Trubus.id-Lengkeng merupakan salah satu komoditas buah yang menguntungkan untuk dikembangkan. Merupakan salah satu buah yang memiliki strata nilai jual cenderung tinggi. Kebutuhan lengkeng selalu dicari oleh konsumen. Baik jenis premium atau biasa.
Bisa ditandai dengan keberadaan lengkeng yang selalu dijumpai di berbagai jenis pasar. Baik pasar tradisional hingga pasar modern. Hal itu menunjukkan semua kalangan konsumen membutuhkan dan menyukai buah lengkeng. Harganya pun tidak pernah anjlok. Cenderung stabil meskipun pasokan lengkeng ada banyak di bagian hulu.
Bahkan beberapa pekebun mulai ekspansi menuju skala bisnis yang besar. Misalnya dengan sistem penerapan agrowisata petik lengkeng. Dengan sistem agrowisata petik lengkeng pendapatan pekebun semakin meningkat. Pekebun tidak hanya menikmati penjualan dari panen buah lengkeng saja. Setiap harinya pendapatan dari penjualan tiket terus mengalir.
Ditambah mereka tidak perlu repot lagi saat proses pemanenan. Konsumen akan memetik buah lengkeng itu sendiri. Proses distribusi menjadi lebih mudah juga. Secara tidak langsung konsep agrowisata petik lengkeng mampu mengurangi biaya oprasional di bagian hulu.
Sebagai contoh pekebun lengkeng di Kabupaten Grobogan, Provinsi Jawa Tengah, Muhamad Puji Hendriyanto, yang membuka agrowisata lengkeng di lahan seluas 25 ha. Pekebun lengkeng sejak 2010 itu menuai 420—490 ton lengkeng per tahun. Pohon berumur 14 tahun itu rata-rata menghasilkan 200 kg lengkeng per tahun.
Praktis
Hendriyanto—sapaan akrab Muhamad Puji Hendriyanto—menjual hasil panen kepada konsumen langsung yang datang ke kebun. Harga jual lengkeng Rp40.000 per kg. Ia memang sengaja tidak mau susah payah dalam proses pendistribusian hasil panen. Menurut Hendriyanto sistem agrowisata petik lengkeng sangat praktis untuk diterapkan.
Pekebun lain di Kabupaten Grobogan, Indarto, juga mengembangkan lengkeng itoh di lahan seluas 1,2 hektare. Sebanyak 80 tanaman sudah berbuah. Total jenderal Indarto menanam 300 lengkeng itoh. Produksi lengkeng di kebun Indarto belum mencukupi permintaan pasar.
Ia pernah menolak permintaan pengepul dari Demak dan Semarang. Produksi buah baru mencukupi kebutuhan dalam kota saja. Sebenarnya tren menanam lengkeng sudah berkembang di Indonesia sejak lama. Sejak 2024 beberapa varietas lengkeng introduksi mulai ada. Varietas baru itu terbukti adaptif meskipun berada di dataran rendah.
Sebagai contoh beberapa penduduk di deretan pesisir Kabupaten Rembang, Provisinsi Jawa Tengah, juga mulai menanam lengkeng. Meskipun jumlah yang ditanam tidak banyak. Pada halaman rumah rata-rata terdapat 1 hingga 2 tanaman saja. Buah yang dihasilkan manis.
Numun, daging buah yang dihasilkan cenderung tipis. Produksi air dalam buah cenderung melimpah karena berkulit tipis. Mereka tetap mempertahankan tanaman karena menyukai buahnya. Alih-alih tidak perlu repot membeli lengkeng di pasar. Asupan buah bisa terpenuhi dari pekarangan rumah sendiri.
Itu menjadi solusi apabila memiliki pekarangan rumah yang cukup untuk menanam tanaman buah. Namun, penduduk dengan keterbatasan lahan juga bisa menanam lengkeng. Tren menanam buah lengkeng dalam pot juga sudah berkembang khususnya di masyarakat yang tinggal di perkotaan.
Bahkan variasi tabulampot lengkeng juga sudah beragam. Mulai dari variasi bibit dan ukuran tanaman. Artinya pembeli bisa memiliki banyak pilihan sesuai dengan kemampuannya. Ada tanaman lengkeng belum berbuah yang dijual dalam pot. Ada juga tanaman lengkeg lengkap dengan buah yang ranum bergelantungan dijual di dalam pot.
Tentu saja harga tabulampot lengkap dengan tanaman yang sudah berbuah lebih mahal. Menurut ahli buah di Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat, Dr. Ir. Mohamad Reza Tirtawinata, M.S., “Ketersediaan buah yang selalu ada sangat bagus untuk komersialisasi, khususnya agrowisata.”
Ketersediaan buah secara kontinu tidak lepas dari pengaturan jadwal produksi buah. Reza menambahkan teknologi budi daya yang semakin berkembang membuat waktu panen dapat diatur kapan pun. Sebagai contoh penggunaan zat perangsang tanaman. Penggunaan perangsang tanaman lengkeng supaya dapat berbuah memungkinkan potensi panen lengkeng dapat dilakukan sepanjang masa.