
Racikan herbal menidurkan kanker hati stadium dua.
Malam boleh saja dingin. Namun, keringat Datin Wirdaningsih Aminudin Yunus justru menderas. Perempuan 66 tahun itu harus mengganti kausnya hingga tiga kali dalam semalam. Ia juga tidak bisa tidur nyenyak. Datin mengalami kondisi itu selama 6 bulan pada 2013. Selain itu ia mudah lelah dan tidak enak badan. Bahkan, sebulan sekali ibu satu anak itu kerap demam. Itulah sebabnya Datin memeriksakan diri ke dokter di Menteng, Jakarta Pusat.

Hasil pemeriksaan dokter mengagetkan Datin. Ia positif mengidap kanker hati stadium 2 disertai darah tinggi, kolesterol, dan diabetes mellitus. Datin tak mau menyerah pada keadaan. Perempuan yang pernah mengenyam pendidikan Ilmu Hukum di Universitas Indonesia itu menjalani suntik asam deoksiribonukleat (Deoxyribo Nucleic Acid, DNA) untuk pengobatan kanker hati 3 kali sepekan. Dokter juga memberikan obat hingga 18 butir per hari, karena Datin menolak untuk kemoterapi atau penyinaran.
Konsumsi herbal
Pada 2014 dari hobinya membaca majalah Trubus, Datin mendatangi Valentina Indrajati, herbalis di Bogor, Jawa Barat. Valentina Indrajati menuturkan pemicu kanker hati Datin ialah pola hidup dan pola makan yang tidak baik. Kerja berlebihan siang hingga malam, makan tidak teratur, tidak makan sayur menjadi penyebab hati teracuni zat berbahaya. Guru yoga itu meresepkan berbagai herbal, di antaranya rimpang jahe, daun binahong, daun afrika, dan kulit manggis
Semua herbal itu dalam bentuk serbuk. Valentina mencampur semua herbal itu menjadi satu dan mengemas dalam plastik transparan. Satu kemasan untuk sekali olah dengan merebus dalam 3 gelas air hingga mendidih. Datin menyaring hasil rebusan herbal dan meminum herbal dua jam setelah konsumsi obat kimia. Setelah merasa lebih enak meminum herbal, Datin berhenti mengonsumsi obat kimia pada 2015.

Selain itu, Datin juga menaati pantangan makan seperti daging merah, ayam, dan roti manis. Perempuan yang pernah menjabat sekretaris umum Persatuan Artis Penyanyi Ibukota (Papiko), Jakarta itu juga mengurangi aktivitasnya agar tidak terlalu lelah. Datin sudah menghentikan semua pekerjaannya setelah terserang kanker. Ia mematuhi semua pantangan makan, tidak lagi mengonsumsi makanan berpengawet dan berpenyedap.
Salah satu kebiasaan baik Datin ialah bersalawat dan membaca doa sebelum meminum herbal. Setelah rutin mengonsumsi herbal, Datin tidak lagi berkeringat ketika malam hari. Ketua 2 Asosiasi Dokter Saintifikasi Jamu Indonesia dan penganjur herbal, dr. Inggrid Tania, M.Si, mengatakan bahwa gejala sering berkeringat pun sebab tubuh melawan sel kanker serta adanya perubahan hormon. Penyebab lain, adanya infeksi atau gula darah terlalu rendah. Selain itu setelah konsumsi herbal Datin juga merasa tubuhnya lebih bugar.
Menurut Datin manfaat mengonsumsi herbal ialah beragam penyakit lain seperti vertigo, flu, diare, radang tenggorokan berkurang. Padahal, ia dulu sering mengalami penyakit itu karena sistem imun yang lemah. Perempuan 66 tahun itu mengungkapkan kunci sukses mengobati kanker harus disiplin dengan diri sendiri. Datin mengecek kondisi kesehatannya terakhir pada 2016. Hasilnya menggembirakan. Pemeriksaan terakhir pada 2016 menyatakan sel kanker Datin sudah tidur. Datin harus tetap menjaga pola hidup yang teratur.

Valentina menuturkan bahwa racikan herbal dapat menidurkan sel kanker dan melancarkan sistem metabolisme tubuh. Ia menggunakan brotowali Tinospora crispa, daun afrika Vernonia amygdalina, rimpang temuputih Curcuma zedoaria, daruju Acanthus ilicifolius, dan gandarusa Justicia gendarussa dalam racikannya. “Semua racikan (bubuk) harus direbus. Minumlah 3 kali sehari dalam keadaan hangat sebelum atau sesudah makan tergantung kondisi,” ujar Valentina.
Jika pasien mengonsumsi obat dokter atau vitamin lain, maka konsumsi herbal diberi jeda 2 jam. Menurut Valentina daun afrika mengandung alkaloid, flavonoid, polifenol, dan saponin. Hasil penelitian Greesty Finotory Swandiny dari Shirly Kumala dari Fakultas Farmasi, Universitas Pancasila membuktikannya. Mereka melakukan penapisan fitokimia baik pada serbuk simplisia maupun ekstrak daun afrika. Keduanya mengandung alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, dan sterid.
Fakta ilmiah
Ketua 2 Asosiasi Dokter Saintifikasi Jamu Indonesia dr. Inggrid Tania, M.Si mengatakan bahwa flavonoid dalam tanaman daun afrika itu bersifat antikanker terutama bagi kanker payudara. “Coumarine pada flavonoid yang bersifat antikanker,” ujar Inggrid. Begitu pula dengan rimpang temu putih Curcuma zedoaria berkhasiat antitumor, sedangkan kunir lainnya lebih berkhasiat untuk sistem pencernaan karena bersifat gastroprotektif.

Peneliti dari Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada, Tatang Irianti dan rekan dalam jurnal Obat Tradisional, menyatakan bahwa brotowali sangat baik sebagai obat. Ekstrak etanolik, fraksi etil asetat, dan fraksi air batang brotowali memiliki aktivitas antiradikal berdasarkan metode DPPH dan memiliki kandungan senyawa kumarin dan flavonoid. Pada fraksi etil asetat, brotowali memiliki aktivitas antioksidan tertinggi.
Ekstrak metanol batang brotowali memiliki potensi untuk menjadi sumber antioksidan alami dan agen antikanker. Inggrid menambahkan, brotowali berkhasiat karena mengandung zat aktif alkaloid palmitine sebagai antikanker. Herbal-herbal itu berpadu untuk melumpuhkan sel kanker yang merongrong kesehatan Datin. (Marietta Ramadhani)