Trubus.id— Mesin pemotong rumput itu berputar amat kencang. Uniknya mesin itu menggunakan daya asal surya atau tenaga matahari. Itulah mesin pemotong rumput kreasi praktikus pertanian di Desa Geluntung, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan, Bali, I Gusti Ngurah Agung Putradhyana, S.T.
Menurut Gung Kayon—panggilan akrab I Gusti Ngurah Agung Putradhyana, S.T.—keunggulan lain menggunakan tenaga asal matahari itu bobot alat menjadi lebih ringan. Selain itu, tidak tercium aroma menyengat seperti alat serupa yang menggunakan bahan bakar minyak.
Gung Kayon tertantang membuat perangkat itu pada 2016. “Semula tertantang untuk memanfaatkan sinar matahari sebagai sumber energi terbarukan,” katanya. Segera ia memodifikasi mesin pemotong rumput miliknya, mengganti mesin dengan penggerak sepeda listrik.
Kemudian memodifikasi mesin itu agar pas dengan baterai atau aki 24 volt dengan tegangan 9 ampere sebagai sumber daya. “Energi matahari yang diserap panel surya disimpan pada baterai atau aki,” katanya.
Menurut Gung Kayon, lama waktu pemakaian alat amat bergantung pada luas panel surya, kapasitas baterai, dan daya yang dibutuhkan untuk mengoperasikan alat. Ia mencontohkan, mesin pemotong rumput kreasinya membutuhkan daya 120 watt.
Adapun sumber daya terdiri atas 2 panel berukuran 35 cm x 50 cm, kapasitas pengisian optimal 20 watt per jam jika penyinaran optimal. Kelebihan lain dua panel surya itupun amat efisien, karena bisa dilipat dan dimasukkan pada tas. “Mudah ditenteng jika ingin mengoperasikan alat di kebun,” katanya.
Gung Kayon mengatakan, “Penggunaan alat optimal hingga 2 jam,” kata Alumnus Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana itu. Menyiasati agar penggunaan kian optimal bisa menggunakan 2—3 baterai atau aki.
“Satu baterai digunakan, baterai lainnya bisa sambil diisi,” kata Gung Kayon. Dengan kapasitas itu pengisian dari baterai kosong hingga penuh memerlukan waktu 6 jam. “Pengisian hingga 3 jam pun sudah optimal ketika matahari melimpah,” katanya.
Dari mesin pemotong rumput itu Gung Kayon pun berkreasi membuat alat pertanian lainnya seperti gergaji pangkas, pemanen padi, dan penggembur tanah. “Prinsipnya hanya mengubah moncong atau ujung alat saja, untuk cara kerja, mesin, dan gagang penopang masih sama,” katanya.
Alat kreasi Gung Kayon itu kerap dipakai oleh kelompok tani di sekitar tempat tinggalnya. “Kami bergerak bersama atas dasar kepedulian lingkungan dan hobi,” kata Gung Kayon.