Friday, January 24, 2025

Gairah Berkebun di Kota

Rekomendasi
- Advertisement -
Komunitas Jakarta Berkebun memanfaatkan lahan tidur di antara gedung untuk lahan pertanian.
Komunitas Jakarta Berkebun memanfaatkan lahan tidur di antara gedung untuk lahan pertanian.

Maraknya tren pertanian perkotaan harus didukung tersedianya benih berkualitas tinggi.

“Semangat! Besok pagi panen sayuran!” Kalimat itu terpampang di bawah foto hamparan tanaman kangkung dan bayam berlatar belakang gedung pencakar langit. Senyum terkembang di bibir Rahma Aulia (32 tahun). Dalam hitungan menit saja gambar yang ia unggah ke media sosial itu sudah mendapat puluhan komentar positif. Kebanyakan netizen–sebutan pengguna internet—tertarik untuk bergabung.

Mereka mencari informasi lebih rinci tentang kegiatan berkebun di perkotaan alias urban farming yang Rahma lakukan. “Sebagai wanita pekerja di Jakarta, tingkat stresnya tinggi. Berangkat kerja bareng matahari terbit, saat pulang nggak ketemu matahari juga. Jadi, akhir pekan saya manfaatkan untuk bercocok tanam di lahan sebelah rumah sebagai refreshing,” ujar Rara, sapaannya.

Saat ini sudah tersedia benih lokal bersertifikat yang menjamin kualitas dan potensi produksi setara dengan benih impor.
Saat ini sudah tersedia benih lokal bersertifikat yang menjamin kualitas dan potensi produksi setara dengan benih impor.

Cepat panen
Bagi banyak orang, berkebun menjadi hal yang sulit dilakukan di perkotaan, apalagi di Jakarta yang sarat berbagai masalah lingkungan. Mulai dari polusi udara, lahan yang sempit, serta buruknya kondisi tanah dan udara. Namun, sulit bukan berarti tidak mungkin. Berkebun bisa dilakukan di lahan kosong, halaman rumah, bahkan balkon. Itulah yang dilakukan Rara sebagai pegiat “Jakarta Berkebun.”

Ia bersama teman dalam komunitasnya berinisiatif menanami lahan kosong di sebelah rumahnya di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Setelah mengantongi izin dari pemilik lahan, pada Maret 2014 ia mulai persiapan penanaman. Rara memilih sayuran daun karena cepat panen. “Kangkung yang paling cepat masa panennya, yaitu 21 hari saja. Lebih cepat jika dibandingkan dengan selada, pakcoy, dan sawi yang membutuhkan waktu satu bulan,” ujar perempuan yang bergabung di komunitas sejak April 2013 itu.

Pemerintah melalui Kementerian Pertanian juga memberikan perhatian khusus pada pemanfaatan lahan di perkotaan melalui Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL).

Menurut Pedoman Umum Model KRPL yang dikeluarkan Kementerian Pertanian pada 2011, Kawasan Rumah Pangan Lestari merupakan himpunan dari Rumah Pangan Lestari (RPL) yaitu rumah tangga dengan prinsip pemanfaatan pekarangan yang ramah lingkungan dan dirancang untuk pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi, diversifikasi pangan berbasis sumberdaya lokal, pelestarian tanaman pangan untuk masa depan, serta peningkatan pendapatan keluarga.

Pelaksanaan di lapangan di bawah koordinasi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) di seluruh Indonesia. Ramin Saaman, warga Kramatjati, Jakarta Timur, salah satu peserta KRPL yang berhasil. Sejatinya ia merintis sejak 2001 karena kekhawatiran semakin mahalnya harga pangan. Apalagi saat ini fakta menunjukkan ketergantungan pangan dari negara lain alias impor.

”Padahal semua itu dapat diproduksi di dalam negeri. Untuk itu saya berupaya bagaimana memanfaatkan pekarangan rumah menjadi lahan pertanian,” ujar pensiunan perusahaan farmasi itu. Ia lalu memanfaatkan halaman dan pekarangan rumah seluas 1.500 m2 menjadi lahan produktif. Segala kebutuhan pangan, mulai sayur-mayur, obat-obatan, dan buah-buahan ditanamnya.

Mandiri
Selain kegiatan yang dilakukan bersama komunitas dan pemerintah, urban farming dilakukan juga secara mandiri. Endang Wahyudin, di Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat, memanfaatkan dak di lantai atas rumahnya seluas 300 m2 untuk budidaya tanaman sayur dengan sistem akuaponik. Ia mengembangkan teknik itu sejak 2009 setelah mendengar cerita puteranya yang pulang tugas dari Jerman.

“Anak saya mengatakan kalau di Eropa harga sayuran mahal, karena lahan pertanian terbatas dan harus impor dari negara beriklim tropis. Maka dari itu, berkembang teknologi budidaya di lahan sempit seperti akuaponik,” ujar Endang. Ia kemudian mencari informasi melalui berbagai literatur dan mulai membuat instalasi sederhana. Awalnya berupa 4 kolam berukuran masing-masing 3 m x 2 m yang di atasnya ditaruh 6 talang sepanjang 4 meter berisi 32 lubang tanam.

Satu kolam berisi 25 ikan mujahir ukuran sedang. Saat ini pensiunan perusahaan tekstil itu memiliki 12 instalasi akuaponik dengan 2.300 lubang tanam. Hasil tanaman sayur berupa bayam, pakchoy, sawi, dan selederi dijual dan sebagian dibagi ke tetangga. Harga bayam Rp25.000 per kg, sedangkan sayuran daun lain Rp15.000 per kg.

Kebutuhan pangan masyarakat kota terpenuhi melalui berkebun di pekarangan.
Kebutuhan pangan masyarakat kota terpenuhi melalui berkebun di pekarangan.

Perhatikan benih
Para penggiat pertanian kota itu menggunakan benih yang didapat dari pasar maupun langsung dari produsen. Sebelum penanaman, mereka memberi perlakuan agar pertumbuhan benih tinggi. Soeparwan Soleman di Parongpong, Bandung, mencuci benih di air yang mengalir. “Benih dalam kemasan biasanya dilapisi dengan berbagai pestisida atau fungisida. Saat akan disemai, lapisan itu dapat dihilangkan untuk mempercepat tumbuhnya tunas,” ujar Soeparwan yang mengusahakan sayuran organik.

Endang memilah benih dengan cara merendam dalam air selama sehari. Benih yang memiliki daya tumbuh baik akan tenggelam, sedangkan benih buruk mengambang di permukaan. Berdasarkan Undang-undang No. 12 tahun 1992, benih bermutu mempunyai beberapa ciri, yakni produktivitasnya tinggi, pertumbuhan seragam, dan mutu genetisnya tinggi, yaitu struktur gen dalam kromosom sama pada setiap tanaman dalam varietas tersebut.

Guru besar Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof Dr Ir Dwi Andreas Santosa, MS, menyatakan 60% keberhasilan atau kegagalan usaha tani ditentukan oleh benih. Menurut Ketua Umum Asosiasi Bank Benih Tani Indonesia itu, saat ini pasar benih didominasi oleh industri benih asing besar. Selain itu, benih impor juga masuk untuk memenuhi kebutuhan petani.

Untuk memenuhi kebutuhan benih bermutu tinggi, saat ini sudah ada produsen lokal yang memiliki sertifikat jaminan mutu. Salah satunya adalah PT Agri Makmur Pertiwi. Menurut Sujono, anggota staf Bagian Marketing PT Agri Makmur Pertiwi, perusahaannya memproduksi benih berbagai macam sayuran untuk membendung serbuan benih impor ke petani.

“Benih kami sudah teruji dan memang cocok dengan iklim tropis. Daya tumbuh benih tinggi. Jaminan bagi produk tinggi petani,” ujar Sujono. Produk unggulan PT Agri Makmur Pertiwi adalah benih sayuran daun seperti sawi, pakchoi, dan bayam. Menurut Sujono, benih sayuran daun produknya menjadi favorit para pembudidaya hidroponik skala bisnis karena pertumbuhannya bagus dan tahan hama penyakit.

Dwi Andreas Santoso menegaskan, Indonesia harus mampu menyediakan benih-benih berkualitas dalam upaya peningkatan produktivitas Nasional. Kedaulatan petani atas benih harus dikembalikan kepada petani dan institusi lokal. “Peningkatan hak dan kedaulatan petani atas benih, input pertanian, penanganan pascapanen, dan pengolahan produk pertanian adalah sebagaian cara untuk mewujudkan kedaulatan pangan,” pungkas Andreas. (Muhammad Hernawan Nugroho)

Siasat pilih Benih

Sangat banyak pilihan merek benih kualitas unggul di pasaran.
Sangat banyak pilihan merek benih kualitas unggul di pasaran.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih benih yang ditemukan di pasaran. Menurut Fathurrohman dari PT East West Seed Indonesia, benih yang baik wajib memiliki dan mencantumkan sertifikasi dari lembaga sertifikasi pemerintah pada label kemasannya. Uji sertifikasi meliputi perkecambahan, kemurnian, dan adaptasi.

Itu sejalan dengan yang disampaikan Kepala sub Ditjen Benih Sayuran Direktorat Pembenihan, Kementerian Pertanian, Ir Fitriansyah Kosim. Ia mengatakan benih sayuran yang akan dilepas ke pasar harus didaftarkan dahulu ke Kementerian Pertanian untuk dilakukan pengujian dan diterbitkan sertifikasi kelayakan benihnya. Hal lain yang harus tercantum di kemasan adalah tingkat kemampuan hidup atau germinasi. Fathurrohman menyatakan tingkat germinasi juga merupakan jamiman kualitas, karena merupakan kemampuan benih untuk berkecambah dan hidup. Tingkat germinasi yang dipatok oleh pemerintah minimal 80%.

Keterangan lain yang tidak kalah penting adalah tanggal kadaluarsa. Perusahaan benih biasanya menerapkan waktu kadaluarsa 1,5—2 tahun dari tanggal produksi. Benih kadaluwarsa menyebabkan kemampuan germinasi turun. Perusahaan penyedia benih biasanya juga mencantumkan nomer pelayanan pelanggan sehingga konsumen dengan mudah menghubungi bila ada keluhan.

Selain dari kemasan, benih unggul dapat dilihat dari tampilan fisiknya. Menurut Slamet Sulistiono dari produsen benih Bintang Asia, benih yang bagus memiliki warna homogen, ukuran sama besar. Dengan ukuran dan warna dengan keseragaman tinggi, maka hampir dapat dipastikan kualitasnya pun sama. Sujono dari produsen Benih Pertiwi menambahkan, untuk benih yang berukuran besar seperti kangkung atau mentimun, kondisi kesehatan benih dapat dilihat langsung dengan kasat mata. Pada benih tidak sehat biasanya adanya lubang-lubang kecil yang disebabkan oleh hama. (Muhammad Awaluddin)

 

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Aplikasi Anyar Pendeteksi Varietas Cabai

Trubus.id–Tim peneliti di Pusat Riset Sain Data dan Informasi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama Balai Pengujian Standar...
- Advertisement -

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img