Kemal Faisal, C.H., CHT.

Produsen minuman kefir hingga 750 liter sepekan sekaligus mengolahnya menjadi kosmetik.
Usia Kemal Faisal, C.H., CHT., baru 30 tahun ketika memutuskan berhenti dari pegawai negeri sipil di Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat, pada 2003. Semula keluarga menolak rencana pengunduran diri pria kelahiran Bandung, 28 September 1973 itu. Namun, keputusan Kemal bulat, berhenti menjadi abdi negara yang telah ditekuninya selama 5 tahun. Dua belas tahun berselang, Kemal menjelma menjadi produsen kefir kenamaan.
Anak ke-3 dari 9 bersaudara itu memproduksi kefir berbahan baku susu sapi. Lembang, Kabupaten Bandung Barat, memang sentra peternakan sapi perah. Kemal bekerja sama dengan koperasi susu di Lembang untuk memasok susu sapi dengan standar mutu bersih, segar, dan murni. Maksimal 48 jam usai pemerahan untuk susu kolostrum Kemal harus mengolahnya menjadi kefir.
Meningkat 30%
Kemal memproduksi kefir mencapai 25 liter per hari. Menurut Kemal rendemen kefir mencapai 100%. Artinya untuk menghasilkan seliter kefir ia memerlukan 1 liter susu sapi. Kini Kemal juga membuat diversifikasi produk dengan menciptakan varian kefir seperti kefir kolostrum dan kefir susu kambing. Selain itu ia juga berkreasi dengan susu kedelai sebagai bahan baku kefir. Adapun produksi kefir susu kedelai mencapai 5—10 liter per hari.

Ia mengatakan, kefir kedelai sangat cocok untuk penikmat kefir yang alergi terhadap laktosa atau tidak bisa mengonsumsi susu hewani. Pria yang pada 2017 berumur 44 tahun itu mengemas kefir dalam botol bening bervolume 1000 ml dan 500 ml. Semua produksi kefir terserap pasar. Ia menjajakan kefir minuman itu di kafé sekaligus kantor miliknya dengan harga Rp50.000—Rp300.000 per liter.
Permintaan kefir cenderung meningkat pada akhir pekan hingga 30%. Harap mafhum Bandung menjadi destinasi liburan pada akhir pekan. Itulah sebabnya Kemal lazimnya meningkatkan produksi menjelang akhir pekan. Menurut Kemal kendala memproduksi kefir untuk minuman adalah daya tahan yang hanya 7 hari. Itu lantaran ia tak menggunakan bahan pengawet.

“Untuk minuman terkendala di daya tahan yang maksimal hanya semingu,” katanya. Celakanya untuk memperoleh izin produk dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) ketahanan minuman harus di atas 7 hari. “Jika ingin lebih dari 7 hari harus menggunakan pengawet dan itu dapat menurunkan khasiat kefir,” kata Kemal. Meski demikian ia tetap memproduksi kefir tanpa bahan pengawet.
Inovasi baru lain pada 2016 adalah mengolah kefir menjadi kosmetik. Alumnus Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS) itu menjadikan kefir bukan sekadar minuman kesehatan, tetapi juga bahan baku beragam kosmetik. Dengan demikian kulit pun memperoleh “gizi” memadai dari kefir. Kemal memproduksi total 10 jenis kosmetik yakni toner, krim payudara, pembersih muka, krim siang, krim malam, dan sabun—semua berbahan baku kefir.
Kosmetik kefir
Varian teranyar kefir bikinan Kemal yakni krim pencerah untuk wajah. Menurut Kemal masyarakat menerima kosmetik berbahan kefir. Itu terbukti dengan volume penjualan yang terus meningkat. Sebagai gambaran, penjualan paket kosmetik terdiri dari krim pencerah siang malam, toner dan pembasuh wajah semula hanya 500 paket ; kini mencapai 3.000 paket per bulan. Demikian pula permintaan calir atau body lotion yang kini mencapai 3.000 buah per bulan.

Itu peningkatan hingga 600 % dibandingkan dengan permintaan setahun lalu. Oleh karena itu, Kemal meningkatkan produksi kefir sebagai bahan baku kosmetik. Kemal memproduksi kosmetik kefir karena kini masyarakat memandang kosmetik menjadi kebutuhan primer. Contoh kasus di Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat, konsumen rela membeli kosmetik dengan menyisihkan sebagian pendapatannya.
“Ketika saya berkunjung ke Garut, Jawa Barat, daya beli kosmetik di pedesaan cukup tinggi. Total 5 paket kosmetik yang saya bawa habis terjual,” kata Faisal. Menurut Kemal masyarakat kini rela menyisihkan penghasilannya untuk investasi diri untuk menunjang karier. Pemilik Kefir Beauty itu akan terus berinovasi untuk kosmetik, salah satu contoh menghadirkan krim pencerah anyar untuk kulit berbahan dasar kefir.
“Ke depan saya juga akan membuat herbal tetes mata dan pelangsing berbahan dasar kefir,” kata Kemal. Ia berharap makin banyak pegiat kefir di tanah air. Selain itu, regulasi jelas untuk produk kefir minuman. Pasalnya, kefir adalah suatu produk yang berkhasiat dan bermanfaat bagi khalayak. “Sayang sekali suatu hal yang sangat bermanfaat jika tidak dirasakan semua orang,” kata Kemal yang tak sengaja menggeluti kefir.
Produksi meningkat

Kemal menekuni produksi dan bisnis kefir secara tak sengaja. Pria asal Tasikmalaya itu kali pertama menikmati minuman asal pegunungan Kaukasus itu pada tahun 2009. Ia tertarik meminum kefir karena tampilannya mirip yoghurt. Semula Kemal tidak menyangka kefir minuman kaya faedah. Setelah menghabiskan segelas kefir, ia merasa tubuhnya lebih nyaman. Harap mafhum, pada saat itu kondisi pencernaan ayah 3 anak itu kurang baik.
Setelah mengonsumsi kefir “urusan ke belakang” menjadi lancar. Sejak itulah ia makin gandrung mengonsumsi kefir. “Sejak 2009 hingga 2014 selalu berburu kefir jika kondisi tubuh menurun,” katanya. Bahkan, ketika merasa kurang enak badan, pusing, hingga mual, ia lebih memilih mendahulukan konsumsi kefir sebagai solusi permasalahan kesehatannya. Ia merasakan faedah kefir dan mempelajari cara membuatnya.
Pada 2015 ia mendapat bibit kefir dari rekan sekaligus gurunya di Lembang, Jawa Barat. Ia terdorong membuat kefir dengan bahan baku 1 liter susu sapi. Uji coba kefir itu sukses dengan cita rasa yang lezat. Sejak 2016 Kemal memproduksi kefir untuk memenuhi permintaan masyarakat. Semula produksi hanya 30 liter per pekan, kemuduian terus meningkat hingga 750 liter kefir per pekan pada 2016.
Dari perniagaan kefir—baik minuman maupun kosmetik—itulah Kemal meraup omzet besar. Kemal yang juga menekuni hipnoterapi itu, bahkan lebih besar daripada pendapatannya ketika masih menjadi amtenar alias pegawai negeri di Dinas Sosial. Itulah sebabnya Kemal tak pernah menyesal berhenti menjadi abdi negara dan menekuni bisnis kefir. (Muhamad Fajar Ramadhan)