Monday, February 10, 2025

Banyak Khasiat Asap Cair

Rekomendasi
- Advertisement -
Asap cair kelas 1 siap dikirim.

Bukti empiris konsumsi asap cair menyehatkan tubuh seperti menurunkan kadar gula darah dan mengembalikan fungsi indra pengecap.

Kasdi (55) mengonsumsi asap cair setiap hari.

Kasdi (55) kehilangan fungsi indra penciuman dan perasa pada Senin 9 November 2020. Hari sebelumnya, ia mengantarkan mertuanya ke rumah sakit di Kota Cirebon, Jawa Barat. Pengujian usap memastikan mertua terjangkit Covid-19 sehingga wajib menjalani isolasi di rumah sakit rujukan. Sehari setelahnya Kasdi merasakan gejala itu. Beberapa tetangga menduga Kasdi pun terjangkit Covid-19 dan menyarankannya memeriksakan diri. Namun, Kasdi gamang karena isolasi diri menyebabkan tidak bisa bekerja.

Ia ingat kerabat yang tinggal dekat rumahnya, Heldi Nevo Setiadi, pernah menyarankan suplemen untuk mengatasi Covid. Heldi membuat suplemen kesehatan berbahan asap cair. Ia memberi Kasdi dua botol masing-masing berisi 250 ml asap cair kelas 1. Pada Selasa pagi Kasdi minum asap cair itu langsung dari botol. “Kira-kira dua teguk sekali minum. Hari itu saya minum 4—5 kali,” kata Kasdi.

Menyehatkan

Pada malam hari, istrinya menghidangkan segelas teh manis. Kasdi menyeruputnya dan kaget karena lidahnya mampu merasakan rasa manis kembali. Esoknya ia merasakan tubuhnya kembali bugar. Kasdi bukan orang pertama yang merasakan khasiat asap cair. Ayah kandung Heldi, Suradi, rutin konsumsi suplemen buatan anak sulungnya itu sejak April 2020 agar terhindar dari pandemi. Heldi malah mengonsumsinya sejak 2018 untuk meningkatkan imunitas tubuh.

Produsen asap cair di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Heldi Nevo Setiadi.(Foto-foto: Argohartono)

Semula pria kelahiran Cirebon 4 April 1983 itu minum satu sendok makan pada malam hari sebelum tidur sepekan sekali. “Saya jadi bebas penyakit ringan seperti flu atau batuk biarpun hujan-hujanan atau kecapaian,” kata alumnus Jurusan Manajemen Produksi Ternak Universitas Brawijaya Malang itu. Sejak pandemi, Heldi meminumnya setiap hari. Ia terinsipirasi rekannya sesama anggota Komunitas Mari Sejahterakan Petani (MSP) di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, Irsan Surya Imana.

Irsan mengonsumsi asap cair kelas 1 sejak 2014 mengikuti anjuran pendiri MSP di Bandarlampung, Surono Danu. Surono (71) rutin minum asap cair sejak 1979. Cara Surono simpel, hanya menyaring asap cair kelas 3 dengan kertas tisu lalu meminumnya. Efeknya, “Badan jadi susah capai,” kata Irsan. Kegiatan harian Irsan tidak sekadar mengerjakan lahan. Petani di Kabupaten Situbondo itu juga aktif menyambangi petani anggota MSP di berbagai daerah.

Sementara Surono Danu dengan tegap mengendarai sepeda motornya menjelajahi Sumatera dan Jawa. Surono, inventor padi sertani dan pegiat pertanian organik, itu rutin membimbing petani di banyak tempat. Ia aktif mengkampanyekan pertanian organik dan kemandirian petani. Dalam pertanian organik, asap cair kelas 3 menjadi andalan mengatasi penyakit dan menghalau hama lantaran bersifat repelan.

“Ternyata manusia yang mengonsumsi rutin asap cair juga lebih sehat,” kata Surono. Irsan mengikuti jejak Surono, lalu menginspirasi Heldi. Kini keduanya berbagi tugas. Heldi memproduksi, Irsan memasyarakatkan manfaatnya. “Sebelum kenal Heldi saya membeli dari orang lain,” kata Irsan. Pada Juni 2020, nama Irsan menghiasi berbagai media nasional lantaran memperkenalkan asap cair kepada anggota DPR RI asal daerahnya.

Ketika dihubungi Trubus, Irsan menyebutkan nama-nama pejabat anggota Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspida) di Jawa Timur, baik tingkat provinsi maupun di beberapa kabupaten yang rutin mengonsumsi asap cair dan merasakan manfaatnya. Lazimnya memperkenalkan hal baru, banyak yang meragukan asap cair buatan Heldi. “Ayah saya, Suradi, sendiri tadinya tidak mau karena produk saya belum berizin,” kata Heldi.

Zeolit

Setelah mengonsumsi, bukan saja Suradi (58) terhindar dari Covid. Penyakit diabetes melitus selama lima tahun terkahir pun reda. Semula kadar gula darah sewaktu 470 mg/dl, kini turun menjadi kisaran 200—220 mg/dl. Kepala Desa Gegesiklor, Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, itu sempat menghentikan konsumsi asap cair selama 3—4 hari. “Rasanya badan tidak enak, terasa kalau gula darah naik,” katanya.

Heldi memurnikan asap cair kelas 3 menjadi kelas 1 melalui dua tahap pemurnian. Pertama ia memasukkan butiran zeolit ke dalam drum plastik 60 liter sampai zeolit membentuk lapisan setebal satu ruas jari di dasar drum. Selanjutnya ia mengisi drum itu dengan asap cair kelas 3. Zeolit mengendapkan kandungan aspal (tar) dan bahan terlarut berat dalam asap cair.

Perangkat ultraviolet untuk mensterilkan asap cair.

Setelah 24 jam, Heldi menyuling asap cair itu selama 7—8 jam. “Awalnya dengan api besar setelah mendidih api dikecilkan,” kata ayah tiga anak itu. Dari setiap ketel penyulingan volume 60 liter, ia mendapat 7 liter asap cair kelas 1. Ia memurnikan asap cair dengan perangkat ultraviolet lalu mengemasnya dalam botol plastik 250 ml. Setiap bulan, dengan bantuan 10 pekerja, ia memproduksi 500—2.000 botol dengan harga Rp10.000—Rp25.000 per botol.

Harga bervariasi karena tujuannya bukan murni bisnis tapi membantu orang yang memerlukan. Riset dosen Departemen Teknologi Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor, Slamet Budijanto, menunjukkan kandungan utama asap cair kelas 1 adalah zat fenol dalam berbagai bentuk.

Asap cair kelas tertinggi itu pun bebas dari kandungan bahan bersifat toksik seperti hidrokarbon polisiklik aromatik (PAH), formaldehida (formalin), maupun benzoapiren. Slamet menyimpulkan asap cair tergolong bahan tidak toksik. Kasdi, Heldi, Suradi, Irsan, dan Surono Danu membuktikan langsung khasiat dan keamanan konsumsi asap cair. (Argohartono Arie Raharjo)

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Pesona Hutan di Kota Metropolitan

Trubus.id–Warga Provinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta tak perlu bepergian jauh untuk sekadar menikmati atmosfer khas hutan hujan tropis....
- Advertisement -

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img