Seduhan ketumbar meredam bengkak sendi.
Trubus — Pangkal telunjuk kiri Agustriani Muzayanah nyeri dan membengkak tanpa sebab. Ia tidak bekerja atau berolahraga berat. Meski mobilitasnya tinggi karena aktif mengajar di salah satu perguruan tinggi di Jakarta, ia menilai lelahnya masih dalam batas wajar. Istirahat pun cukup. “Tidak sampai lelah berlebih yang bisa memicu penyakit,” kata ibu 1 anak itu. Itu sebabnya begitu pangkal jarinya membengkak sampai tersentuh pun nyeri, ia tidak mengerti pemicu maupun pengobatannya.
Kondisi itu mengganggu aktivitas sehari-hari Ani—demikian ia biasa dipanggil. Apalagi ia hobi memasak. “Sekadar mengupas bawang merah atau mengiris sayuran jadi sulit sekali. Tapi yang paling terganggu adalah mengemudi mobil,” ungkapnya. Ia mencoba mengoleskan krim pereda nyeri. Namun, nyeri tidak reda meski ia mencoba 2 merek berbeda. Ani lantas memeriksakan diri ke laboratorium klinik. Hasilnya kadar asam urat, kolesterol, trigliserida, serta gula darah normal. Ani mencari kesembuhan dari jalan alternatif.
Praktis
Kalangan medis menyebut bengkak akibat radang di persendian itu sebagai artritis. Menurut dokter dan penulis berbagai artikel kesehatan di Jakarta, dr. Marianti banyak faktor yang memicu artritis. Usia, peradangan, atau obesitas beberapa pemicu dominan. Penyakit yang lazim disebut asam urat pun sejatinya tergolong artritis, tepatnya artritis metabolik. Jenis lain adalah artritis inflamatori, yaitu peradangan sendi akibat berbagai faktor baik dari luar maupun dalam tubuh. Gejala paling umum antara lain rasa nyeri atau kaku di persendian, pembengkakan, atau kesulitan bergerak.
Pengobatan radang sendi secara medis berupa kombinasi antiinflamasi dan pereda nyeri. Antiradang menggunakan bahan aktif ibuprofen atau diklofenak, sementara pereda nyeri dengan bahan aktif tramadol atau parasetamol. Kapsaisin atau mentol kadang dioleskan untuk melebarkan pembuluh darah di sekitar persendian yang membengkak. Pembuluh melebar, aliran darah lancar, radang dan pembengkakan pulih lebih cepat.
Belum pulih bengkaknya, Ani mendapat informasi yang menyebar melalui jejaring media sosial tentang air seduhan ketumbar. Lantaran praktis, cara membuatnya mudah dengan menyeduh, menyaring, dan minum, ia langsung mempraktikkannya. Ia menyeduh sesedok makan ketumbar dengan segelas air mendidih pada sore hari lalu malam sebelum tidur ia minum airnya. Ketumbar bekas seduhan ia seduh lagi dengan segelas air mendidih untuk konsumsi esok pagi.
Keesokan hari, bengkak dan nyeri di pangkal telunjuk tangan kirinya jauh berkurang. Seduhan semalam ia saring lalu ia minum lagi pagi itu. “Sorenya hampir sembuh total. Persendian tidak lagi bengkak, hanya tersisa sedikit nyeri,” ungkapnya. Malam itu ia menyeduh lagi 1 sendok makan ketumbar, kali itu ibu dan suaminya pun ikut mengonsumsi. Sekarang ia tidak rutin minum seduhan ketumbar, hanya kalau tubuhnya pegal-pegal atau ada sendi yang sakit.
Steroid
Pengalaman Agustriani Muzayanah memperkuat riset Vinod Nair dan rekan-rekan dari Department of Pharmacology, All India Institute of Medical Sciences, New Delhi, India. Pada 2012, Vinod dan rekan-rekannya menguji praklinis ketumbar untuk meredakan artritis. Mereka memberikan ekstrak metanol biji ketumbar kepada 60 tikus sebagai subjek uji. Dosis berbeda yakni 8 mg, 16 mg, dan 32 mg per kg bobot badan (kgBB).
Sebagai kontrol positif, periset memberikan obat antiartritis jenis indometasin. Mereka membuat Tikus menderita artritis dengan 2 cara, yaitu pemaparan formalin dan induksi bahan ajuvan pemicu artritis (adjuvant induced arthritis, AIA). Hasilnya tikus yang mendapat ektrak ketumbar dosis 32 mg per kg menunjukkan efek pemulihan terbaik. Bengkak mulai mengecil sejak hari ke-8 dan terus mengecil hingga hari ke-21. Menariknya ekstrak ketumbar menunjukkan efek penyembuhan lebih baik daripada indometasin sejak hari ke-8.
Dosis 32 mg per kgBB tikus setara 107,5 gram untuk manusia berbobot 60 kg. Penyembuhan oleh indometasin baru menyamainya pada hari ke-21. Menurut Vinod ekstrak ketumbar menghambat pembentukan sitokin proinflamatori yang memicu pembengkakan. Otomatis pembengkakan mengecil atau berkurang. Mereka menduga penghambatan itu lantaran kandungan senyawa steroid, yang dalam ketumbar berbentuk betasitosterol dan beta sitosterolin.
Riset itu juga membuktikan ketumbar aman bagi lever dan ginjal. Dosis mematikan konsumsi ketumbar adalah 0,2 kg per kg bobot tubuh setara 12 kg sekali konsumsi untuk manusia berbobot 60 kg. Dokter penganjur herbal di Yogyakarta, dr. Sidi Aritjahja menyatakan, pengobatan radang sendi bisa saja dengan menggunakan herbal yang bersifat antiradang, salah satunya ketumbar. Alternatif lain adalah menggunakan paduan kunyit dan temulawak. Keduanya mengandung kurkumin yang berkhasiat antiradang.
Namun, idealnya ada herbal lain yang mengatasi penyebab radang itu. “Kalau penyebabnya infeksi patogen, harus ada asupan bahan antimikrob. Kalau terjadi gangguan produksi cairan sinovial (pelumas sendi, red.), maka masalah utamanya itu harus disembuhkan juga,” katanya. Bagi Ani ketumbar cukup untuk menyembuhkan radang sendi yang datang tiba-tiba. (Argohartono Arie Raharjo)