Trubus.id–Inovasi budi daya buah-buahan semakin berkembang. Pekebun selalu berupaya untuk mencetak buah berkualitas. Buah premium pun turut mendongrak harga.
Hasbullah menuai 2,1 ton melon inthanon per 2 pekan. Ia menjual hasil panen melon premium itu ke Jakarta sehingga mendapatkan penghasilan puluhan juta rupiah.
Hasbullah membudidayakan melon premium di dalam rumah tanam berukuran 10 m x 50 m dan berbahan galvanis. Pada 2022, total terdapat 7 rumah tanam.
“Saya akan melakukan ekspansi budi daya melon premium,” ujar pekebun melon di Kabupaten Ngawi, Provinsi Jawa Timur, itu.
Ia mantap untuk membangun rumah tanam baru untuk mencetak melon premium. Menurut Hasbullah budi daya melon di dalam rumah tanam menguntungkan. Meskipun modal kali pertama pembangunan rumah tanam membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Keuntungan budi daya melon menggunakan rumah tanam mengurangi risiko gagal panen karena cuaca ekstrem. Buah yang dipanen kategori premium. Musababnya serangan hama dan penyakit minim.
Puluhan tahun silam budi daya melon di dalam rumah tanam belum populer. Pekebun membudidayakan melon pada guludan tanah tanpa atap plastik ultraviolet.
Pekebun kerap merana apabila terdapat serangan hama. Terlebih pada kondisi tanaman sudah berbuah.
Biaya budi daya melon tidak murah. Musababnya ada nutrisi yang harus rutin diberikan. Pekebun sering terkendala aral lantaran serangan hama.
Upaya yang dilakukan oleh Hasbullah merupakan salah satu solusi yang bisa diadopsi. Tren budi daya melon semakin berkembang.
Kendala selanjutnya selain hama yakni tingginya modal pembuatan rumah tanam berbahan galvanis. Harap mafhum konstruksi berbahan galvanis mahal lantaran tahan lebih lama. Pekebun bisa menggunakan pilihan bahan lain menggunakan kerangka bambu.
Trubus pernah mengulas artikel mengenai kekurangan dan kelebihan berbagai jenis bahan untuk rumah tanam melon (baca Trubus edisi April 2023). Kali pertama Trubus mengangkat topik melon pada 2021.
Saat itu tren cetak melon premium mendobrak permintaan pasar (baca Trubus edisi Februari 2021). Tren budi daya buah-buahan menggunakan rumah tanam sebenarnya tidak hanya pada melon.
Beberapa pekebun anggur juga berupaya mencetak anggur premium. Pekebun anggur menggunakan rumah tanam anggur untuk membudidayakan anggur.
Menurut Ketua Umum Asosiasi Penggiat Anggur Indonesia, Tosan Aji, iklim tropis di tanah air memiliki keunggulan panen buah sepanjang tahun. Sementara sentra subtropis tidak memungkinkan panen saat musim dingin. Kecuali budi daya itu dilakukan di rumah tanam.
“Tren menanam anggur terus tumbuh di tanah air,” ujar Tosan.
Semula budi daya anggur terbatas skala hobi di rumah. Lambat laun banyak pehobi naik kelas ke skala bisnis. Pembukaan konsep agrowisata petik anggur mulai berkembang. Pekebun juga mulai menyediakan bibit untuk dijual.
Kali pertama Trubus menopikkan anggur pada 2018. Saat itu tren penanaman anggur di halaman rumah semakin ramai.
Sebagai contoh, pekebun anggur di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat, Saleh Suryadi, menikmati panen anggur hasil budi daya di halaman rumah.
Terdapat kisah pekebun anggur lain yang memanen anggur di halaman rumah (baca Trubus edisi November 2018). Saleh menanam berbagai jenis anggur seperti chocolate, beauty, laura, dan favor. Di lahan seluas 50 m2 itu, Saleh memanen 20—40 kg anggur.
Hal itu merupakan salah satu terobosan baru di komoditas anggur. Bisnis model anggur memiliki produk turunan yang banyak.
Dari anggur pekebun bisa menghasilkan buah, bibit, dan keuntungan agrowisata. Selain itu produk olahan atau hilirisasi anggur juga semakin beragam. Mulai keripik hingga aneka minuman.
Anggur juga bisa dijadikan sebagai tanaman seni. Salah satu pekebun di Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat, Dodi Kusmana, menerapkan bisnis bonsai anggur. Dodi menanam bibit anggur dan membuahkannya pada pot ceper.
Sebenarnya yang dilakukan oleh Dodi itu menjual nilai seni. Harga setiap bonsai anggur juga cukup fantastis. Bisa mencapai jutaan rupiah per pot. Ulasan lebih lengkap mengenai bisnis bonsai anggur terdapat pada rubrik buah (baca Trubus edisi Oktober 2024).
Tren anggur semakin berkembang ditandai dengan keaktifan komunitas. Beberapa komunitas seperti Komunitas Anggur Tangerang Selatan (KAT) sering mengadakan pertemuan antaranggota.
Pegiat anggur juga aktif menggandeng pemerintahan untuk keberlanjutan jangka panjang. Hal itu membuahkan beberapa varietas baru diresmikan.
Selain melon dan anggur Trubus juga pernah menopikkan buah lain. Misalnya kurma tropis yang panen perdana pada umur 3 tahun (baca Trubus edisi Oktober 2015). Tren buah musiman seperti mangga juga pernah diulas sebanyak empat kali.
Buah lain yang tidak kalah menarik seperti durian beberapa kali diangkat menjadi topik. Trubus menopikkan durian sebanyak 12 kali. Topik alpukat juga beberapa kali diulas.
Trubus menopikkan alpukat dengan angle yang berbeda sebanyak tiga kali. Tren lengkeng dan buah naga juga selalu eksis. Sebanyak empat kali sajian lengkeng menjadi topik utama. Sementara sajian buah naga dalam topik sebanyak tiga kali.