Monday, September 9, 2024

Lada Perdu Vs Rambat

Rekomendasi
- Advertisement -

Lada perdu atau rambat memiliki kelebihan dan kelemahan.

Lada panjat, potensi hasil per tanaman lebih tinggi dibandingkan lada perdu.
Lada panjat, potensi hasil per tanaman lebih tinggi dibandingkan lada perdu.

Dalam dua tahun terakhir Nasrul Majid tak hanya menjual bibit tanaman hutan. Penangkar bibit di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, itu kini turut melayani pembelian bibit lada perdu. Pasalnya, permintaan bibit merica perdu terus menanjak sejak 2014. “Saat ini rata-rata terjual 2.000 bibit lada perdu setiap pekan,” kata pria 38 tahun itu. Dengan harga jual Rp5.000 per bibit, omzet Nasrul mencapai Rp10-juta per pekan.

Untuk memenuhi permintaan lada perdu, ia bermitra dengan 50 penangkar dan pekebun. Menurut Nasrul lada perdu sebetulnya bukan varietas baru. Lada perdu sama dengan lada rambat yang lebih populer di antara para pekebun. “Yang membedakan adalah teknik perbanyakannya,” katanya. Bibit lada rambat berasal dari hasil setek batang primer, sedangkan lada perdu hasil setek batang tersier yang masih muda.

Genjah
Nasrul menuturkan permintaan bibit lada perdu terus meningkat setiap tahun. “Konsumen paling banyak berasal dari Pulau Kalimantan dan Sulawesi,” tuturnya. Tingginya permintaan lada perdu lantaran bermunculannya para pekebun baru. Contohnya Nartam yang mengebunkan 2.000 tanaman lada perdu di lahan 2.000 m² pada Agustus 2015. Pekebun lain Suyitno yang mengelola 2.000 tanaman anggota famili Piperaceae itu.

Nun di Kecamatan Belitang, Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, Sumatera Selatan, ada Supratman yang juga membudidayakan 3.000 lada perdu di lahan 6.750 m². Apa yang menyebabkan pekebun meminati lada perdu? Menurut Nasrul konsumen asal Kalimantan dan Sulawesi memilih bibit lada perdu karena di beberapa daerah di sana sulit mendapatkan tegakan untuk rambatan lada.

Binder1.pdf
Perdu Versus Panjat

Supratman memilih membudidayakan lada perdu lantaran lebih genjah. Lada perdu mulai berbuah 8 bulan setelah tanam, sedangkan lada rambat produksi perdana saat berumur 3 tahun. Menurut Ketua Asosiasi Pekebun Lada Purbalingga, Yogi Dwi Sungkowo, lada perdu lebih mudah saat dipanen karena sosok tanaman yang pendek. Sementara untuk memanen buah lada rambat harus menggunakan tangga karena tinggi rambatan bisa mencapai 3—4 m.

Biaya investasi jelas lebih murah karena tidak memerlukan tajar. Berdasarkan pengalaman Anwar, pekebun lada di Desa Kimak, Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka, Provinsi Bangka-Belitung, biaya untuk membeli tajar mencapai 63% dari biaya investasi. Sayangnya produktivitas tanaman lada perdu lebih rendah dibandingkan dengan lada rambat. “Pada lada perdu bisa panen 100 gram per tanaman saja sudah bagus,” kata Gomos Nainggolan, pekebun lada perdu di Meruya, Jakarta Barat.

Rentan penyakit
Karena alasan produksi, beberapa pekebun lada bergeming membudidayakan lada rambat. Contohnya Sirun. Pekebun lada asal Banjarnegara, Jawa Tengah, itu tetap memilih membudidayakan lada panjat karena produktivitas tanaman lebih tinggi. “Hasil panen dari tanaman umur 4—5 tahun rata-rata 1—2 kg lada kering per tanaman,” kata Sirun. Adapun produksi lada perdu berumur sama rata-rata hanya 700 g per tanaman.

Lada perdu bersifat genjah, tak perlu ajir.
Lada perdu bersifat genjah, tak perlu ajir.

Oleh sebab itu Gomos menuturkan untuk meningkatkan produktivitas per luasan lahan, populasinya harus ditambah. Hal itu memungkinkan dengan mengurangi jarak tanam. Contohnya di kebun Nartam. Ia membudidayakan lada perdu berjarak tanam 1 m x 1 m. Sementara jarak tanam lada rambat minimal 2 m x 2 m. Namun, pekebun mesti rajin memangkas tanaman agar tajuk tidak saling bertemu.

Kelemahan lada perdu lainnya adalah rentan terkena serangan penyakit tular tanah. Harap mafhum, sosok lada perdu yang pendek dan rimbun membuat tajuk menjuntai ke tanah sehingga mudah terciprat tanah saat hujan. Jika sanitasi kebun tidak terjaga cipratan tanah itu membawa bakteri atau cendawan penyebab penyakit. Itulah sebabnya sanitasi kebun di lahan lada perdu mesti benar-benar terjaga. Untuk menjaga sanitasi kebun Suyitno menyiangi gulma setiap pekan.

Menurut Yogi antara lada perdu dan rambat masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Meski demikian harga jual lada di pasaran sama, yakni Rp130.000—Rp160.000 per kg. Jadi, silakan pilih tanam lada perdu atau rambat. (Muhamad Fajar Ramadhan/Peliput: Andari Titisari)

Previous article
Next article
- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Melalui Edukasi dan Promosi, Komunitas Acteavist Indonesia Aktif Kenalkan Teh ke Generasi Muda

Trubus.id–Komunitas Acteavist Indonesia aktif memperkenalkan teh ke generasi milenial melalui edukasi dan promosi.  Salah satu penggagas Acteavist Indonesia, Cakra...
- Advertisement -
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img