Thursday, December 5, 2024

Merawat Mata Naga

Rekomendasi
- Advertisement -
Agrowisata mensyaratkan lanskap rapi dan fasilitas lengkap. (Dok. Trubus)

Kiat merawat pohon-pohon lengkeng yang menjadi tujuan kunjungan para pelancong.

Trubus — Perkembangan industri pariwisata berimbas ke dunia pertanian. Salah satu yang terdampak, dalam arti positif, adalah kebun lengkeng. Semula bertujuan sekadar memproduksi buah, kebun bergeser menjadi tujuan agrowisata. Namun, beberapa hal teknis di kebun lengkeng agrowisata relatif berbeda dengan kebun produksi buah. Contoh sederhana, di kebun produksi pekerja bisa menjangkau pohon meski tanahnya becek. Sementara kebun agrowisata mensyaratkan jalan bagi pengunjung rapi.

Pengunjung juga memerlukan fasilitas pendukung seperti peturasan, bangku-bangku di bawah pohon untuk istirahat, sarana ibadah, dan area parkir. Kondisinya harus layak dan bersih. Tuntutan kekinian menghendaki jaringan internet nirkabel. Pengadaan sarana-sarana itu, plus operasionalnya, memerlukan modal. Artinya kalau sekadar membuat kebun produksi buah biayanya lebih murah.

Metode DRIS

Kebun dengan beragam jenis lengkeng lebih menarik untuk agrowisata dibandingkan dengan hanya 1 jenis. Pengunjung ingin merasakan sensasi beragam cita rasa lengkeng. Seperti yang dilakukan oleh agrowisata Hortimart yang menanam beragam varietas lengkeng seperti kinglong, petlong, kateki, BQ, dan diamond river. Meski baru tersertifikasi pada 2016, kateki menjadi varietas yang paling banyak digunakan pada kebun lengkeng agrowisata.

Lakukan pemangkasan agar muncul tunas baru sekaligus merapikan tajuk. (Dok. Trubus)

Salah satu faktor yang efektif memikat pelancong adalah aksesibilitas. Kebun lengkeng haruslah di lokasi yang strategis. Contohnya agrowisata lengkeng Borobudur yang hanya 1,9 km dari Candi Borobudur. Contoh lain, kebun milik Hortimart di Bawen, Kabupaten Semarang, yang hanya 30 km dari Kota Semarang. Kemudahan akses meningkatkan peluang datangnya pengunjung.

Pemupukan wajib untuk hasil optimal. Utamakan pupuk lokal untuk menghemat ongkos. Pemupukan sebaiknya mengacu kepada pedoman DRIS (diagnose and recommendation integrated system). Metode DRIS memastikan pemberian pupuk sesuai kebutuhan agar pertumbuhan optimal sekaligus efisien biaya. Kebutuhan pupuk dibagi 2, fase vegetatif dan generatif. Untuk vegetatif, berikan NPK 21:21:21 tiap bulan. Adapun pada fase generatif, perbandingannya 12:6:24.

Pemangkasan merangsang pertumbuhan tunas vegetatif dan menghilangkan cabang nonproduktif. Pemangkasan juga mempertahankan tajuk berdiameter 5 m dan tinggi 4 m agar tidak tumpang tindih satu sama lain sehingga pembentukan bunga optimal. Cabang cenderung produktif jika terpapar cukup matahari. Direktur Yayasan Obor Tani, Pratomo, menganjurkan pekebun menerapkan teknik pemangkasan open center.

Lakukan penyiraman sesuai kebutuhan tanaman. (Dok. Obor Tani)

Caranya, potong kurang lebih 3 cabang di tengah agar matahari dapat masuk celah tajuk. Pratomo mempelajari teknik pemotongan itu dari ahli lengkeng di Chiangmai, Thailand, Kumpirat Siriwat. “Kumpirat masuk ke dalam tajuk dan menyarankan untuk memangkas cabang sehingga tubuhnya bisa terlihat dari luar tajuk,” kata Pratomo. Cukupi kebutuhan air dengan menyiram tanaman 2 kali sehari pada pagi dan siang, terutama pada musim kemarau.

Menurut pekerja di Kebun Lengkeng Borobudur, Magelang, Isnaim, pada musim kemarau penyiraman minimal 3 hari sekali. Volume air sesuai kebutuhan. Contoh untuk pohon umur 3 tahun 100 liter per penyiraman. Kelembapan tanah beda-beda, makanya volume sesuai kebutuhan. Idealnya, bila dana tersedia, gunakan irigasi tetes ke setiap pohon sehingga efektif dan hemat tenaga kerja.

Menurut Pratomo sejak 2011 Yayasan Obor Tani kerap membuat embung. Tujuannya untuk menjaga ketersediaan air bagi pertumbuhan lengkeng di sekitar embung. Areal penanaman lengkeng antara lain di Desa Tlogopucang, Kecamatan Kandangan, Temanggung, Desa Seboro, Kecamatan Sadang, Kabupaten Kebumen, dan Desa Kalibagor, Kabupaten Kalibagor, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, masing-masing 20 hektare.

Rangsang bergilir

Tanaman lengkeng Dimocarpus longan—bahasa Kanton: lung ngan berarti mata naga—memerlukan perangsang berbahan potasium klorat (KClO3). Berikan perangsang tepat waktu dan tepat dosis secara bergilir agar buah muncul terus menerus.setiap bulan lakukan identifikasi untuk mengetahui kesiapan tanaman. Ciri tanaman siap diberikan perangsang yaitu tidak lagi memiliki tunas muda. Cabang tanaman seperti itu kuat menopang buah. Setidaknya 5 bulan pascapemangkasan, tanaman siap diberi perangsang.

Perawatan optimal dan perangsangan tepat memungkinkan pohon berbuah susul menyusul. (Dok. Obor Tani)

Dosis perangsang sesuai dengan lebar tajuk. Makin lebar tajuk makin tinggi dosisnya. Contohnya tajuk selebar 2 m tinggi 1 m pada kondisi rimbun dosisnya 200 gram KClO3 dilarutkan dengan 10 liter air. Pengocoran di bawah tajuk secara melingkar. Setelah pemberian perangsang, 28 hari kemudian akan muncul bunga. Pada hari ke-150 setelah pemberian perangsang lengkeng sudah siap dipanen. Lakukan pergiliran pemberian perangsang per area agar tiap bulannya ada pohon yang panen.

Pratomo mencontohkan, di kebun Hortimart, Bawen, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, perangsangan secara tertib. Dengan demikian pengunjung bisa menjumpai lengkeng selesai dipangkas setelah panen, berbunga, dibrongsong, dan siap panen. Setiap akhir pekan selalu ada pohon yang bisa dipanen. Artinya panen diatur tiap pekan, dengan merangsang tiap pekan. “Mengumpulkan panen dalam 1 minggu itu mudah. Tanaman beda panen selang 2 pekan bisa dikumpulkan berbarengan, karena perbedaan kondisi buah tidak terlalu jauh,” kata Pratomo.

Lengkeng memerlukan pemeliharaan intens seperti mengerok batang untuk membersihkan tempat bersarangnya serangga atau cendawan segera ketika terlihat gejalanya. Hama kelelawar dan tupai dicegah dengan pengarungan dompol buah sejak umur 2—3 bulan atau sebesar kelereng (baca: Atasi Perongrong Lengkeng halaman 24-25). Cara lain adalah memasang jaring yang lebih tinggi daripada pohon.

Setelah semua berhasil, tibalah waktunya panen. Petik ketika buah memunculkan aroma dengan menggunting tangkai buah. Ketika pengunjung memetik buah, sebaiknya ada pekerja kebun yang mengarahkan agar pemetikan tidak merusak pohon. Menurut Penyelia Program Yayasan Obor Tani, Semarang, Indra Setyo Pambudi, setelah panen adalah waktu yang pas untuk melakukan pemangkasan berat untuk membentuk tajuk.

Pambudi mengatakan, pemangkasan untuk menghilangkan cabang yang kurang produktif. Tandanya tidak ada bunga di ujung cabang. Cabang yang terkena sinar matahari lebih banyak cenderung produktif dan berbunga bagus. Beragam perawatan itu agar tanaman anggota famili Sapindaceae itu mampu berbuah susul-menyusul. (Sinta Herian Pawestri dan Tamara Yunike)

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Harga Pangan 04 Desember 2024:  Bawang dan Cabai Kompak Naik

Trubus.id–Sejumlah harga pangan pada 04 Desember 2024 berdasarkan Panel Harga Pangan, Badan Pangan Nasional pukul 12.40 WIB mengalami kenaikan. Harga...
- Advertisement -

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img