Trubus.id–Serai wangi dikenal sebagai salah satu tanaman penghasil minyak asiri yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Indonesia, khususnya Aceh, menjadi salah satu produsen utama minyak citronella di dunia. Namun, limbah hasil penyulingannya sering kali belum dimanfaatkan secara optimal dan justru menjadi penyebab pencemaran lingkungan.
Kepala Organisasi Riset Pertanian dan Pangan BRIN, Puji Lestari, mengungkapkan bahwa sebagian kecil limbah biomassa citronella dimanfaatkan sebagai sumber energi dalam proses penyulingan minyak, sementara sisanya dibuang begitu saja.
“Oleh karena itu, teknologi pengolahan seperti amoniasi dan fermentasi diperlukan untuk meningkatkan kualitas nutrisi dan daya cerna limbah ini sebagai pakan ternak,” ujarnya dalam Webinar Risnov Ternak #1, Rabu (12/03) dilansir pada laman BRIN.
Kepala Pusat Riset Peternakan BRIN, Santoso, menambahkan bahwa jerami serai wangi memiliki potensi sebagai pakan ternak ruminansia. Namun, kandungan lignin yang tinggi menjadi kendala utama, sehingga perlu metode pengolahan yang tepat agar dapat dikonsumsi ternak secara optimal.
Dicky Pamungkas, Peneliti Ahli Utama Bidang Nutrisi Ternak BRIN, menjelaskan bahwa selain sebagai bahan baku minyak asiri, jerami serai wangi juga berpotensi digunakan untuk pupuk organik, bahan bakar biomassa, hingga bahan baku bioplastik.
“Sayangnya, kandungan protein yang rendah dan kecernaan yang kurang baik menjadi tantangan dalam pemanfaatannya sebagai pakan ternak,” kata Dicky.
Penelitian yang dilakukan timnya menunjukkan bahwa metode kombinasi amoniasi dan fermentasi (amofer) dapat meningkatkan nilai nutrisi jerami serai wangi. Teknik ini terbukti mampu menurunkan kadar serat kasar dan meningkatkan kecernaan lignin, selulosa, serta hemiselulosa.
Selain itu, penggunaan mikroba seperti Trichoderma spp atau Pleurotus spp juga efektif dalam membantu degradasi lignin, sehingga meningkatkan daya cerna pakan oleh ternak.
“Dengan penerapan teknologi amofer, limbah pertanian dapat dimanfaatkan secara lebih efisien, mendukung keberlanjutan peternakan, serta mengurangi ketergantungan pada pakan konvensional,” pungkas Dicky.
