Saturday, December 9, 2023

Babakan Jeruk Cattery Lumbung Jawara asal Paris van Java

Rekomendasi
- Advertisement -

Sosok berbulu lebat dan bermata besar itu dilihatnya di layar kaca. Di situs internet itulah Cisca pertama kali berjumpa dengan Raffaelo. Sosoknya yang menggemaskan membuat perempuan asal Bandung itu langsung kepincut. Hasrat memiliki demikian membuncah, sehingga ia rela merogoh Rp50-juta untuk memboyong Raffaelo.


 

Raffaelo memang istimewa. Di kontes Cat Fancier Association (CFA) di Rusia ia menyabet gelar grand champion (GC). Dialah GC pertama yang masuk ke Cattery-nya. Pantas jika harga belinya pun wah. Harapan Cisca, Raffaelo dapat mewariskan darah jawara kepada turunannya kelak. Selain hobi, Cisca juga membiakkan Persia di bawah bendera Babakan Jeruk Cattery.

Kedatangan Raffaelo bakal menambah koleksi persia Cisca yang kini berjumlah 50 ekor, di antaranya, Carlo Boy, Mc Clare, CH Jewel, Maski, Morgan, dan Soul Angel. Mereka rata-rata asal impor dan sudah juara di negara asal.

Utamakan Kualitas

Segudang prestasi d i k o n t e s t a n a h a i r pun ditorehkan persia klangenannya. Terbukti ratusan piala berderet rapi di lemari. Contohnya, BJ Cakep yang menyabet predikat juara di Indonesia Cup selama 2 kali, pada 2000 dan 2001. Juga Mitas Auke yang memperoleh prestasi yang sama. Melody menggondol predikat best in show pada kontes yang di adakan CFI. Prestasi Allines Apricot pun tak kalah spektakuler dengan merengkuh best of the best pada kontes best of the year 2002 di Jakarta. Wajar, “Saat ini Cisca termasuk kelektor para juara di Bandung,” ucap Cacang Effendi, hobiis di Kalimalang, Jakarta Timur.

Cisca sangat selektif dalam memilih persia. Ia hanya membeli kucing-kucing juara. Untuk itu ia berburu ke Hongaria, Australia, Jerman, Rusia, dan Ukraina. Pembiak di sana terkenal menghasilkan persia bermutu. Apalagi persaingan di sana sangat ketat. Dalam satu kontes bisa diikuti 400—500 kucing. “Ada kebanggaan bila berhasil mendapatkan kucing juara,” kata alumnus Desain Interior Sekolah Tinggi Seni Rupa itu.

Bagi Cisca persia menang dikontes belum cukup membuktikan kualitasnya. Ia selalu mencermati livre de origine (LO) alias silsilah keturunan hingga 3—5 generasi. “Induk juara biasanya melahirkan anakan juara pula,” ujarnya. Itulah sebabnya, ia juga rajin mencatat silsilah kucing-kucingnya.

Sebut saja Carlo Boy yang meraih best kitten di Ukraina pada 2004. Darah Ch CFA Karabels Firefl y of Purring Army dan Ch CFA Prancenpaws Winner mengalir di tubuhnya. Maklum, induknya peraih gelar grand champion di Rusia. Perkawinan Ch Dragonfyres Astrologer of Alina dan Ch Alinas Anais juga melahirkan Alines Apricot yang indukannya juga berprestasi di negaranya.

Dengan segudang prestasi itu, tak heran bila nama Cisca langsung melejit di kalangan hobiis kucing di tanah air. Tak hanya dikenal penggemar di Bandung, namanya pun terdengar di Jakarta, Semarang, Yogyakarta, dan Bali.

Rawat intensif

Cisca juga pintar merawat koleksinya. Binatang berbulu panjang itu ditempatkan di kamar berukuran 6 m x 11 m di belakang rumah. Ruangan itu dibagi dalam 3 bagian: tempat merawat anakan, induk, dan kucing siap kontes. Masing-masing kucing menempati sebuah kandang stainless steel, berukuran 1 m x 1 m. Khusus kandang indukan dipasangi lampu 15 watt. “Anakan masih perlu kehangatan,” ujar Cisca sambil menunjuk kandang berisi 3 anakan yang sedang dipeluk induknya.

Setiap ruangan dilengkapi mesin pendingin berkekuatan 1 PK sehingga membuat sejuk suasana. Tujuannya agar bulu-bulu sang klangenan tumbuh lebat. Lantai keramik pun selalu terjaga kebersihannya supaya bulu sehat. Bahkan, ruangan khusus untuk membuang air dan pup disediakan di setiap kandang.“Kucing harus terlatih untuk ke toilet,” katanya.

Untuk menjaga bulu tetap lembut dan mengembang, Cisca rutin memandikan persia minimal sekali setiap bulan. “Menyisir bisa sehari 2 kali agar tidak lengket dan memberikannya talek,” ujarnya. Untuk itu ia dibantu 3 pegawai yang merawat kucing setiap hari. Soal pakan, pemilik Karya Umbi—penyedia penganan terkenal di Bandung—itu memberikan catfood terbaik bernutrisi lengkap. Itu belum termasuk 200 kg ayam dan fi let tuna untuk pakan tambahan.

Hobi dulu

Awalnya Cisca hobi memelihara kucing kampung. Ketertarikannya pada persia berawal dari kehadiran 4 hairlong putih asal Australia sebagai hadiah dari temannya. Tingkahnya yang lucu dan penurut mendorongnya untuk memiliki persia lebih banyak lagi. Setelah itu 25 persia impor pun langsung dibelinya.

Rupanya Cisca tak sekadar hobi memelihara persia. Ia juga tertarik untuk membiakkannya. “Awalnya memang untuk mendapatkan keturunan persia juara. Tapi ternyata banyak yang berminat, akhirnya anakan pun dijual,” ujar Cisca. Maka 1998 berdirilah Babakan Jeruk Cattery.

Dari 32 induk dihasilkan 60 anakan setahun. Dengan harga Rp10-juta/ekor, maka tak kurang Rp500-juta masuk pundi-pundinya. Harga tinggi karena ia selalu menjamin kualitas anakan. Apalagi, ia selalu mengikuti tren yang sedang diminati hobiis. Jenis tabby misalnya, menjadi salah satu warna favorit para penggemar. “Kucing bermata biru pun kini banyak dicari,” katanya. Selain persia jenis himalayan juga menjadi andalan cattery-nya.

Bergelut di dunia kucing tak selalu manis dienyam Cisca Batu sandungan pun acap dialaminya. Pengalaman buruk menimpa saat 20 kucing mati mendadak karena flu sehingga cepat menular. Kerugian akibat prahara itu mencapai Rp100-juta. Namun, itu tak membuatnya patah arang. Induk-induk baru terus didatangkan untuk menghasilkan kucing bermutu. (Dewi Permas)

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Berkah dari Gunung Berapi

Trubus.id— Letusan gunung merapi kerap dianggap sebagai bencana bagi sebagian orang karena meninggalkan kerusakan fisik maupun korban jiwa. Namun,...
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img