Trubus.id — Makanan beku (frozen food) dianggap sebagai solusi memenuhi kebutuhan makanan di tengah beberapa keterbatasan, seperti waktu dan bahan baku. Selain itu, makanan beku bisa disimpan dalam jangka waktu lama dalam lemari pendingin tanpa memengaruhi rasa dan kualitas.
Keunggulan frozen food membuat sebagian pegawai PT PLN (Persero) yang memasuki masa purnabakti tertarik mempelajari lebih dalam tentang seluk-beluk bisnis makanan itu.
Persiapan memasuki masa purnabakti perlu dilakukan beberapa tahun sebelum peserta benar-benar pensiun. Pasalnya, diperlukan persiapan materi dan mental yang baik untuk menghadapi masa purnabakti.
Itu sebabnya PT PLN (Persero) mengadakan pembekalan entrepreneurship untuk membangun jiwa wirausaha pegawai agar bisa merintis usaha di masa purnabakti.
Ada banyak kelas entrepreneurship yang bisa dipilih sesuai minat dan bakat, salah satunya bisnis frozen food. Kelas pembekalan entrepreneurship frozen food terselenggara pada 12–15 September 2022 di Kota Malang, Jawa Timur.
Salah satu peserta asal Bali, I Gusti Ayu Putu Sumartini, belum pernah mencoba usaha pengolahan frozen food. Meski begitu, ia tertarik mempelajari bidang usaha itu.
“Pertama modal usaha ini tidak terlalu besar. Kemudian permintaan pasar dan minat konsumen terhadap makanan siap saji sangat besar karena mudah dalam penyajiannya dan bisa dipakai sebagai stok bahan makanan di rumah. Cukup awet dan dapat disimpan berhari-hari di dalam kulkas sehingga makanan siap saji sangat diminati terutama oleh ibu-ibu pekerja yang tidak mempunyai banyak waktu untuk berlama-lama di dapur. Dari pengamatan saya ini maka saya berkeinginan untuk membuka usaha frozen food,” papar I Gusti.
Pembekalan entrepreneurship dilakukan selama 4 hari dengan agenda tiga hari di kelas dan satu hari kunjungan ke lokasi produksi salah satu merek frozen food ternama di Kota Malang. Materi dalam pelatihan itu merupakan materi penting dalam usaha makanan beku mulai dari hulu hingga hilir. Materi yang diajarkan meliputi prospek frozen food, bahan baku dan alat, teknik pengawetan, perizinan, sertifikasi halal, distribusi, dandigital marketing.
Saat kunjungan ke lapang, mereka praktik membuat salah satu produk yang disukai banyak orang, yaitu pangsit dan siomay. Meskipun tergolong banyak, materi-materi itu sangat berguna sebagai bekal memulai usaha makanan beku.
“Di sini banyak sekali yang didapat untuk melakukan pembekuan makanan atau sayuran lainnya. Jadi untuk bisnis ke depan bisa mempersiapkannya lebih baik supaya bisa mendukung ekonomi keluarga,” kata peserta asal Malang, Jawa Timur, Kritina Yosevana.
Seluruh peserta yang mengikuti pelatihan belum pernah belajar tentang bisnis frozen food. Namun, setelah mengikuti pelatihan, beberapa orang berhasil mendaftarkan nomor induk berusaha (NIB) dan memiliki akun di Sihalal. Itu merupakan langkah kecil yang sangat penting ketika memulai usaha makanan sehingga ketika mereka memulai usaha bisa melanjutkan dengan perizinan-perizinan lain.
“Jadi mungkin kalau punya usaha, bisa punya perizinan usaha di NIB. Kemudian kalau punya usaha makanan dilanjutkan mungkin perizinan di PIRT, BPOM, ataupun dengan legalitas halal,” kata pemateri tentang perizinan dan sertifikasi halal, Angga Wira Perdana.
Dari keberhasilan itu, Angga berharap sebagian peserta bisa memulai usaha barunya menjelang masa pensiun. “Dari kami tim instruktur dan tim penyelenggara mungkin ada minimal 50% atau 80% peserta itu memulai usaha barunya di situ,” ujar Angga.
Pembekalan entrepreneurship frozen food diselenggarakan oleh Kelas Trubus yang bekerja sama dengan PLN. Kelas Trubus merupakan platform pelatihan di bidang agribisnis yang mengadakan pelatihan dengan berbagai model, baik online, offline, maupun kelas hybrid seperti kelas pembekalan entrepreneurship frozen food.
Sebagai informasi, Anda bisa memilih dan mengikuti pelatihan yang digelar Kelas Trubus di www.kelastrubus.id atau menghubungi WhatsApp admin Kelas Trubus. (Zahrotul Millah)