Trubus.id— Mengemas gula aren untuk ekspor perlu teknik khusus. Tujuannya agar kualitas produk terjaga. Yayasan Masarang di Kota Tomohon, Sulawesi Utara, rutin mengekspor gula semut ke mancanegara 4 kali setahun.
Negara tujuan ekspor yaitu Belanda, Singapura, dan Amerika Serikat. “Sejak pandemi kami baru memulai ekspor 2 kontainer gula semut lagi ke Belanda pada 2022,” kata Direkrur PT Gunung Hijau Masarang, Aulia Reinozha Akbar.
Satu kontainer berkapasitas 7—13 ton gula aren semut. Permintaan pun masih berdatangan dari pembeli di Bulgaria, Inggris, dan Hongkong. Namun, baru terpenuhi sekitar 200 kg ke Hongkong.
Ekspor itu membuktikan gula aren semut produksi Yayasan Masarang berkualitas prima. Menurut Reino—panggilan akrab Aulia Reinozha Akbar—konsumen mancanegara menginginkan kualitas gula aren yang prima.
Gula semut berwarna cokelat, kadar air 1,5—2%, kemurnian 100%, serta bebas logam dan benda asing. Sejumlah negara mensyaratkan sertifikat food safety seperti Hazard Analysis and Critical Control Points (HACCP) dan sertifikat organik.
Gula aren produk PT Gunung Hijau Masarang sudah mengantongi sertifikat organik dari United State Departement of Agriculture (USDA). Bahan baku pembuatan gula aren di PT Gunung Hijau Masarang berasal dari 192 petani di Tomohon.
Lalu bagaimana teknik pengemasan yang baik untuk menjaga kualitas produk agara aman hingga ke negara tujuan? Setelah proses produksi, sortir gula semut dengan kriteria kadar air kurang dari 1,5%, warna cokelat muda, dan terbebas dari benda asing.
Kemas gula aren dengan pembungkus yang aman untuk konsumen (food grade), lalu timbang. Anda dapat mengetahui lebih lanjut pembahasan bisnis keren gula aren di Majalah Trubus Edisi 644 Juli 2023.
Majalah Trubus Edisi 644 Juli 2023 mengupas tuntas terkait peluang bisnis gula aren baik ekspor maupun domestik. Dapatkan Majalah Trubus Edisi 644 Juli 2023 di Trubus Online Shop atau hubungi WhatsApp admin pemasaran Majalah Trubus.