Thursday, September 25, 2025

Kafe Berkonsep Kebun Sukses Memikat Pengunjung

Rekomendasi
- Advertisement -

Trubus.id— Kafe berkonsep kebun mampu menarik pengunjung untuk singgah. Hal ini karena selain menikmati secangkir kopi, pengunjung kafe dapat mencicipi berbagai menu dari sayuran segar seperti salad atau minuman segar perpaduan sayur dan buah.

Green House (GH) Kopi, menjadi salah satu kafe berkonsep kebun yang ada di Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Nugrah Trihadi dan Novi Kusmawati, penggagas  Green House (GH) Kopi, membanderol harga menu bervariasi.

Untuk sajian salad dan minuman segar harga mulai dari Rp15.000. Nugrah menyediakan lebih dari 10 jenis sayuran seperti selada, bayam hijau, kangkung, kailan, sawi pagoda, pakcoi, dan caisim. Harga sayuran variatif, untuk memasok ke pasar modern itu Rp6.000—Rp9.000 per 250 gram.

Saban bulan pengunjung Nugrah berkisar 200—300 orang. Pengunjung dari berbagai daerah seperti Cirebon, Bandung, dan Jakarta bukan hanya menikmati berbagai hidangan lezat. Mereka juga memboyong macam-macam sayuran segar hasil petikan sendiri.

Kafe kebun itu, berdiri sejak 2021. GH Kopi ada di halaman terbuka yang langsung menghadap bangunan rumah tanam sayuran. Saat ini terdapat dua greenhouse dengan masing-masing luas 350 m². Total ada sekitar 27.000 unit lubang tanam yang diisi berbagai sayuran.

Greenhouse menggunakan tiang-tiang besi sebagai penyangga dan naungan menggunakan plastik UV. Ketinggian sekitar 4 meter dari permukaan tanah. Saban bulan Nugrah menuai sekitar 60—70 kg berbagai jenis sayuran segar.

Semua hasil panen terserap untuk kebutuhan penjualan ke pasar modern dan pengunjung yang datang langsung. Ia juga menggunakan hasil panen untuk kebutuhan menu di kafe. Mulai dari lalapan, omelet sayur, salad, hingga jus dari sayuran seperti pakcoi dan kailan.

Keunggulan sayuran di GH Kopi itu bebas pestisida. Terbukti ia mengantongi sertifikat  ketahanan pangan pada 2021. Supaya panen berkelanjutan pengelola di Griya Hidroponik, Andi Iwan, S.E., menyemai sekitar 1,5 kg bibit setiap 2—3 hari sekali untuk seluruh jenis sayuran.

Waktu panen setiap sayuran berbeda. Misal kangkung panen 15 hari setelah tanam (hst), selada 45—55 hst, dan caisim 40—60 hst. Kangkung membutuhkan 10.000 lubang, selada 8.000 lubang, dan caisim 8.000 lubang. Sisanya untuk berbagai jenis sayuran lain.

Menurut ahli agribisnis Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, Dr. Tomy Perdana, S.P., M.M., pengembangan kafe kebun berkaitan dengan edukasi pertanian modern. Bisa menjadi pelengkap fasilitas kafe atau restoran.

“Pengunjung tidak hanya makan atau nongkrong tetapi memiliki nilai dari edukasi hidroponik,” tutur Tomy.

Agar hasil panen memenuhi kebutuhan kafe maka dapat menggunakan benih berkualitas, teknologi, dan pengaturan waktu panen atau kuantitas penjadwalan pola tanam.

Artikel Terbaru

Stroberi Pintar di Buleleng: Putu Winda Terapkan IoT di Kebun

Pagi itu Putu Winda membuka saluran pipa irigasi tetes yang terhubung dengan tandon air di kebun stroberinya. Dari ujung-ujung...

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img