Trubus.id—Serangan lalat buah menjadi momok bagi pekebun jeruk. Pengendalian lalat buah itu dapat menggunakan cara alami dengan serai wangi. Hal itu sesuai penelitian Hafiz Fauzana dan Aurilika Octiyanti dari Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Riau.
Hafiz dan Aurilika menguji penggunaan minyak serai wangi terhadap keberadaan lalat buah. Lokasi penelitian di kebun jeruk siam yang berlokasi di Desa Kuok, Kecamatan Kuok, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.
Periset membagi serai wangi dengan 5 konsentrasi yaitu 0,125 ml/perangkap; 0,25 ml/perangkap, 0,375 ml/perangkap; 0,5 ml/perangkap; dan 0,625 ml/ perangkap. Perangkap digantung setinggi 1,5 m dari permukaan tanah. Pemasangan perangkap pada pukul 06.00 dan 15.00.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian dosis minyak serai wangi 0,125 ml/perangkap kurang efektif. Pemberian dosis 0,125 ml/perangkap hanya mampu menjebak spesies B.carambolae, sedangkan spesies B. papaya dan B. umbrosa berhasil lolos.
Jeruk siam merupakan tanaman inang B. carambolae sehingga pemberian dosis rendah sudah mampu menarik serangga mini itu ke dalam perangkap. Ketiga spesies lalat buah mulai dapat terperangkap pada dosis 0,250 ml/perangkap hingga 0,625 ml/ perangkap.
Serai wangi mengandung metil eugenol, sitronela, dan geraniol. Metil eugenol memiliki aroma kuat untuk memerangkap lalat buah jantan.
Tujuannya supaya tidak terjadi perkawinan dengan lalat buah betina sehingga populasi lalat buah menurun. Aroma atraktan alias zat penarik minyak serai wangi dapat bertahan sampai 7 hari.
Sementara sitronela dan geraniol berperan menolak serangga. Populasi lalat buah yang terperangkap mengalami peningkatan signifikan pada kari kedua lantas menurun pada hari keempat. Sejatinya lalat buah juga menjadi momok pekebun jeruk keprok.