Trubus.id–Provinsi Sumatra Utara salah satu sentra cabai besar. Fungsional Pengawas Mutu Hasil Pertanian (PMHP) Dinas Pertanian Provinsi Sumatra Utara, Muhammad Adli, S.P., M.Si., menuturkan, berdasarkan data, produksi cabai besar mencapai 217.917 ton pada 2023.
Berkembangnya sentra produksi cabai besar di Provinsi Sumatra Utara diharapkan dapat mencukupi kebutuhan pasar. Jika pasokan berlimpah, dapat diolah menjadi produk olahan cabai oleh pelaku usaha baik kelompok tani, Kelompok Wanita Tani (KWT), atau pelaku usaha swasta.
Olahan tersebut harapannya dapat memiliki nilai tambah dan daya saing bagi pelaku usaha hortikultura di Sumatra Utara dan sekitarnya. Melirik potensi itu, warga Kota Medan, Provinsi Sumatra Utara, Richard, berinovasi mengolah cabai menjadi aneka sambal.
Sambal Gerilya berdiri pada 21 Desember 2015. Semula bernama Garcia Food. Richard berinovasi membuat aneka sambal cabai dengan campuran andaliman. Baca juga Sambal Cabai Berpadu Andaliman.
Dalam pengembangan komoditas hortikultura, Direktorat Jenderal (Ditjen) Hortikultura telah menetapkan arah kebijakan pembangunan hortikultura.
Tujuannya meningkatkan daya saing hortikultura melalui peningkatan produksi, produktivitas, akses pasar, serta peningkatan nilai tambah didukung sistem pertanian modern yang ramah lingkungan.
Strategi yang dilakukan meliputi pengembangan kampung buah hortikultura, penumbuhan UMKM hortikultura dan modernisasi hortikultura melalui pengembangan sistem informasi (SI), serta kegiatan pembangunan hortikultura dari hulu ke hilir.
Cabai termasuk komoditas hortikultura yang dikembangkan melalui pengembangan kampung hortikultura. Target produksi komoditas cabai sebanyak 3 juta ton.
Penumbuhan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang telah terbentuk sebanyak 55 UMKM hortikultura pada 2024. Jumlah itu meningkat dari 2023 yakni 50 UMKM hortikultura.
Direktur Jenderal Hortikultura, Dr. Ir. Prihasto Setyanto, M.Sc., menyampaikan bahwa Ditjen Hortikultura mendorong penumbuhan dan pengembangan UMKM hortikultura guna meningkatkan nilai tambah produk hortikultura baik segar maupun olahan.
Selain itu, penumbuhan UMKM hortikultura untuk mengatasi surplus produksi komoditas segar. Hal itu selaras dengan program pembangunan pertanian untuk menghasilkan komoditas hortikultura hilir yang unggul dan berdaya saing tinggi.
Hingga 2023 terdapat 487 UMKM hortikultura sudah mulai menghasilkan dan sudah mulai memasarkan serta terus berkembang pada 2024.
Senada dengan hal itu, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura (PPHH), Ir. Bambang Sugiharto, M. Eng. Sc., menyampaikan bahwa Dit.PPHH telah mengalokasikan bantuan sarana prasarana pascapanen dan pengolahan yang dialokasikan untuk pelaku usaha.
Pelaku usaha itu sesuai kriteria yang ditetapkan untuk mendukung penumbuhan UMKM hortikultura di Indonesia. Melalui bantuan tersebut diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk hortikultura. (Henni Kristina Tarigan, S.P., M.E.)