Monday, March 20, 2023

Mantap Berbisnis Akuaskap

Rekomendasi
Tren akuaskap masih bagus pada masa depan. (Dok. Trubus)

Trubus — Banyak kawan dan kerabat yang menertawakan Doddy Ali Wijaya ketika berhenti bekerja di sebuah perusahaan telekomunikasi pada 2011. Harap mafhum Doddy menerima bayaran Rp40 juta—Rp50 juta sebulan ketika bekerja di perusahaan yang berlokasi di Kota Depok, Jawa Barat, itu. Saat itu ia lebih berfokus pada bisnis akuaskap yang dirintis sejak 2009.

Doddy Ali Wijaya menekuni bisnis akuaskap sejak 2009. (Dok. Doddy Ali Wijaya)

Keputusan Doddy tergolong berani karena saat itu akuaskap masih termasuk hobi baru yang peminatnya belum banyak. Salah satu momen yang paling diingat saat itu yakni kawan dan klien lama memberhentikan Doddy yang tengah mengendarai motor dan bercelana pendek. “Kamu gila ya sudah memiliki pekerjaan bagus sekarang jadi hitam,” kata Doddy menirukan ucapan sang kawan lama.

Berkembang

Meski begitu Doddy yang tinggal di Jagakarsa, Jakarta Selatan, tidak serius menanggapi perkataan itu. “Mereka tidak menghina, hanya meledek,” kata Doddy. Setelah ditekuni, ternyata bisnis akuaskap Doddy berkembang pesat. Buktinya toko penyedia perlengkapan akuaskap milik Doddy di Jagakarsa, Jakarta Selatan, bertambah luas dari semula hanya 30 m2 pada 2009 menjadi 180 m2 pada 2016.
Kini AquaJaya—nama toko akuaskap milik Doddy—pun memiliki tiga cabang di Malang dan Surabaya, keduanya di Jawa Timur serta Bekasi, Jawa Barat. Bisnis Doddy pun makin berkembang. Ia mendirikan unit usaha bernama AquaRiset yang memproduksi peralatan dan perlengkapan akuaskap serta akuarium pada 2013. Bisnis akuaskap Doddy terus bertumbuh.

AquaJaya menjadi toko penyedia perlengkapan akuaskap pertama di Indonesia yang memiliki sistem perdagangan elektronik (e-commerce). (Dok. Trubus)

Selain memiliki toko retail serta memproduksi peralatan dan perlengkapan, ia juga memiliki kebun produksi tanaman akuatik dan ikan hias pengisi akuaskap yang pengelolaannya berada dalam unit usaha lain bernama AgroPeni. Boleh dibilang saat ini Doddy memiliki unit usaha akuaskap dari hulu hingga hilir. Tujuannya agar setiap unit usaha bisa saling mendukung.

Total jenderal omzet Doddy dari ketiga unit usaha—AquaJaya, AquaRiset, dan AgroPeni—mencapai lebih dari ratusan juta rupiah saban bulan. Alumnus Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Telkom, Malang, Jawa Timur, itu menuturkan, “Pencapaian itu bukan hasil kerja saya sendiri. Ada rekan kerja dan tim yang saling bekerja sama.” Jadi, sebetulnya pilihan Doddy menekuni bisnis akuaskap itu bukanlah keputusan sembarangan.

Doddy mengatakan mendapatkan omzet besar dan menjadi juara bukanlah tujuan final. Tujuan utamanya yaitu seberapa banyak orang yang mendapatkan rezeki dari usaha Doddy dan tim. “Saya cukup senang bisa membantu banyak orang memiliki bisnis akuaskap secara mandiri. Tidak perlu takut mereka menjadi saingan. Mereka pasti mengingat kami,” kata Doddy.

Tantangan

Saat ini lebih dari 10 mantan rekan kerja Doddy yang berbisnis akuaskap di berbagai daerah seperti Kota Bogor, Jawa Barat, dan Yogyakarta. Pria berumur 37 tahun itu menanamkan paradigma kepada para karyawan bahwa mereka pun pemilik usaha. Dengan begitu para karyawan bekerja dengan kemerdekaan berpikir. Tidak merasa tertekan sehingga pekerjaan pun lancar.

Rumah tanam pemasok beragam tanaman akuaskap yang dikelola Doddy Ali Wijaya beserta tim. (Dok. Trubus)

Kini Doddy mempekerjakan sekitar 48 karyawan dari semula hanya 2 orang. Ia mendorong karyawan agar berpikiran maju sehingga nantinya bisa membuka bisnis sendiri. Ia juga menjalin kerja sama dengan lebih dari 20 petani plasma yang memasok kebuuthan tanaman akuaskap. Intinya Doddy makin senang jika makin banyak orang yang terlibat dalam bisnis akuaskap. Pelan tapi pasti tujuan Doddy melibatkan banyak orang dalam bisnis akuaskap terwujud.

Meski begitu masih ada satu cita-cita yang kini tengah diwujudkan. “Saya ingin memiliki farm yang memproduksi tanaman akuaskap dan ikan hias sekaligus di satu lokasi seluas 10 ha,” kata pria yang kerap menjadi juri kontes akuaskap di dalam dan luar negeri itu. Ia tidak menyangka bisa memiliki toko dan farm serta tim sebanyak sekarang. Meski begitu, perjalanan bisnis akuaskap Doddy tidaklah selalu mulus. Banyak tantangan yang mesti diselesaikan.

Buktinya ada rekan kerja yang tidak amanah sehingga merugikan bisnis Doddy. Sayang ia enggan mengatakan total kerugian secara finansial. Doddy dan tim pun pernah merugi lebih dari Rp100 juta karena ekspor tanaman terkendala pada 2017. Semua itu membuat Doddy sangat syok. Ia pun kembali bangkit dan kembali fokus menjalankan bisnis. Menurut Doddy tren akuaskap di Indonesia masih terus berlanjut. “Peluang bisnis ikan hias dan tanaman akuaskap masih relatif besar,” kata pria kelahiran Malang, Jawa Timur, itu. (Riefza Vebriansyah)

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Bijak dalam Penggunaan Pestisida Itu Penting

Trubus.id — Intensitas hujan yang tinggi membuat kelembapan udara dan kelembapan tanah meningkat. Itu kondisi nyaman buat bakteri dan...
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img