Trubus — Menurut Wakil Ketua Specialty Coffee Association of Indonesia (SCAI), Daroe Handojo, kualitas kopi tergantung pada para pelaku, termasuk dukungan pemerintah daerah. “Salah satu contoh yang mendukung misalnya Jawa Barat,” kata Daroe. Menurut Daroe Jawa Barat salah satu daerah yang menghidupkan kembali potensi kopi. “Pangalengan mulai paling depan diikuti Garut dan Cirebon yang diperkirakan segera menyusul sebagai sentra baru,” katanya.
Ada anggapan keliru bahwa robusta inferior dibandingkan dengan arabika. Menurut Daroe, kopi robusta asal Indonesia semuanya spesial dan memiliki kualitas lebih dibandingkan dengan robusta asal negara lain. Ekspor ke luar negeri pun 80% didominasi oleh robusta. “Saking terkenalnya kualitas robusta Indonesia, jika pedagang di luar negeri memberi embel-embel robusta sumatera maka kopi akan laris,” katanya.

Indonesia memiliki tanah dan iklim unik. Kopi asal Indonesia layak mendapat harga premium. “Secara garis besar seluruh daerah di tanah air bisa mengembangkan kopi berkualitas,” kata Daroe. Bahkan di tanah gambut pun kita bisa mengembangkan kopi liberika. Karena potensi tiap daerah di tanah air unik dibuatlah indikasi geografis untuk lebih menghargai kualitas produk petani.
Indikasi geografis adalah pengakuan bahwa di suatu daerah memiliki kekhasan tertentu. Sejarahnya merujuk pada anggur. Sampanye yang dihasilkan hanya dari kota Champagne saja yang diakui. Produk serupa yang bukan berasal dari Kota Champagne tidak diakui sebagai sampanye. Hal itu juga kini berlaku untuk kopi. Daroe mengatakan, indikasi geografis dipakai untuk menjaga mutu produk.
“Contoh jika Aceh kehabisan stok kopi, lalu mengambil kopi dari Jawa. Kemudian menjual dengan emebel-embel kopi aceh. Hal itu sudah tidak berlaku kini, dan sudah masuk pasal pidana,” kata pemilik sertifikat q arabica grader, Coffee Quality Institute itu. Menurut pemerhati kopi di Bandung, Jawa Barat, Adi Taroepratjeka, indikasi geografis tidak berarti menyeragamkan rasa. “Iklim mikro, varietas, dan pascapanen bebeda berperan menghasilkan citarasa berbeda,” katanya. Adi menambahkan, rasa asam dicari penikmat kopi modern. (Muhamad Fajar Ramadhan/Peliput: Muhammad Awaluddin)