuk pembentukan bagian vegetatif tanaman seperti daun, batang, dan akar. Unsur N juga berguna untuk pembentukan klorofil yang berperan dalam fotosintesis.
Selain N, P, dan K (kalium), berdasarkan data Crossroads Rabbitry, peternakan kelinci di Selandia Baru, kotoran kelinci juga mengandung protein tinggi, 28,5%. Kelebihan lain, kotoran kelinci merupakan kotoran dingin (cold manure).
Artinya kotoran itu dapat langsung diberikan ke tanaman sebagai pupuk. Bandingkan dengan kotoran sapi, kerbau, kuda, kambing, dan ayam yang kotorannya panas (hot manure).
Kotoran panas harus melalui proses pengeringan terlebih dahulu sebelum dimanfaatkan sebagai pupuk. Jika langsung diaplikasikan dapat merusak tanaman. Bahkan tanaman bisa mati. Sayang, selama ini kotoran kelinci belum termanfaatkan secara maksimal.
Menurut Dr Yono C, kelinci hanya mencerna 70—80% dari pakan yang ditelan dan sisanya akan dibuang sebagai feses. Jika kelinci dewasa diberikan 100 gram pakan per hari maka feses yang dikeluarkan sebanyak 20—30 gram per hari. Artinya, untuk menghasilkan 1 kg pupuk organik per hari diperlukan 33—50 kelinci.
Kotoran yang diperoleh pun akan lebih besar jika berasal dari kelinci pedaging seperti flemish giant, new zealand, satin, dan rex. Lantaran berbobot tubuh besar, hingga 5 kg, kelinci pedaging pun menghasilkan kotoran lebih banyak daripada kelinci hias seperti lop, jersey, dan wooly.
Selain feses, urine kelinci juga dapat digunakan sebagai pupuk. Umumnya, seekor kelinci berurine 100—150 cc setiap hari. Urine kelinci dengan kandungan N, P, dan K tertinggi bisa didapatkan pada kelinci berumur 6—8 bulan.
Berbeda dengan kotorannya, urine kelinci perlu melalui proses fermentasi terlebih dahulu sebelum digunakan sebagai pupuk. Fermentasi menjadi penting untuk mereduksi atau mengurangi kadar amonia sehingga dapat terurai menjadi nitrat yang berguna bagi tanaman.
Sebelum digunakan urine terfermentasi dicampur air dengan perbandingan 1:20. Atau 0,5 liter urine dicampur dengan 10 liter air. Aplikasinya dengan cara disemprotkan pada daun bagian bawah di mana stomata berada.
Untuk mendapatkan hasil maksimal, pekebun juga dapat mengombinasikan pemberian pupuk kotoran kelinci dengan probiotik atau disebut pupuk probiotik organik. Probiotik adalah sejumlah mikroorganisme hidup yang dapat membantu pertumbuhan tanaman.