Wednesday, January 22, 2025

Jejak Jamur Morel di Indonesia

Rekomendasi
- Advertisement -

Trubus.id–Husni Alfian, S. Pd.  menemukan Jamur liar yang tumbuh di sebuah polibag hitam milik salah satu warga Desa Cisarua, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat pada November 2020.

Saat itu pria yang akrab dengan sapaan Yos itu tengah menempuh perjalanan pulang setelah mencari jamur dan lalapan di hutan Gunung Gemuruh, kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Melewati Desa Cisarua merupakan rute pulang yang lazim ditempuh Yos. 

 “Jamur itu agak familier seperti morel atau apa, khawatir ada yang mirip,” kata Yos. 

Kemudian ia memotret jamur liar itu saat masih dalam polibag, utuh setelah dicabut, dan setelah dibelah dua. Lantas Yos mengunggah foto-foto jamur liar itu di media sosial Komunitas Pemburu Jamur Indonesia (KPJI). Para anggota KPJI pun memberikan pendapatnya terkait jamur liar temuan Yos itu.

Lumayan banyak anggota KPJI yang terkejut dengan unggahan foto jamur oleh Yos saat itu. Beberapa orang menyatakan bahwa organisme itu termasuk jamur morel (Morchella sp.). 

Dosen Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Institut Pertanian Bogor, Ivan Permana Putra, S. Si., M. Si., Ph. D., mengatakan, temuan Yos itu tergolong jamur morel. 

“Morel nama umum, nama ilmiahnya Morchella sp.,” kata Ivan. Bisa dibilang morel jenis langka di Indonesia karena biasanya tumbuh di negara beriklim subtropis. 

Baca juga Temuan Morel di Indonesia: Dari Penelitian Hingga Harapan Budidaya.

Di Indonesia hanya bisa ditemui di tempat tinggi dan dingin. Pembuktian bahwa jamur temuan Yos itu morel, berdasarkan identifikasi karakter makroskopik meliputi habitat, cara tumbuh, bentuk tubuh buah, warna, bentuk, permukaan, dan tingkat kebasahan (level of wetness)

Selanjutnya Ivan memvalidasi hasil identifikasi makroskopik itu menggunakan berbagai macam referensi yang relevan. Posisi taksonomi dan identitas makrofungi terkini mengikuti aturan index fungorum.

Semua informasi itu termaktub dalam Indonesian Journal of Science and Education yang ditulis Ivan. Ia juga menyatakan bahwa bentuk tubuh buah jamur  morel temuan Yos yaitu kerucut  memanjang  dengan  permukaan berlekuk  seperti  spons. 

Tangkai jamur morel umumnya berbentuk silindris hingga gada dengan  bagian  bawah  sedikit  membesar. Jamur morel itu berwarna  dominan cokelat dari daerah basal  ke apikal  dengan bagian basal berkelir lebih  gelap.  

Menurut Ivan penelitian morel mencuat saat penemuan jamur itu di Taman Nasional Gunung Rinjani, Provinsi Nusa Tenggara Barat, pada 2011. 

Hasil penelusuran literatur oleh Trubus, penemuan morel selanjutnya di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat, pada Desember 2016, berdasarkan hasil riset Adhityo Wicaksono dan rekan seperti yang tercantum dalam Jurnal Mikologi Indonesia. 

Penelitian lebih lanjut tentang morel di Lembang bisa dilakukan karena jumlahnya cukup memadai. Kemunculan morel di Lembang juga rutin di tempat sama. 

“Sekali muncul ada sekitar sepuluh,” ujar Ivan.

Ia juga tengah bekerja sama dengan peneliti morel di Lembang untuk melakukan karakterisasi lengkap jamur itu. Termasuk mengekstraksi DNA dan menganalisis nutrisi morel di Lembang.

Berbeda dengan temuan morel di Sukabumi yang hanya satu individu sehingga tidak bisa dilakukan penelitian lanjutan. 

“Minimal tiga jamur diperlukan yaitu untuk pengamatan, herbarium, dan isolasi DNA,” kata Ivan. 

Margaretta Christita dan rekan pun menemukan Morchella sp. di Gunung Klabat, Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara. Tempat penemuan morel oleh Yos berelevasi sekitar 1.500 meter di atas permukaan laut (m dpl). 

Yos menduga media tanam tempat tumbuh tanaman bonsai dalam polibag berasal dari hutan. Jadi, ia berasumsi morel itu berasal dari hutan sekitar desa. Sayang, Yos yang berpengalaman sekitar 20 tahun masuk dan keluar hutan belum pernah menemukan morel di hutan Gunung Gemuruh dan sekitarnya.

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Pekebun Ungkap Peluang dan Tantangan Ekspor Durian, dari Kebun ke Pasar Global

Trubus.id–Pasar besar ekspor durian menjadi peluang bagi para petani. Menurut Ni Kadek Puspayani, harga jual durian ekspor bisa 3...
- Advertisement -

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img