Trubus.id— Keberadaan kotoran sapi tanpa pengolahan yang tepat bisa menimbulkan pencemaran udara. Agar hal itu tidak terjadi, pengolahan kotoran sapi menjadi kompos bisa menjadi alternatif bermanfaat.
Kompos merupakan produk hasil dari dekomposisi bahan organik kompleks menjadi sederhana dengan memanfaatkan mikroorganisme pengurai.
Selain mampu memperbaiki kerusakan tanah akibat penggunaan pupuk anorganik, pengomposan juga mampu menghilangkan bau feses dan menyediakan bahan organik untuk tanaman.
Oleh karena itu, Mahasiswa KKN PPM Universitas Gadjah Mada (UGM) memberi pelatihan pembuatan kompos berkualitas kepada warga Pedukuhan Gegunung, Kelurahan Sendangsari, Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kuloprogo.
Mahasiswa KKN-PPM UGM, dari Fakultas Peternakan UGM, Alya Tasyarofa, mengatakan proses pengomposan mudah dikerjakan dan tidak membutuhkan biaya yang besar.
“Untuk pembuatan pupuk bahan-bahan yang dibutuhkan mudah ditemukan. Siapkan 50 kg kotoran sapi, 2 kg sekam, 2 kg kapur, serta campuran starter berupa 1 tutup botol EM4, 250 ml molases, dan 250 ml air,” jelas Alya, dilansir dari laman resmi Fakultas Peternakan UGM.
Alya menyampaikan bahwa setelah proses pencampuran, pupuk harus ditutup rapat dan dilakukan pembalikan setiap minggu selama 1 bulan. Masyarakat merasa puas dengan program pelatihan pembuatan pupuk kompos oleh mahasiswa KKN PPM UGM.
Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) yang juga menjadi peserta pelatihan, Puji Lestari, menuturkan dengan pembuatan pupuk kompos akan mengurangi limbah dan pencemaran udara akibat bau.
“Kegiatan pelatihan ini sangat bermanfaat jika diterapkan di lingkungan Pedukuhan Gegunung terutama untuk mendukung kegiatan kelompok tani yang mana pupuk nantinya akan digunakan untuk media tanam. Saya berharap dengan adanya pelatihan ini pengolahan limbah kotoran sapi dapat terus berjalan,” papar Puji Lestari.