Trubus.id—Anak muda semakin banyak yang terdiagnosis diabetes karena gaya hidup yang makin tidak sehat (sedentary life). Sebut saja berlebihan konsumsi gula atau karbohidrat serta kurang beraktivitas fisik seperti olahraga.
Menurut Ketua Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), dr. Inggrid Tania, M.Si., seseorang yang obesitas atau kegemukan berpotensi menderita diabetes.
Selama ini penanganan diabetes dengan menggunakan obat-obat kimia atau terapi insulin. Cara lainnya yakni menggunakan tanaman berkhasiat obat seperti daun lamtoro (Leucaena leucocephala).
Itu berdasarkan hasil riset peneliti di Jurusan Farmasi, Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Universitas Negeri Gorontalo, Juliyanty Akuba dan rekan. Menurut para periset itu daun lamtoro berpotensi sebagai penurun gula darah.
Pengujian dilakukan secara praklinis pada mencit jantan. Hasil penelitian menyatakan ekstrak daun lamtoro 96% menurunkan kadar gula darah hingga 59%. Hasil pengujian menunjukkan perbedaan konsentrasi ekstrak daun lamtoro memengaruhi efektivitas penurunan gula darah.
Juliyanty menyatakan flavonoid dalam daun lamtoro menurunkan kadar glukosa darah tikus dengan merangsang pelepasan insulin pada sel beta pankreas untuk disekresikan ke dalam darah. Selain itu flavonoid mengembalikan sensitivitas reseptor insullin pada sel.
Adapun cara alkaloid menurunkan kadar glukosa darah dengan menghambat enzim alfaglukosidase pada lapisan dalam usus dua belas jari sehingga penguraian polisakarida menjadi monosakarida terhambat.
Itulah yang mengakibatkan glukosa yang dilepaskan dan diserap berjalan lebih lambat. Menurut Inggrid rebusan daun atau biji lamtoro memiliki riwayat penggunaan secara tradisional di negara-negara Asia, termasuk di Malaysia dan Indonesia.
Masyarakat di kedua negara itu lazim memanfaatkan daun atau biji lamtoro untuk mengatasi beragam keluhan kesehatan seperti kencing manis, cacingan, diare, demam, nyeri otot, dan meredakan premenstrual syndrome ( (PMS).
Inggrid mengatakan, penelitian fitokimia secara in vitro dan in vivo pada hewan coba membuktikan khasiat antidiebtes. Penelitian klinis (uji klinis) pada manusia diperlukan untuk mengonfirmasi khasiat itu secara lebih valid.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa lamtoro mengandung senyawa terpenoid, alkaloid, flavonoid dan tanin yang bersifat menurunkan gula darah (hipoglikemik) atau antidiabetes. Senyawa terpenoid bekerja dengan merangsang pengeluaran hormon insulin.
Inggrid menyarankan untuk merebus 15 gram daun lamtoro segar dalam 2 gelas air mendidih hingga airnya tersisa 1 gelas. Minum larutan itu 1—3 kali per hari. Dengan cara itu masyarakat bisa mendapatkan khasiat antidiabetes daun lamtoro.