Trubus.id-Menanam bibit tanaman buah dalam pot atau tabulampot menjadi pilihan yang tepat khususnya bagi masyarakat yang memiliki keterbatasan lahan. Menjadi pilihan yang efektif bagi masyarakat yang ingin sangat ingin memiliki tanaman buah dekat hunian.
Menurut pehobi tabulampot di Provinsi Riau, Yusuf Siregar, menanam lengkeng tabulampot merupakan sarana untuk memenuhi kebutuhan buah dalam skala rumah tangga.” Selain menambah nilai estetika pekarangan, buah lengkeng dapat menjadi nilai tambah bila ditekuni dengan baik.
Sebelum menanam lengkeng dalam pot sebelumnya Yusuf mengoleksi beberapa tabulampot lain seperti anggur, jeruk, dan alpukat. Namun, ketertarikan Yusuf terhadap buah lengkeng lebih besar. Musababnya ia dapat memanen buah berkali-kali. Yusuf menanam lengkeng itoh super.
Ia mendatangkan bibit tanaman lengkeng dari itoh super dari kebun Telaga Nursery di Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah. Ia rela merogoh koceh lebih lantaran pusat pembibitan berlokasi di luar pulau Sumatra. Yusuf tetap melakukannya karena kecintaan terhadap buah lengkeng itoh super itu.
Ia menanam lengkeng pada beragam ukuran pot. Yusuf mengombinasikan berbagai media tanam seperti kompos, sekam bakar, dan tanah. Perbandingan yang digunakan sebesar 1:1:2. Media tanam itu terbukti baik untuk pertumbuhan tanaman lengkeng. Namun, Yusuf tetap memberikan perawatan secara intensif supaya tanaman mampu menghasilkan buah yang lebat.
Yusuf mengikuti instruksi yang diberikan langsung oleh penangkar di tempat ia membeli bibit lengkeng. Pada fase vegetatif, Yusuf melarutkan 50 gram pupuk NPK 16:16:16 dalam1 l air. Pemupukan itu dilakukan setiap pekan dengan cara dikocor. Pada fase prageneratif atau masa awal pembungaan, ia menggunakan 200—300 gram pupuk makro majemuk PK dengan kandungan 52% P2 O5 dan 34% K2 O yang dilarutkan dalam 1 liter air.
“Dosis itu menyesuaikan umur dan besar tanaman,” ujar Yusuf. ia juga memberikan pupuk booster untuk memacu pembungaan pada tanaman. Yusuf mengandalkan pupuk booster 45—60 hari sebelum pembungaan. Ia mendapatkan paket pupuk itu dari tempat pembelian bibit yakni Telaga Nursery.
Jenis pupuk
Yusuf mendapatkan 3 jenis pupuk dalam satu paket. Yakni pupuk buah, AA Plus, dan lengkeng. Tabulampot lengkeng berumur 1 tahun membutuhkan 50 cc pupuk lengkeng, 50 gram pupuk buah, dan 25 ml pupuk AA Plus yang dicampur ke dalam 2 liter air.
Sementara untuk tabulampot lengkeng berumur 2—5 tahun membutuhkan 100 cc pupuk lengkeng, 150 g pupuk buah, dan 75 ml pupuk AA Plus yang dilarutkan dalam 2 liter air. Aplikasi pupuk dengan cara dikocor dengan frekuensi pemupukan sepekan sekali. Selain pemupukan, pemangkasan tunas perlu dilakukan agar bunga keluar serempak.
Perawatan intensif yang dilakukan oleh Yusuf membuahkan hasil. Lengkeng itoh hasil budi daya Yusuf di dalam pot mampu menghasilkan 10—20 kg lengkeng setiap panen. Yusuf memiliki 20 tabulampot lengkeng dengan umur beragam. Mulai dari 1—2 tahun, 3,5 tahun, dan 4 tahun. Rasanya pun manis dibandingkan dengan varietas lainnya.
Tingkat kemanisan lengkeh itoh super 20—23ºbrix. Selain perawtan intensif, Yusuf menggunakan bibit yang berkualitas. Harap mafhum apabila produktifitas tanaman tinggi dan kualitas rasa tetap terjamin. Menurut pemilik Telaga Nursery, Isto Suwarno, S.E., bibit itoh super miliknya berasal dari perbanyakan sistem cangkok dan okulasi.
“Bibit hasil okulasi berbuah saat tanaman berumur 2,5 tahun, sedangkan bibit asal cangkok membutuhkan waktu 2 tahun untuk berbuah,” kata pekebun dan penjual bibit lengkeng sejak 2005 itu. Tidak ada yang berbeda dalam perawatan bibit asal cangkok dan okulasi. Selain relatif cepat, lengkeng dengan kedua sistem pembibitan itu memiliki sifat 100% sama dengan pohon induk.