Itu menarik perhatian Zoran Brankovic, juri asal Jerman, yang kemudian mengganjarnya dengan gelar best in show (BIS). “Ia berdarah Jerman. Memiliki tulang proporsional dan gagah,” ujar Zoran. Dalam kontes itu Joker mengalahkan 9 lawan yang maju ke babak bergengsi.
Itulah Joker alias Joker Von Der Bleich Strasse, rottweiler milik Hermanto Gunawan. Anjing yang didatangkan Oktober 2005 dari Jerman itu nyaris sempurna. Tubuhnya proporsional, dada bidang, kepala membulat, dan bulu hitam legam. ”Yang istimewa, pembawaannya kalem,” ujar Hermanto. Menurut pria asal Malang itu, meski belum sebagus Hakim Od Dragieevier, anjing debutan barunya berpotensi menjadi yang terbaik di tanahair.
“Lara saya atas kematian Hakim karena stroke sedikit terobati oleh prestasi Joker,” tambahnya. Bagaimana tidak, Hakim telah menjadi rottweiler legendaris. Di setiap kontes yang diikutinya pasti berbuah juara. Tak salah kalau tugasnya kini dibebankan Joker. Di negara asalnya, pada 2004 Joker pernah memenangkan V4 ADRK KS di perlombaan bergengsi. Ajang itu diikuti peserta dari seluruh dunia.
Berjuang keras
Sukses anak dari indukan bernama Vico vom dorfb runnen II dan Adina Von Der Bleich Strasse di Kota Pahlawan itu bermula dari kemenangannya mengalahkan 10 rottweiler lain dan meraih juara 1 kelas dewasa. Keperkasaan Joker kembali terlihat saat terpilih sebagai best of breed (BOB). Pada putaran selanjutnya, Joker ditempel ketat oleh trah chow chow bernama Ch Otto Von Dave Kennel. Anjing milik David Siauw, asal Surabaya itu hampir- hampir mempecundangi Joker. Namun, pilihan juri tetap pada Joker. Chow chow berbulu cokelat terang itu menduduki posisi kedua, tapi tetap menyedot perhatian.
Di kelas bergengsi, best in show, Joker harus berjuang keras mengalahkan 9 kontestan lain, seperti dari trah gembala jerman, smooth fox, dan golden retriever. Penampilan prima, anatomi tubuh dan ekspresi wajah Joker teruji kembali. Zoran Brankovic yang berpengalaman selama 13 tahun juri itu pun dengan mantap menunjuk anjing berumur 4 tahun itu sebagai kampium. Keputusan itu disambut riuh tepuk tangan penonton dan kilatan kamera.
Shih tzu memukau
Pameran all breed yang diselenggarakan Perkin Jawa Timur itu diikuti 381 kontestan. Acara itu menyedot banyak perhatian penonton, tak terkecuali pada babak perebutan juara di masing-masing kelas. Seperti ketika para kontestan shih tzu berlenggak-lenggok di arena. Penonton seakan terbius oleh keanggunan anjing modis itu.
Peristiwa menarik lain saat Fourty One Woody Wood Pecker, anakan B jantan, shih tzu milik Roy Khomar berlaga. Sewaktu juri menyuruhnya berlari, ia hanya duduk manis. Tingkah laku itu mengundang tawa pengunjung. Sayangnya, kelas shih tzu hanya diikuti 3 kontestan, meski tak mengurangi ketatnya penilaian. Kelas ini dimenangkan Creative’s All Th e Way to Marvel Winnie.
Semua shih tzu yang tampil memang berkualitas baik. Itu diamini Simon L. Sim, juri asal Filipina. “Meski ternakan lokal kualitasnya tak kalah dengan impor. Saya agak kesulitan menentukan BOB-nya,” tambahnya pada Trubus. Pantas saat menentukan jawara, Simon kerap berhenti memandangi para kontestan. Pilihan juri berkulit putih itu jatuh pada shih tzu milik Agus Riyanto asal Jakarta.
Sukses
Acara yang digelar selama 2 hari di Darmo Green Garden, Surabaya, itu disambut antusias penonton. Setiap ring hampir dipenuhi penonton. ”Ini bukti masyarakat Jawa Timur cinta terhadap satwa, khususnya anjing,” ucap Drs Sumarsono, SH MBS, ketua panitia lomba.
Dan yang paling penting anjing-anjing ternakan Kota Pahlawan tidak kalah dibanding ternakan dari kota besar lainnya. ”Lihat, hasil perolehan juara dipegang tuan rumah Surabaya,” lanjut Sumarsono. Pria berkacamata itu menilai juri yang didatangkan dari luar negeri yakni Dieter Ueserm, Zoran Brankovic, Rajko Rotner, Toyohiko Watanabe, Simon L. Sim, serta juri nasional Ir. V.F Sugiarto Tanjung, dan Tirto Santoso sangat kompeten di bidangnya.
Sukses itu membulatkan tekad Perkin Jawa Timur maupun pusat untuk menggalakkan pameran. Pada gilirannya kelak Indonesia mampu meraup devisa dari anjing-anjing terbagus di lomba yang diminati para hobiis di mancanegara. Harapan itulah yang mulai dirintis para hobiis dan breeder anjing tanahair. (Lastioro Anmi Tambunan).