Wednesday, September 11, 2024

Jagoan Tangkar Kucing Unik

Rekomendasi
- Advertisement -

Jimmy Hartato Oetji

Strategi Jimmy Hartato Oetji menangkarkan jenis kucing unik berujung pada deretan panjang pehobi yang antre untuk mengadopsi kucing hasil tangkarannya.

Jimmy H Oetji menangkarkan kucing jenis american short hair
sejak 2015. (Dok. Trubus)

Trubus — Jimmy Hartato Oetji meminta izin tidak masuk kerja untuk memenuhi undangan dari Cat Fanciers’ Association (CFA) International Division yang menyelenggarakan acara Award Banquet di Bali. Acara itu diselenggarakan pada Sabtu, hari Jimmy bekerja. “Saya selama enam bulan tidak ada libur. Setelah enam bulan bekerja, baru saya dapat jatah libur tiga minggu sekaligus,” ujar pemuda 34 tahun itu.

Sehari-hari Jimmy memasarkan ikan beku di Pasar Induk Caringin, Kota Bandung, Jawa Barat. Ia melanjutkan usaha rintisan ayah yang kini beranjak sepuh. Kali itu sang ayah mengizinkan Jimmy absen bekerja. Jimmy bergegas ke Bali dengan pesawat terbang paling pagi. Pada acara itu CFA memberikan penghargaan paling bergengsi, yaitu best cat alias kucing terbaik di Indonesia kepada kucing jenis american shorthair (ASH) bernama Bruno milik Jimmy.

Poin tertinggi

Jimmy Oetji rajin mengikuti kontes kucing dan meraih berbagai penghargaan.

Prestasi itu menjadi sejarah dalam dunia kucing di tanah air. Bruno menjadi kucing berbulu pendek pertama yang berhasil meraih penghargaan itu. “Biasanya pemenang penghargaan itu didominasi jenis persia (berbulu panjang, red),” kata pria kelahiran 23 Juni 1983 itu. Menurut Jimmy kucing klangenannya memperoleh penghargaan itu karena berhasil mengumpulkan poin tertinggi selama mengikuti berbagai kontes yang diselenggarakan CFA selama 2016—2017.

“Semakin banyak peringkat terbaik yang diperoleh, semakin besar jumlah poin yang terkumpul,” ujar Jimmy yang hobi kucing sejak 2013 itu. Bruno memang langganan meraih juara di kelasnya. Ia juga berprestasi di ajang kontes internasional seperti di Thailand dan Malaysia. Jimmy mendatangkan Bruno dari Rusia pada 2015. Ketika itu Jimmy tertarik untuk menangkarkan kucing ras asal Amerika bagian utara itu.

Jimmy Oetji saat menerima penghargaan best cat di ajang Banquet Award yang diselenggarakan Cat Fanciers’ Association (CFA) International Division di Bali. (Dok. Jimmy Hartato Oetji)

Pemilik Bhinneka Cattery itu menuturkan, “Di Indonesia belum ada yang menangkarkan ASH.” Beberapa penangkar di tanah air memiliki indukan ASH sebagai induk untuk menghasilkan scottish ear fold. Kucing dengan ciri khas bertelinga seperti terlipat itu merupakan kucing mutasi yang memiliki gen resesif. “Kalau dikawinkan dengan sesamanya akan menghasilkan keturunan yang cacat,” ujar ahli kucing di Kota Bekasi, Jawa Barat, Cacang Effendi.

Jimmy ingin menjadi penangkar ASH pedigree alias bergalur murni. Untuk itu ia rela merogoh kocek dalam-dalam demi mendatangkan dua pasang anakan ASH berumur 3—4 bulan dari Rusia. “Meski ASH kucing asli Amerika, tapi penangkar yang bagus justru dari Rusia,” ujar Jimmy. Ia membeli anakan kucing ASH itu US$4.000—US$6.000 setara Rp54 juta—Rp81 juta (kurs US$1 = Rp13.500) per ekor.

Galur murni
Dari keempat ASH impor itu Bruno-lah yang termahal karena bercorak brown tabby yang tergolong langka. Adapun ketiga ASH lainnya bercorak silver tabby. Saat kucing berumur 1,5 tahun, Jimmy mulai mengawinkan kedua pasang ASH koleksinya. “Sebetulnya dari umur setahun sudah bisa dikawinkan, tapi saya tunda agar organ reproduksinya benar-benar matang,” ujar Jimmy. Sayangnya tingkat mortalitas atau kematian bayi tergolong tinggi.

Jimmy kini mengelola total 4 indukan terdiri atas 2 jantan dan 2 betina. Indukan rata-rata berumur 2—2,5 tahun. Alumnus Sekolah Menengah Atas Kristen Paulus di Kota Bandung itu menempatkan indukan-indukan di ruangan berpendingin seluas 15 m2. Ia memperoleh 3 anakan kucing dari indukan itu. Meski anakan ASH baru saja lahir, banyak penangkar dan pehobi yang berminat mengadopsi keturunan bergalur murni itu.

Bermain dengan kucing salah satu cara Jimmy Oetji melepas penat setelah lelah bekerja.

Namun, Jimmy tak tergiur untuk segera melepas. “Bhinneka Cattery baru melepas untuk diadopsi kalau kualitasnya terlihat bagus dan minimal pernah mengikuti satu kali kontes,” tutur Jimmy. Setelah pembesaran 5 bulan kucing itu siap diadopsi oleh para pehobi. Dalam dunia hobi, adopsi bermakna merawat kucing dari para penangkar setelah membayar biaya adopsi yang disepakati keduanya.

Jimmy cukup selektif memilih calon pengadopsi. Bagaimana pun terdapat ikatan antara Jimmy dan para kitten hasil tangkarannya. Harap mafhum, ia bukan sekadar mencari omzet sebesar-besarnya. Itulah sebabnya sebelum melepas kitten atau anakan kucing, Jimmy menanyakan motif, ketersediaan ruang yang memadai, dan apakah untuk penangkaran atau sekadar hobi.

“Kalau untuk penangkaran harus berpengalaman menangkarkan dan sudah punya calon induk sejenis. Jika belum punya, tidak akan saya layani atau saya lepas dalam kondisi steril,” kata Jimmy. Tujuannya untuk mencegah perkawinan dengan sembarang jenis sehingga mengacaukan silsilah genetik sang kucing. Selain itu untuk menjaga kemurnian genetik american short hair di tanah air.

Syarat lain, pengadopsi menyerahkan “mahar” senilai Rp25 juta untuk mengadopsi seekor anakan kucing ASH. Menurut Jimmy saat ini banyak pehobi yang berminat mengadopsi anakan kucing ASH. Para pehobi mengetahui keberadaan kucing itu karena Jimmy mengunggah foto-foto kitten ASH di media sosial.

Perawatan mudah

Meski terlihat garang, kucing american short hair sangat jinak dan manja.

Menurut Jimmy ASH mampu beradaptasi dengan baik saat tiba di Indonesia. “Ketika datang mereka langsung bermain dengan kucing saya yang lain,” kata pria asal Kota Cimahi, Jawa Barat, itu. Mereka juga tak bermasalah soal pakan. Sebagai sumber nutrisi, Jimmy memberikan kombinasi pakan kering dengan basah setiap hari. Ia tak menakar porsi makan sang kucing. “Saya biarkan sekenyangnya. Kalau ada yang obesitas, baru saya takar porsi pakannya,” tutur Jimmy.

Perawatannya pun relatif mudah. Menurut Agung Edmond, asisten perawat kucing koleksi Jimmy, selama ini ada anggapan bahwa bulu kucing harus selalu lembut. Akibatnya pehobi kerap memandikan kucing menggunakan sampo pelembut bulu. Agung menuturkan, kondisi bulu yang terlalu lembut malah tidak sesuai dengan karakter aslinya sehingga dapat mengurangi nilai saat kontes. “Karakter asli bulu ASH sedikit kasar dan seperti bertekstur saat dibelai,” ujarnya.

Oleh sebab itu, Agung tidak terlalu sering memandikan ASH. “Saya baru memandikan ASH kalau bulunya terasa seperti berminyak saat dibelai,” kata Agung. Dari tiga kali percobaan perkawinan, baru perkawinan ketiga yang bayinya mampu bertahan hidup. Itu pun hanya seekor.

Anakan dari indukan Bruno dan Shela itu sudah ada yang mengadopsi dengan biaya Rp25 juta. Pada Agustus 2017 kembali lahir anakan dari perkawinan Bruno dan Gala. Dari dua anakan yang lahir, hanya seekor bertahan hidup. “Sekarang dirawat kawan saya,” tutur Jimmy. Menurut Jimmy induk kucing jenis ASH sebetulnya bisa melahirkan hingga 3—4 ekor anakan. Adapun kematian tinggi akibat perilaku induk yang enggan merawat anak-anaknya saat baru lahir. (Imam Wiguna)

Previous article
Next article
- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Olahan Cabai, Solusi Saat Pasokan Melimpah Pada Panen Raya

Trubus.id–Provinsi Sumatra Utara salah satu sentra cabai besar. Fungsional Pengawas Mutu Hasil Pertanian (PMHP) Dinas Pertanian Provinsi Sumatra Utara,...
- Advertisement -
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img