Trubus.id—Tanaman saca dapat diolah menjadi minyak. Caranya dengan mengupas cangkang untuk mengeluarkan biji. Ada dua cara yang dilakukan pengolah minyak saca. Sebagian menjemur buah bintang selama 1—2 pekan tergantung cuaca.
Cara itu lazimnya dilakukan petani dengan luasan besar atau populasi tinggi yang memanen tiap hari. Lainnya membiarkan buah mengering di tanaman karena frekuensi panen hanya sebulan sekali. Biasanya hal itu dilakukan petani yang menanam di luasan kecil dengan populasi sedikit.
Rendemen pengupasan cangkang rata-rata 25%, artinya sekilogram biji memerlukan 4 kg buah bintang. Petani juga mengupas testa atau selaput biji. Sebelum mengupas testa, pengolah menyortir biji. Tujuannya menyingkirkan biji kopong, rusak, atau muda agar tidak merusak kualitas minyak.
Pengupasan testa mengurangi 35—40% bobot biji, artinya sekilogram biji kupas memerlukan 1,5—1,7 kg biji bertesta. Penjemuran mengurangi kadar air sekaligus mengurangi zat tanin penyebab rasa pahit dalam biji. Pengupasan testa sebaiknya dilakukan sesaat sebelum pengolahan.
Biji tanpa testa mengundang serangga perusak sehingga tidak tahan simpan. Setelah penjemuran biji mentah tanpa testa itu bisa langsung dilumat untuk mendapatkan minyak dengan kempa ulir (screw press). Bisa pula disangrai sebentar di suhu 600C untuk mensterilkan sekaligus meminimalkan sisa tanin sebelum masuk kempa ulir.
Namun pengolah di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat seperti Muhamad Abdurahman memilih penyangraian biji mentah tidak lagi ia lakukan karena berisiko memunculkan rasa gosong pada minyak.
Anda dapat menggunakan mesin kempa ulir portabel bertenaga listrik dengan kapasitas 3 kg per jam. Seliter minyak memerlukan 5—7 kg biji saca, artinya ia mengempa selama dua jam sesuai kapasitas mesin.
Jika memperhitungkan dari buah bintang, seliter minyak memerlukan 24—27 kg buah bintang. Harga minyak saca amat fantastis, Rp1 juta per liter. Peminat minyak saca cukup banyak.