Trubus.id — Sosok rimpang boleh kecil, tapi soal rasa jahe merahlah yang paling pedas. Itu lantaran kandungan minyak asiri paling tinggi 3,90% daripada 2 klon lain, yaitu jahe besar dan jahe putih.
Jahe besar populer dengan sebutan jahe gajah hanya mengandung 1,6% minyak asiri. Sementara itu, kandungan asiri jahe putih yang dikenal sebagai jahe emprit hanya 1,5–3,5%. Kandungan kimia berbeda, menyebabkan pemanfaatannya pun berlainan.
Jahe gajah misalnya, banyak digunakan sebagai bahan masakan, minuman, dan permen. Aroma jahe merah juga sangat tajam. Kelebihan itu menyebabkan jahe merah alias jahe sunti dimanfaatkan sebagai bahan baku obat.
Masyarakat memanfaatkan jahe merah sebagai pelega perut. Sekitar 15 gram rimpang segar dibakar selama 15–20 menit, kemudian dimemarkan dan diseduh dalam segelas air. Setelah dicampur sesendok makan madu, barulah diminum.
Penderita batuk kering yang tak kunjung sembuh boleh juga mencoba mengatasinya dengan jahe merah. Caranya, dengan meminum perasan rimpang. Faedah lain, sebagai penawar racun, mengatasi bisa ular, pereda reumatik, dan sakit kepala.
Tanaman bernama Latin Zingiber officinale itu memang kaya manfaat. Dibikin minuman juga menyegarkan. Nama genus Zingiber yang berarti berbentuk tanduk diberikan untuknya lantaran rimpangnya mirip cula yang tumbuh di kepala badak.
Zingiber diadopsi dari bahasa Arab, zanjabil. Alquran pada surat Al Insaan:17 juga menyebut-nyebut jahe. Di dalam surga itu mereka diberi segelas minuman yang campurannya jahe.
Sesuai namanya, rimpang jahe merah berwarna merah hingga jingga muda. Panjang 12 cm, tinggi 5,86–7,03 cm, dan bobot 0,29–1,17 kg. Ukuran rimpang dipengaruhi keadaan lingkungan, kesuburan tanah, dan cara budidaya. Serat rimpang agak kasar.
Tekstur batang kasar berbentuk bulat kecil dan berwarna hijau kemerahan. Pelepah daun menyelubungi batang. Posisi daun berselang-seling teratur. Warna lebih hijau gelap daripada 2 tipe lain. Permukaan atas daun lebih hijau muda ketimbang bagian bawah.