Monday, October 7, 2024

Seri Walet: 246 Panen Besar Sarang Walet

Rekomendasi
- Advertisement -

Pakan bermutu meningkatkan populasi 80% dan bobot sarang 10%.

Konsulltan walet di Tangerang Selatan, Provinsi Banten, Harry Wijaya.

Trubus — Lazimnya Muhamad Haris memanen 100 sarang walet setiap tahun dari rumah walet 3 lantai berukuran 5 m x 16 m. Pada Februari 2017 peternak walet di Kelurahan Baganbatu, Kecamatan Bagansinembah, Kabupaten Rokanhilir, Provinsi Riau, itu menduga bakal menuai 500 sarang saban tahun. Buktinya makin banyak walet mendatangi rumah walet milik Haris. Indikatornya banyak kotoran baru di sekitar tempat pakan walet.

Makin banyak burung datang karena ia memanfaatkan inovasi pakan baru kreasi Raja Walet sejak Februari 2017. “Penambahan populasi itu 3 bulan pascaaplikasi,” kata peternak walet sejak 2009 itu. Inovasi pakan itu berupa lalat buah Drosophila melanogaster mutasi. Haris menggunakan 5 boks khusus berisi serangga itu. Rinciannya 1 boks di lantai 2 dan 4 boks di lantai 3. Dampak lain penggunaan pakan itu walet cepat bertelur.

Hormon

Sarang selalu penuh. Anakan belum lepas sarang, sudah ada telur lagi. Konsultan walet di Jakarta Utara, Harry Wijaya, mengatakan inovasi pakan anyar itu salah satu cara memperbanyak populasi walet pada suatu kawasan dalam waktu relatif cepat. Pakan bikinan Harry bukan sekadar serangga biasa karena memiliki hormon perangsang agar walet kawin. Harry merendam telur serangga dengan hormon perangsang 1—2 bulan.

Setelah kering, telur itu diberikan anticendawan dan siap digunakan. “Lalat buah mutasi yang saya gunakan berwarna hitam, abu-abu., dan putih,” kata konsultan walet lebih dari 10 tahun itu. Warna itu mirip dengan serangga pada pohon tinggi kesukaan walet. Serangga itu aktif, berukuran lebih kecil daripada mrutu, dan terbang ke arah cahaya. Lebih lanjut Harry mengatakan penggunaan pakan mesti berbarengan dengan boks pakan agar hasil maksimal.

Mesin pakan walet kreasi Harry Wijaya.

Fungsi boks menjaga suhu ideal 28—29°C untuk serangga. Sementara suhu rumah walet di berbagai daerah cenderung fluktuatif. Boks pakan terdiri dari 2 tipe, yakni 28 dan 49. Tipe 28 cocok untuk rumah walet setinggi 2 m di setiap lantai. Boks setinggi 90 cm itu memiliki 2 boks dan 1 boks kasa tempat keluar serangga. Tipe 28 memiliki tinggi sekitar 90 cm, terdiri dari 2 buah boks dan 1 boks kasa tempat serangga keluar.

Di dalamnya terdapat boks kecil berukuran 10 cm x 15 cm x 10 cm yang dapat ditumpuk menjadi 4 tingkat. Satu tingkat terdiri dari 7 boks kecil. “Isi setengah boks dengan adonan penghasil pakan serangga,” kata Harry. Satu boks menghasilkan 28.000 serangga. Idealnya satu lantai rumah walet berisi 5 boks pakan. Tujuannya agar burung tidak mencari pakan ke tempat lain.

Bagian dalam mesin pakan kreasi Harry terdiri dari boks tempat menyimpan pakan.

Jika penggunaan boks pakan pada April, maka perkembangan populasi walet terlihat pada Juni—Juli. Musababnya saat itu walet memasuki fase perkembangbiakan dan pengeraman telur. Sementara pada April burung itu mengerami telur dan pada Mei anakan meninggalkan sarang. Potensi anakan kembali pascalepas sarang mencapai 50—80%. Itu lantaran rumah walet menyediakan pakan sehingga burung itu enggan pergi dan menetap.

Membesar
Tidak hanya Haris yang merasakan kehebatan boks pakan. Nun di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, ukuran sarang walet milik Salama lebih besar dibandingkan dengan sebelum menggunakan produk anyar itu. Menurut Harry harga satu set pakan berisi 6 kg adonan plus telur Rp900.000 untuk pemakaian 3 bulan. Investasi itu masih relatif ekonomis karena potensi peningkatan bobot sarang walet 10%.

Aplikasi inovasi pakan anyar berpotensi tingkatkan bobot sarang 10%.

Artinya terdapat penambahan 3 kg pascaaplikasi dari rumah walet yang menghasilkan 10 kg sarang setiap bulan. Saat ini harga sarang walet Rp10-juta per kg sehingga omzet peternak bertambah Rp30-juta per 3 bulan. Lebih lanjut Harry mengatakan penggunaan boks pakan cocok untuk rumah walet yang produksinya menurun.

Beberapa tahun terakhir daerah-daerah sentra walet di Indonesia seperti Bandarlampung (Provinsi Lampung) dan Karawang (Jawa Barat) mengalamai penurunan populasi walet. Buktinya penurunan hasil panen hingga 80%. Pemicunya jumlah pakan tidak mencukupi sehingga anakan walet tidak kembali. Dengan boks pakan populasi dan hasil panen pun meningkat. (Muhamad Fajar Ramadhan)

Previous article
Next article
- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Pemupukan Berimbang Dongkrak Produksi Jagung Petani Di Bone

Trubus.id—Kombinasi pupuk anorganik dan pupuk organik cair (POC) mendongkrak produksi jagung milik Andi Jamal. Petani di desa Ponre-ponre, Kecamatan...
- Advertisement -
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img