Trubus.id–Warga Kota Medan, Provinsi Sumatra Utara, Richard, berinovasi membuat aneka sambal cabai dengan campuran andaliman. Sambal Gerilya atau nama usaha milik Richard itu berdiri pada 21 Desember 2015.
Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium) salah satu rempah khas Batak yang tumbuh liar di sekitar Danau Toba. Andaliman memikili kandungan seperti vitamin A, zat besi, mangan, kalium, zink, dan fosfor.
Selain itu, andaliman mengandung antioksidan seperti pitosterol, terpene, dan karoten. “Ukuran andaliman sangat kecil, tetapi memiliki rasa yang pedas serta membuat lidah terasa getir,” ujar direktur Sambal Gerilya itu.
Sambal Gerilya memiliki lima varian yakni sambal andaliman getir, sambal tua keumanah aceh, sambal dencis klotok, sambal cumi nagih, dan sambal teri medan sekali.
Richard menggunakan andaliman segar dari Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas) dan Kabupaten Toba. Rempah khas asal pegunungan Sumatra Utara itu memiliki aroma khas dan segar.
Pantas saja Richard memadukan pedasnya cabai dengan rasa getir andaliman. Ia mempelajari resep ragam sambal itu secara otodidak. Ia merebus (blanching) cabai menggunakan mesin steamer untuk mematikan enzim pada cabai.
Ia berencana mengembangkan Sambal Gerilya melalui kemasan pouch dengan inovasi teknik pasteurisasi tanpa mengurangi kadar air cabai. Cara itu dapat menghasilkan produk dengan kapasitas yang lebih besar.
Richard memasarkan aneka sambal itu ke Sumatra Utara, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), dan Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta. Semula Richard hanya memasarkan melalui jaringan komunikasi dan dari mulut ke mulut.
Kini pemasaran sambal andaliman itu ke beberapa pasar swalayan dan toko oleh-oleh di tiga tempat itu. Richard juga memasarkan melalui lokapasar (marketplace). Sejak Mei 2023, ia berupaya untuk berkerja sama dengan beberapa pasar swalayan besar.
“Sudah pernah dilakukan untuk memperluas pangsa pasar, tetapi belum terjalin kerja sama,” kata Richard. Meski begitu ia pantang menyerah karena usaha miliknya bermanfaat bagi banyak orang.
Ia melibatkan beberapa perempuan di Kecamatan Medan Tembung di bagian produksi. Produk Sambal Gerilya sudah memiliki sertifikat halal dan sertifikat Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT).
Dalam pengembangan komoditas hortikultura, Direktorat Jenderal (Ditjen) Hortikultura telah menetapkan arah kebijakan pembangunan hortikultura.
Tujuannya meningkatkan daya saing hortikultura melalui peningkatan produksi, produktivitas, akses pasar, serta peningkatan nilai tambah didukung sistem pertanian modern yang ramah lingkungan.
Strategi yang dilakukan meliputi pengembangan kampung buah hortikultura, penumbuhan UMKM hortikultura, dan modernisasi hortikultura melalui pengembangan sistem informasi (SI), serta kegiatan pembangunan hortikultura dari hulu ke hilir.
Cabai termasuk komoditas hortikultura yang dikembangkan melalui pengembangan kampung hortikultura. Target produksi komoditas cabai sebanyak 3 juta ton dengan penumbuhan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang telah terbentuk sebanyak 55 UMKM hortikultura pada 2024. Jumlah itu meningkat dari 2023 yakni 50 UMKM hortikultura. (Henni Kristina Tarigan, S.P., M.E.)