Trubus.id— Penyakit busuk batang mengancam vanili dengan tingkat kematian tanaman 50—100%. Upaya yang dapat dilakukan petani untuk mengatasinya dengan bantuan cendawan baik.
Ketua Dewan Pembina Dewan Vanili Indonesia, Prof. Dr. Ir. Mesak Tombe, M.S., mengatakan, penggunaan Trichoderma sp. dan kompos sangat membantu pekebun vanili mengatasi busuk batang.
Menurut mesak langkah terbaik adalah mencegah busuk batang vanili. Penyebab busuk batang vanili sangat kompleks. F.oxysporum dapat menyebar melalui udara, air, dan menginfeksi melalui perlukaan pada tanaman vanili.
Risiko terserang saat pembibitan mencapai 7—32%. Itu lantaran luka terbuka ketika penyetekan sehingga bibit terpapar langsung oleh spora fusarium dari udara dan air. Penyebab lain, yakni dari kualitas bibit.
Menurut Mesak 70% penyebab terjadinya busuk batang vanili berasal dari kualitas bibit. “Biasanya bibit dari setek sudah terinfeksi tetapi pekebun tidak mengetahuinya. Saat sudah ditanam dan tumbuh, penyakit busuk batang bisa tiba-tiba menyerang,” kata Mesak.
Hal itu karena cendawan F.oxysporum bisa bertahan 4—5 tahun pada tanaman dan kebun. “Daya tahannya lama, penyebaran cepat, dan menyerang semua bagian tanaman batang, akar, hingga daun,” kata Mesak.
Mesak mengatakan, pencegahan dengan memastikan bibit berasal dari induk yang terbebas dari cendawan F.oxysporum. Selain itu, saat mencari lahan atau kebun, sebaiknya yang belum pernah terinfeksi cendawan F. oxysporum.
Mesak menuturkan pekebun perlu memfermentasikan pupuk terlebih dan mencampurnya dengan mikrob Trichoderma sp. dan bacillus. Tujuannya membunuh bibit-bibit gulma dan cendawan fusarium yang bersemayam di dalam pupuk.
Setiap 10 kg pupuk kotoran kandang dicampur dengan 30 ml Trichoderma sp. dan Bacillus sp. Waktu fermentasi pupuk tergantung bahan yang digunakan. Pupuk dengan komposisi beragam bahan seperti kotoran hewan, serbuk gergaji, dan serbuk sabut kelapa (cocopeat) membutuhkan waktu fermentasi selama 1 bulan.
Namun, jika bahan pupuk terdiri atas kotoran hewan, waktu fermentasi lebih cepat, hanya 2 pekan.“Itu karena kotoran hewan sudah difermentasi di dalam perut hewan itu,” kata mantan peneliti senior di Balai Penelitiaan Tanaman Obat dan Aromatik Badan Litbang Pertaniaan, Kementerian Pertanian, itu.
Pemupukan tanaman dilakukan dengan interval 4—6 bulan sekali, dosis 2—3 kg per tanaman. Selain pemupukan ideal, Mesak menyarankan saat hendak menanam pekebun perlu memperhatikan jarak tanam. Idealnya jarak tanam 1,5 m × 2 m agar kelembapan kebun ideal.
Lakukan pemangkasan secara rutin dan memastikan kebutuhan sinar matahari tercukupi. “Tanaman vanili membutuhkan 30% sinar matahari,” kata Mesak. Doktor alumnus Faculty of Agriculture, Hokkaido Univercity, Jepang, itu menyarankan pekebun memotong bagian yang terinfeksi jika tanaman mendapat gejala serangan ringan.
Namun, jika serangan berat, pekebun harus membongkar atau memusnahkannya dengan membakar.