Trubus.id–Pucuk teh yang belum mekar merupakan bahan berkualitas yang digunakan untuk pembuatan teh putih yang lazim disebut peko. Peko segar mengandung 74—77% kadar air dan 23—26% padatan.
Bahan baku selektif diperoleh dari pucuk daun yang masih menggulung. Pengolahan yang spesial juga merupakan faktor penting menghasilkan teh putih kaya manfaat kesehatan itu.
Teh putih masuk dalam kategori teh spesialti atau specialty tea. Indonesia berpeluang sebagai produsen utama teh putih (white tea) dari varietas asamika.
Varietas yang banyak dibudi dayakan di Indonesia itu memiliki kandungan katekin yang lebih tinggi daripada varietas lain yang dibudidayakan yakni varietas sinensis. Kadar katekin total asamika rata-rata 17,26%. Bandingkan dengan kadar katekin varietas sinensis hanya 13,52%.
Artinya varietas asamika cocok sebagai bahan teh putih karena kaya kandungan katekin. Sementara varietas sinensis lebih cocok untuk specialty oolong dan teh hijau (green tea)
Senyawa katekin dan turunannya merupakan komposisi dominan dalam kandungan padatan teh. Bahan padatan teh banyak terkandung di bagian pucuk teh. Semakin muda pucuk daun teh, maka semakin tinggi polifenol yang terkandung. Polifenol berfungsi sebagai senyawa antioksidan.
Hasil riset peneliti Agronomi di Pusat Penelitian teh dan Kina, Gambung, Kabupaten Bandung, Erdiansyah Rezamela, S.P., teh putih dari Gambung, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat, memiliki kandungan polifenol paling tinggi yakni 25,52% dibandingkan dengan jenis teh putih lainnya.