Trubus — Kesuksesan Purnanik, A.Pi. menjadi pengusaha olahan ikan tidak dicapai dalam semalam. Begitu banyak tantangan mengadang pemilik CV Bening Jati Anugrah (Beja), Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, itu. Yang paling anyar penurunan omzet 40—50% pada September 2016—Juli 2017. Omzet Ani—panggilan akrab Purnanik—yang semula Rp400 juta—Rp500 juta merosot menjadi Rp350 juta—Rp400 juta.
Bahkan pada November 2017 pun perempuan berumur 50 tahun itu belum mendapatkan omzet “normal”. Menurut Ani anjloknya omzet lantaran adanya somasi dari restoran cepat saji yang mempermasalahkan penamaan ekado pada salah satu produk Ani. Penyelesaian masalah itu masih dalam proses. Secara tidak langsung somasi itu mempengaruhi produksi. Selain itu Ani menduga omzet menipis karena daya beli masyarakat pun menurun.
“Ada agen yang semula memesan 100 pak, sekarang hanya 50 pak,” kata perempuan alumnus Sekolah Tinggi Perikanan (STP) Jakarta itu. Tantangan lainnya yakni pada 2012 aset CV Beja terancam disita bank. Musababnya Ani tidak mampu menyicil pinjaman karena tidak ada produksi. Saat itu ia sulit memperoleh bahan baku berupa surimi dan mince karena iklim Indonesia tidak menentu sehingga nelayan juga susah mendapatkan ikan laut.
Beruntung ada bantuan dari bank pemerintah lain yang menolong sehingga aset CV Beja aman. Bahkan bank itu memberikan pinjaman lebih banyak sehingga Ani dapat merenovasi pabrik dan mengurus izin edar produk. Jadi masyarakat masih bisa mencicipi makanan sehat berbahan ikan kreasi Benning Food. (Riefza Vebriansyah)