Wednesday, September 11, 2024

Lamburung Meit Terbukti Empiris dan Ilmiah sebagai Antimalaria

Rekomendasi
- Advertisement -

Trubus.id — Penyakit malaria menjadi momok masyarakat Indonesia, terutama di wilayah bagian timur. Penyakit yang ditularkan lewat gigitan nyamuk Anopheles itu biasa disebut demam rimba. Alasannya, malaria sering muncul di hutan-hutan.

Gejala serangan malaria antara lain tubuh menggigil, demam, dan berkeringat. Sebetulnya, ada berbagai tanaman antimalaria, salah satunya lamburung meit yang berkhasiat antimalaria berdasarkan uji empiris dan ilmiah.

Tanaman lamburung meit (Clerodendrum inerme) banyak tumbuh di pantai. Bentuk bunganya mirip melati sehingga kerap disebut melati laut.

Dr. Dra. Maria Nindatu, M.Kes., dosen di Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pattimura, Ambon, Maluku, mengatakan, lamburung meit merupakan herbal antimalaria yang kerap digunakan oleh masyarakat Desa Tulehu, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku.

Di Indonesia, riset tentang tanaman itu belum banyak dilakukan. Selain itu, perlu dikaji efektivitas dan kemungkinan efek samping agar tidak mengganggu kesehatan masyarakat pengguna.

“Saya penasaran apakah lamburung meit sebagai antimalaria yang banyak digunakan oleh pengobat tradisional itu memang bisa dibuktikan secara ilmiah,” kata Maria.

Ia pun mulai meriset potensi antimalaria lamburung meit sejak 2018. Ia menguji coba rebusan tanaman lamburung meit pada 30 penderita malaria di Puskesmas Kairatu Barat, Kabupaten Seram Barat, Maluku.

Hasil pemeriksaan menunjukkan jumlah parasit pada masing-masing penderita mulanya cukup tinggi, yakni 5,425–11,825/μl darah. Namun, pada evaluasi hari ke-3, parasit pada tiap penderita hilang alias negatif. Kadar SGOT normal, yaitu 9–25 U/l pada wanita dan 10–40 U/l pada pria.

“Sementara kadar SGPT juga normal yakni 7–30 U/l pada wanita dan 10–55 U/l pada pria,” kata perempuan berumur 58 tahun itu.

Kadar ureum pada penderita pun normal, yaitu 10–50 mg/dl pada pria dan 10–50 mg/dl pada wanita. Untuk kadar kreatinin juga normal, yaitu 0,8–1,4 mg/dl pada pria dan 0,6–1,2 mg/dl pada wanita.

“Kesimpulannya air rebusan tanaman lamburung meit mempunyai efek menurunkan kepadatan parasit malaria pada penderita mulai hari ke-3,” kata Maria.

Menurut Maria, senyawa yang berperan sebagai antimalaria dalam lamburung meit antara lain terpenoid dan flavonoid. Dua senyawa itu menimbulkan efek patologis dengan menghambat pertumbuhan parasit.

Lamburung meit tidak mengandung senyawa alkaloid sehingga rasanya tidak pahit, tetapi sepat. Senyawa alkaloid membuat resisten pada parasit malaria. Selain itu, senyawa alkaloid membuat rasa pahit.

Dengan tidak adanya alkaloid, lamburung meit menjadi herbal ideal untuk mengatasi penyakit malaria. Lamburung meit juga bisa dikonsumsi anak-anak karena tidak pahit.

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Olahan Cabai, Solusi Saat Pasokan Melimpah Pada Panen Raya

Trubus.id–Provinsi Sumatra Utara salah satu sentra cabai besar. Fungsional Pengawas Mutu Hasil Pertanian (PMHP) Dinas Pertanian Provinsi Sumatra Utara,...
- Advertisement -
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img