Wednesday, April 23, 2025

Mengolah Sampah Dapur dengan Magotisasi

Rekomendasi

Trubus.id-Salah satu warga di Kota Bandung, Amin Muhaimin, mulai melakukan budi daya magot menggunakan sampah organik dapur. Amin bersama beberapa kelompok di RW 01 Kelurahan Jatisari, Kecamatan Buahbatu, Kota Bandung, memulai budi daya magot sejak Oktober 2023.

Menurut Amin sejak saat itu ia dan kelompok RW 01 lainnya tidak membuang sampah organik di tempat pembuangan akhir (TPA) lagi. Setiap RW di kelurahan Jatisari mendapatkan seperangkat alat pengolah sampah organik. Pengolahan sampah organik itu menggunakan sistem magotisasi.

Artinya pengolahan sampah organik menggunakan bantuan larva berupa magot. Kandang plasma magotisasi itu dikelola oleh semua anggota di RW setempat. Kelompok RW 01, Kelurahan Jatisari, Kecamatan Buahbatu, Kota Bandung itu memperoleh 2 set kandang plasma.

Setiap set kandang plasma terdiri dari 1 rak susun dan 1 rak sangkar berjaring. Rak susun digunakan untuk menyimpan books plastik tempat budi daya magot. Setiap rak susun terdiri dari 3 tingkat. Dalam setiap tingkat terdapat 4 books plastik.

Berarti dalam setiap kandang plasma terdiri dari 12 books plastik tempat budi daya magot. Sementara rak sangkar jaring berfungsi untuk penetasan. “Tidak semua magot dipanen,” ujar Amin. Ada beberapa magot yang dibiarkan hingga menjadi pufa atau yang sering disebut  black soldier fly (BSF).

Setiap lalat tentara hitam—sebutan lain BSF—itu nanti akan menghasilkan telur BSF. Telur itu akan dimanfaatkan untuk budi daya magot pada siklus berikutnya. Pertama ia mengajarkan kepada warga untuk memilah-milah sampah terlebih dahulu.

Selanjutnya warga mulai terlatih memilah sampah sesuai dengan unsurnya. Pengambilan sampah digilir setiap hari menggunakan jadwal jaga yang telah disepakati. Selanjutnya proses pengolahan sampah organik menggunakan magot dilakukan oleh tim magotisasi.

Proses pengolahan sampah organik itu dimulai dengan cara mencacah. Tim magotisasi memasukkan sampah organik itu ke dalam mesin pencacah. Selanjutnya sampah organik yang sudah berukuran mikro itu dimasukkan ke dalam setiap books plastik tempat budi daya magot.

Pencacahan sampah organik bertujuan supaya mempermudah magot dalam proses memakan. Total jenderal terdapat 24 books plastik tempat budi daya magot. Dari jumlah itu Amin dan tim menuai 30 kg magot segar setiap 14 hari. Modal dari budi daya itu hanya sampah organik yang berasal dari 231 rumah yang ada di kelompok RW 01.

Rata-rata hasil panen magot digunakan sebagai pakan aneka ternak milik anggota Kelompok RW 01. Seperti ayam, kalkun, angsa, dan ikan lele. Hanya beberapa yang dijual. Itupun jika ada pemesanan. Biasanya Amin dan tim menjual ke salah satu toko pakan ternak yang ada di Kota Bandung.

Amin dan tim belum memiliki alat yang memadai untuk pengolahan magot. Dari pihak toko pakan biasanya mengolah magot dengan cara mengeringkan dan menggiling menjadi tepung magot. Menurut Amin kegiatan magotisasi itu terbukti efektif dan efisien dalam mengolah sampah.

Hasilnya berupa panen magot itu hanyalah bonus. Hal pertama yang harus dikuasai pembudi daya magot yakni bermental kuat. Musababnya tidak semua orang mampu melihat mkhluk menggelikan yang berbentuk  ulat itu. Apalagi bersinggungan langsung dengan sampah organik. Aroma tidak sedap pasti tercium setiap hari.

Sarimukti. Yakni tempat pembu lagi. Hanya beberapa sampah residu saja yang di buang di TPA Sarimukti. Sekretaris kelompok RW 01 itu mengatur jadwal supaya operasional pengolahan sampah di kandang plasma magot berjalan dengan lancar.

Sebenarnya kisah warga kelurahan Jatiasih itu berawal dari kisah pilu. “Kami bingung karena TPA yang biasa menampung sampah rumah tangga  tidak berfungsi dengan normal,” ujar Amin. Terutama sampah basah dari dapur.

Apabila tidak segera diangkut dari rumah akan menurunkan kualitas udara. Menimbulkan aroma yang tidak sedap sehingga mengganggu kenyamanan bernapas. Sebelumnya Amin dan warga Jatiasih lainnya membuang sampah dapur di TPA Sarimukti.

Kabar buruknya pada 2023 TPA Sarimukti, Desa Sarimukti, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat, itu terbakar. Warga sekitar Bandung Raya kebingungan untuk membuang sampah rumah tangga.

Imbas dari kebakaran itu beberapa Kelurahan yang terdampak mendapat bantuan berupa seperangkat alat pengolah sampah organik dari pemerintah Kota Bandung. Budi daya magot terbukti mampu menuntaskan permasalahan sampah.

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Tanam Anggur dalam Pot Artistik dan Fleksibel

Trubus.id-Pekebun anggur di Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat, Dody Kusuma menanam anggur di dalam pot. Rata-rata setiap pot memiliki  diameter...

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img