Adegan seru bak film action itu hanya simulasi pelacakan jejak penjahat yang diskenariokan kabur setelah mencuri barang di gedung DPRD Lampung. Pemeran utamanya: Hobbie Von Rainbow, doberman dari Unit Satwa Direktorat Samapta Polda Lampung. Selama hidupnya yang menginjak 3 tahun, Hobbie sudah mengantongi berbagai prestasi khusus pelacakan pencurian. ‘Anjing ini sangat mahir mencium jejak,’ kata Brigadir Polisi Dua Made Sedana, sang pawang.
Simulasi di tengah hari bolong pada 12 April 2007 itu sudah dipersiapkan 2 hari sebelumnya. Saat hari H, tiga wartawan Trubus: Karjono, Lastioro Anmi T, dan Dian Adijaya S, lepas tengah malam meluncur dari Jakarta menuju Lampung. Setelah menempuh perjalanan sekitar 7 jam, Trubus tiba di kantor Samapta Polda Lampung.
Tepat pukul 10.30 WIB, simulasi dimulai dengan pelacakan narkoba. Sekitar 15 anggota personil Polda Lampung melakukan briefing sebelumnya untuk menentukan lakon masing-masing. Satu orang menjadi preman. Ia akan membawa jeep berisi ganja kering. Dua anggota bersenjata lengkap bertugas menghadang mobil. Satu anggota lain membawa Carla Von Cracia Raya, labrador retriever berumur 6 tahun untuk melacak narkoba itu. Sisanya mengamankan area simulasi yang menggunakan ruas jalan umum.
‘Semua siap? Ok kita mulai!’ perintah Inspektur Polisi Satu drh Dedi Wijayanto, Kanit Satwa Polda Lampung. Jeep pun melaju dan berhenti. Saat supir keluar, Carla pun beraksi. Dengan cepat labrador yang pernah menangkap tangan pengedar ekstasi saat Operasi Sinar Krakatau 2006 itu mengendus-endus sambil mengitari mobil. Saat pintu belakang mobil dibuka serta-merta Carla meloncat dan menggaruk-garuk sesuatu di bawah kursi. ‘Ini dia dapat ganjanya,’ ujar Dedi merobek sebuah kantong berlakban cokelat. Simulasi yang menimbulkan kemacetan itu selesai dalam waktu sekitar 30 menit.
Belum puas, tawaran simulasi pelacakan bom dan pencurian diiyakan Trubus. Kali ini seluruh rombongan bergerak menuju gedung DPRD Lampung, berjarak 50 m. Kehadiran pasukan Unit Satwa dan polisi bersenjata lengkap sempat menimbulkan kehebohan dalam gedung itu. Apalagi 8 anjing yang dibawa serta seperti rottweiler, doberman, dan labrador, saling bersahutan menyalak. ‘Ada apa ini mas?,’ tutur salah satu rekan wartawan yang berpos di sana kaget.
Sebuah tas hitam berisi TNT diletakkan di depan resepsionis. Kali ini Nilla Von Metropolitan, labrador retriever, menjadi aktor. Didampingi sang pawang, anjing spesialis pelacak handak (bahan peledak) itu menyisir sisi luar gedung. Tak lama Nilla menerobos masuk ke dalam gedung itu. Saat melihat tas hitam, Nilla mengitari lalu duduk diam di samping tas itu. ‘Tugas kami selesai sampai di sini saja, selanjutnya tim gegana yang turun menjinakkan bom itu,’ kata Dedi.
Saat simulasi berlanjut menangkap pengedar ekstasi, sebagian pegawai DPRD tampak menyemut mengelilingi area simulasi. Suasana agak meriah saat adegan pengedar eksatsi itu menyerah di bawah todongan senjata. Rupanya mereka jarang menyaksikan pertunjukan seperti itu kecuali lewat layar kaca. Bahkan saat wartawan Trubus mengambil foto Carla beraksi menemukan ekstasi itu, penonton ikut bertingkah bak fotografer. Merangsek mendekat lalu mengabadikan momen itu lewat ponsel.
Pertunjukan hari itu ditutup dengan atraksi Carla dan Emzo menangkap pencuri yang kabur mengendarai sepeda motor. Secara bergantian doberman dan rottweiler itu mengejar, meloncat, lalu menerkam pelindung tangan Made Sedana yang melaju di atas motor. Trubus yang mengusulkan memakai orang lain agar adegan itu tampak alami cuma tersenyum saat Dedi menegaskan, tidak dapat menjamin keselamatan pemerannya. Lihat saja, kekuatan Emzo dapat membuat pawang terseret di aspal. Bahkan hingga Made melepaskan pelindung tangan itu, Emzo bersikukuh menggigitnya. Pelindung itu baru lepas setelah pawang meniup kuping Emzo dan pelindung itu ditarik 3 anggota polisi lain. (Dian Adijaya S)