Trubus.id— Kelor bermanfaat sebagai obat hepatitis. Kelor atau marunggai merupakan tanaman yang berasal dari India bagian selatan. Tanaman anggota famili Moringaceae itu tumbuh baik di ketinggian 300—500 meter di atas permukaan laut.
Limaran— sebutan kelor di Jawa—berbentuk pohon dan sering digunakan sebagai tanaman pagar. Dalam dunia herbal, kelor berfungsi menjadi pagar hati dari serbuan hepatitis. Pasalnya hepatitis dapat disebabkan infeksi virus maupun kebiasaan hidup yang tidak baik, seperti konsumsi alkohol, obat terlarang, istirahat kurang, serta konsumsi lemak berlebih.
Jenis hepatitis beragam, yakni hepatitis A, B, C, E, F, dan G akibat serangan strain virus yang berbeda. Jenis yang paling banyak menyerang hepatitis A, B, dan C. Gejala klinis yang menyertai penyakit ini demam, pusing, dan muncul warna kuning di seluruh tubuh, terutama di bagian sklera mata.
Warna kuning itu akibat bilirubin—hasil penguraian sel darah merah mati—yang tidak tersaring. Oleh karena itu masyarakat menyebut hepatitis sebagai penyakit kuning. Jika gejala seperti itu muncul, sebaiknya pasien segera memeriksakan diri di laboratorium untuk memastikan jenis hepatitis yang menyerang.
Menjaga pola hidup, pola makan, serta olahraga bisa menjadi tindakan pencegahan hepatitis. Selain itu, para herbalis kerap meresepkan kelor untuk mengobati hepatitis. Pengobatan secara kombinasi untuk mempercepat proses penyembuhan. Kelor dapat berfungsi sebagai hepatoprotektor.
Siapkan 15 gram daun kelor dan herbal lain seperti temulawak dan sambiloto kepada pasien hepatitis. Rebus herbal itu dalam 600 ml air hingga mendidih selama 15 menit. Lalu saring dan berikan kepada penderita hepatitis.
Frekuensi konsumsi 2 kali, jika sudah kronis 3 kali sehari, masing-masing 300 ml setara 1 gelas. Untuk mengurangi rasa pahit dapat juga ditambahkan madu. Anak-anak juga dapat minum ramuan kelor. Untuk anak usia 5—7 tahun, konsumsinya setengah dosis orang dewasa.