Trubus.id — Pala menjadi komoditas unggulan perkebunan di Kabupaten Sitaro, Provinsi Sulawesi Utara. Produksi pala rata-rata mencapai 3.000 ton per tahun. Hal itu dikatakan oleh Hanris Barik, pelaku usaha olahan pala.
Menurut Hanris, permasalahan yang saat ini dihadapi adalah daging buah pala yang sering kali terbuang tidak termanfaatkan. Beberapa pelaku usaha olahan saat ini sudah mulai mengolah daging buah pala, tentu untuk meningkatkan nilai jual.
Olahan yang umum dibuat dari daging buah pala di antaranya manisan pala, sirup pala, jus pala, selai pala, dan dodol pala. Baru-baru ini, Hanris mengembangkan daging buah pala menjadi wine pala.
“Wine pala ini sangat disukai oleh turis-turis mancanegara. Sehingga mereka setiap datang ke Kabupaten Sitaro, pasti berkunjung ke tempat kami untuk membeli wine pala sebagai oleh-oleh pulang ke negaranya,” terang Hanris, saat ditemui Trubus di Jakarta Convention Center (JCC), pada acara Perkebunan Expo (Bunex) 2022.
Turis mancanegara yang pernah singgah di tempat Hanris antara lain berasal dari Kanada, Prancis, dan Swiss. Sementara itu, dari dalam negeri, masyarakat dari Jakarta juga sempat singgah untuk menikmati wine pala.
Hanris dalam membuat wine pala selalu mengedepankan kualitas. Ia selalu menghindari buah pala yang terdapat bercak hitam. Menurutnya, itu dapat mengurangi kualitas rasa wine pala.

Membuat wine pala terbilang mudah. Hanris memilah daging buah pala segar hasil panen. Lalu mencucinya, kemudian menggiling untuk diambil sari buahnya. Setelah itu, baru masuk proses fermentasi.
“Masa fermentasi paling cepat 2 bulan, karena kalau kurang dari dua bulan kualitasnya kurang bagus. Semakin lama masa fermentasi, semakin bagus,” tutur Hanris.
Hanris mengemas wine pala dalam dua ukuran. Ukuran kecil 250 ml dan ukuran botol besar 620 ml. Dari 5 kilogram daging buah pala bisa menghasilkan 9 sampai 10 botol berukuran besar.
“Harga yang ukuran kecil Rp65 ribu karena alkoholnya tinggi, sedangkan harga wine pala botol besar Rp75 ribu,” jelasnya.
Manfaat dari mengonsumsi wine pala yakni menghangatkan tubuh. Selain itu, bisa membantu seseorang yang mengalami gangguan susah tidur. Sebetulnya, bukan hanya wine, minuman jenis sirup pala juga membantu seseorang untuk mengatasi masalah tidur.
Untuk olahan lain, daging buah pala bisa diambil minyak asirinya. Bedanya, daging buah pala harus dikeringkan terlebih dahulu. Masa pengeringan dengan panas terik stabil bisa sampai 7 hari.
Adapun untuk mengolah daging buah pala menjadi dodol juga terbilang mudah. Kupas kulitnya, rendam dengan larutan garam dengan tujuan agar rasa sepat atau asam hilang. Selanjutnya, kukus dan lakukan pemblenderan, kemudian dicampur dengan tepung ketan, bawang merah dan bumbu lainnya, lalu dimasak.
Sementara itu, untuk pembuatan selai pala, komposisinya hanya menggunakan daging buah pala murni dengan campuran gula.
Adapun biji pala, menurut Hanris biasa dimanfaatkan sebagai bahan baku industri kosmetik, parfum, dan penambah cita rasa makanan.