Saturday, February 15, 2025

Mempercepat Masa Dormansi Benih Bawang Putih

Rekomendasi
- Advertisement -

Trubus.id— Menurut peneliti Balai Besar Pengujian Standardisasi dan Instrumen (BBPSI) Pascapanen Pertanian, Tatang Hidayat, M.Si., masa dormansi yang relatif lama menjadi salah satu kendala produksi benih bawang putih.

Oleh sebab itu, dormansi itu perlu “dipatahkan”. Tatang dan tim yang terdiri dari Kirana Sanggrami Sasmitaloka, M.Si. (Badan Riset dan Inovasi Nasional – BRIN), Ir. Rudy Tjahjohutomo, MT., Irpan B. Jamal, S.T.P., dan Dr. Abdullah bin Arif (BBPSI Pascapanen Pertanian) meneliti metode alternatif dengan pemaparan suhu tinggi yang diikuti dengan pemaparan suhu rendah. Metode itu ia namakan thermal shock atau kejut panas.

“Metode itu diharapkan mempercepat pematahan dormansi dan mengurangi biaya,” kata Tatang.

Metode kejut panas untuk mempercepat pematahan dormansi telah dilakukan pada umbi kentang. Fluktuasi kondisi penyimpanan antara suhu tinggi dan rendah terbukti mempercepat pematahan dormansi benih umbi kentang.

“Metode thermal shock diharapkan dapat diterapkan untuk menyimpan benih bawang putih,” ujar Tatang.

Selain lingkungan abiotik, dormansi juga dipengaruhi hormon pemacu pertumbuhan. Salah satunya giberelin yaitu fitohormon penting yang mengatur perkembangan tanaman.

Meningkatkan efisiensi  perbanyakan dan pematahan dormansi, menyesuaikan lingkungan pertumbuhan (durasi dan penyimpanan), dan mengaplikasikan hormon tanaman merupakan metode yang efisien.

Oleh sebab itu, Tatang menganalisis pengaruh metode penyimpanan kejut panas dan perendaman dalam asam giberelin terhadap pematahan dormansi benih bawang putih. Bahan baku yang digunakan adalah bawang putih segar varietas sangga sembalun dari Guci, Kabupaten Tegal.

Ia memanen bawang putih 115 hari setelah tanam. Ia juga menggunakan bahan kimia asam giberelin dan etanol 70% serta alat pengering dan ruangan berpendingin. Curing dilakukan dengan memotong daun, mengikat daun yang telah dipendekkan, dan menggantungnya pada deretan rak hingga berkadar air 62—64%.

Setelah pengeringan, Tatang menyimpan bawang putih berdasarkan perlakuan. Penyimpanan suhu tinggi dilakukan dalam instore dryer yang menghasilkan suhu tertinggi antara 38 —42ºC setiap harinya, suhu rendah dalam ruang berpendingin antara 12—14ºC, dan suhu ruang dalam ruangan yang dilengkapi exhaust fan.

Sebelum ditanam, bawang putih dengan lama penyimpanan sesuai perlakuan direndam dalam larutan asam giberelat selama 24 jam. Setelah perendaman, Tatang memisahkan umbi bawang putih menjadi siung tunggal dan mengupas lapisan luar siung yang tipis untuk ditanam dalam polibag.

Hasil penelitian menunjukkan, durasi dan suhu penyimpanan merupakan metode paling efisien untuk meningkatkan efisiensi perbanyakan dan pematahan dormansi bawang putih. Metode kejut panas mempercepat periode dormansi benih dari 5—6 bulan menjadi 3 bulan.

Daya berkecambah yang dihasilkan dari kombinasi penyimpanan suhu tinggi (38— 42ºC) selama 6 pekan dan suhu rendah (12— 14ºC) selama 6 pekan (total 12 pekan) lebih tinggi ketimbang penyimpanan suhu rendah atau suhu ruang secara terus-menerus tanpa penambahan giberelin.

Daya berkecambah sekitar 85,71—100% setelah tanam. Oleh sebab itu, metode thermal shock benih bawang putih sudah dipatenkan dengan nomor P00202009789.

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Budidaya Telang, Peluang Usaha yang Mudah dan Menguntungkan

Trubus.id–Telang bukan sekadar tanman pekarangan, tetapi bisa dibudi dayakan hingga mendatangkan keuntungan. Menurut petani telang Muhammad Teguh Arrosid budi...
- Advertisement -

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img