Trubus.id—Serangan ulat grayak momok bagi para pekebun bawang merah. Musababnya dapat menurunkan hasil panen. Produsen dan penangkar bibit bawang merah di Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah, Yuliana Rosmalawati misalnya hanya menuai kurang dari 10 ton bawang merah kering simpan dari lahan seluas 1 hektare (ha).
Lazimnya ia menghasilkan 15 ton bawang merah kering simpan per ha. Penurunan produksi terjadi karena serangan ulat. Keruan saja ia harus meningkatkan frekuensi penyemprotan pestisida supaya hasil panen maksimal. Penyemprotan pestisida 3—4 kali sepekan.
Penyemprotan pestisida dilakukan saat tanaman berumur 15 hari setelah tanam (hst) hingga panen pada 60 hst. Biaya pestisida kian melonjak. Dalam satu periode budidaya Yuliana menyemprot pestisida sebanyak 18—24 kali. Biaya penyemprotan pestisida dalam satu periode budidaya mencapai Rp 18 juta—Rp 24 juta dalam satu ha.
Ia menanam varietas bawang merah bima brebes, trisula, dan ambassador di lahan seluas 4 ha.
Total jenderal ia merogoh kocek Rp72 juta—Rp 96 juta untuk penyemprotan pestisida. Sehingga pada 2017 Yuliana memasang alat perangkap hama.
Alat itu berupa bohlam berwarna ungu yang menarik hama saat malam. Ia memasang 30—40 perangkap hama per 1 ha lahan. Yuliana tidak perlu repot menyalakan alat itu. Lampu perangkap otomatis menyala saat matahari terbenam dan mati saat matahari terbit.
Sumber tenaga berasal dari tenaga surya sehingga instalasinya sangat sederhana. Menurut Yuliana keberadaan lampu perangkap sangat membantu mengatasi hama. Hasilnya ia hanya menyemprot pestisida sebanyak 12—18 kali dalam satu periode budidaya.
Otomatis biaya operasional untuk pestisida juga menurun. Kini ia hanya menghabiskan Rp 48 juta—72 juta untuk penyemprotan pestisida. Dengan kata lain terjadi penghematan Rp24 juta (33,3%). Dalam satu tahun terdapat 4 kali masa produksi sehingga penghematan biaya produksi Rp96 juta per tahun.
Produksi tanaman juga lebih maksimal lantaran Yuliana menuai 15 ton per ha. Tanaman sentosa karena hama yang mengganggu berkurang. Modal yang perlu dikeluarkan untuk membeli lampu perangkap hama sebesar Rp450.000 per unit.
Yuliana hanya menyiapkan modal Rp 13,5 juta per ha untuk pembelian perangkap itu setara Rp54 juta untuk lahan 4 ha. Masa pakai alat itu lebih dari 4 tahun. Harga pembelian lampu perangkap tidak seberapa dibandingkan dengan biaya penyemprotan pestisida.