Monday, January 20, 2025

Cara Asyik Atasi Anemia

Rekomendasi
- Advertisement -

Pangan lokal jagung bose kaya zat besi meningkatkan kadar hemoglobin remaja putri. Terbukti mengatasi anemia.

Bubur jagung bose khas Timor dengan fortifikasi zat besi. (Dok. Ludia Simuruk Gasong)

Trubus — Masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT) mengenal jagung bose sebagai penganan tradisional. Mereka mengonsumsi jagung bose ditemani lauk sebagai pengganti nasi. Bahan dasarnya adalah jagung dan kacang tunggak. Adapun santan dan garam untuk menambah cita rasa gurih. Penganan itu lumrah ditemui pada hajatan, upacara adat, dan ritual keagamaan.

Dr. Ludia Simuruk Gasong, S.Pd., M.Si. periset dari Program Studi Teknologi
Pangan Politeknik Pertanian Negeri Kupang. (Dok. Ludia Simuruk Gasong)

Kini mereka dapat mengonsumsi jagung bose lebih mudah dan praktis. Dosen Program Studi Teknologi Pangan Politeknik Negeri Pertanian Kupang, Dr. Ludia Simuruk Gasong, S.Pd., M.Si. meracik formula khusus jagung bose instan kaya zat besi. Ludia menyebutnya jabin kazabe—akronim dari jagung bose instan kaya zat besi. Cara mengolahnya cukup rebus bubuk jabin kazabe dalam 500 ml air selama 20 menit.

Menderita anemia

Masyarakat Kupang memerlukan minimal 1,5 jam untuk membuat jagung bose tradisional. Itu belum termasuk perendaman jagung dan kacang tunggak semalaman untuk mempermudah proses pemasakan. Itulah sebabnya pengolahan jagung bose instan sangat praktis. Jabin kazabe yang merupakan hasil riset Ludia selama tiga tahun. Ada tiga tahap penelitian hingga tercipta jabin kazabe.

Bubur papeda makanan pokok dari sagu. (Dok. Trubus)

Ludia menyurvei preferensi makanan pokok yang dikonsumsi subjek penelitian. Ada 57 remaja putri dari Madrasah Aliyah (MA) Hidayatullah Batakte Kota Kupang dan Politeknik Pertanian Negeri Kupang terlibat sebagai subjek penelitian. Ternyata hampir seluruh subjek mengonsumsi nasi sebagai makanan pokok, disusul mi instan dan roti, sereal, ubi jalar, dan jagung.

Padahal data Badan Pusat Statistik menyebutkan Nusa Tenggara Timur provinsi dengan tingkat konsumsi jagung per kapita tertinggi yakni 39,21 kg/kapita/tahun. Survei berikutnya mengetahui pola konsumsi dan status gizi subjek. Sebesar 52,6% subjek memiliki indeks massa tubuh (IMT) normal, sedangkan 36,8% kurang dan 10,5% memiliki IMT berlebihan.

Tingkat konsumsi jagung Nusa Tenggara Timur tertinggi yakni 39,21 kg/kapita/ tahun.

Dilihat dari kadar hemoglobin (Hb), rerata tergolong rendah yakni 9,93 g/dl. Sebesar 47,4% subjek menderita anemia ringan dengan kadar Hb 10,00—11,90 g/dl, 21% anemia sedang, dan 7% anemia berat. Hanya 24,6% subjek memiliki kadar Hb normal yakni lebih dari 12 g/dl. Berdasarkan temuan itu, doktor Ilmu Gizi Manusia Institut Pertanian Bogor itu mengembangkan panganan lokal jagung bose dengan fortifikasi zat besi (Fe).

Fortifikasi merupakan pengayaan nutrisi untuk meningkatkan kandungan gizi suatu zat. Seporsi jagung bose instan (100 g) terbuat dari 60 g tepung jagung, 10 g kacang tunggak, 20 g tepung santan, 5 g gula, 3 g garam,dan 2 g maizena. Setiap porsi mengandung zat besi 19,11 ppm. Jumlah itu dapat memenuhi 73,5% kebutuhan zat besi harian remaja putri yakni 26 mg/orang/hari.

Subjek mengonsumsi jabin kazabe tiga kali per pekan selama dua bulan. Hasilnya konsumsi jabin kazabe dapat meningkatkan kadar Hb subjek sebesar 1,73 g/dl. Selain zat besi, bubur jagung bose instan mengandung karbohidrat total sebesar 78,13%, lemak total 8,90%, dan protein 9,49%. Subjek remaja putri memang rentan anemia. Itu lantaran mereka mengalami menstruasi setiap bulan.

Uji klinis

Salah satu cara mencegah anemia adalah dengan konsumsi suplemen Fe. Konsumsi suplemen Fe saja tidak cukup. Musababnya ada unsur protein yang turut menyusun hemoglobin. Prof. Dr. Ir. Evy Damayanthi, M.S. dari Departemen Gizi Masyarakat IPB mengatakan, “Heme itu zat besi sedangkan globin adalah protein. Untuk mencegah anemia tidak hanya melulu konsumsi makanan tinggi Fe tetapi juga kaya protein. Jagung juga sumber protein nabati.”

Santan menambah cita rasa gurih jagung bose.

Sejatinya fortifikasi dapat bersifat wajib dan suka rela. Fortifikasi massa tergolong wajib. Itu merujuk pada penambahan satu atau lebih zat gizi mikro pada makanan yang dikonsumsi banyak orang. Contohnya sereal, tepung terigu, bumbu, dan susu. Fortifikasi asam folat wajib untuk tepung terigu untuk menurunkan risiko cacat lahir.

Sementara itu, ada fortifikasi target yang bisa tergolong wajib atau suka rela. Fortifikasi target lazimnya ditujukan untuk makanan yang dikonsumsi kelompok populasi tertentu. Contohnya makanan pelengkap untuk bayi dan anak-anak, makanan tambahan di sekolah, biskuit khusus anak-anak dan wanita hamil, serta makanan darurat untuk pengungsi.

Adapun fortifikasi berbasis pasar bersifat suka rela. Produsen berinisiatif untuk memperkaya zat gizi mikro semata karena orientasi bisnis. Evy mengatakan, “Fortifikasi pangan lokal belum banyak dilakukan. Riset jabin kazabe sudah melalui uji klinis, sebab sudah dicobakan pada subjek uji manusia.” Fortifikasi dirancang untuk dikonsumsi setiap hari.

Formula jabin kazabe kreasi Ludia tahan simpan hingga setahun. Evy menuturkan, campuran bahan kering dapat bertahan lama tanpa tambahan bahan pengawet asal disimpan dengan benar. Jagung bose instan mempermudah konsumsi. Ludia berharap masyarakat mempunyai ragam pilihan makanan pokok selain nasi. Tak hanya sumber karbohidrat, tapi juga kaya zat besi dan nutrisi lain.

Selain nasi dan jagung bose, masih banyak makanan pokok lain yang berkembang secara lokal. Sebut saja nasi tiwul dari singkong, nasi jagung, hingga bubur papeda dari sagu. Oleh karena itu, pengembangan pangan lokal perlu digiatkan agar kita tak melulu bertumpu pada nasi. (Sinta Herian Pawestri)

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Budi Daya Buah Premium: Dari Melon hingga Anggur di Rumah Tanam

Trubus.id–Inovasi budi daya buah-buahan semakin berkembang. Pekebun selalu berupaya untuk mencetak buah berkualitas. Buah premium pun turut mendongrak harga.  Hasbullah...
- Advertisement -

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img