Monday, March 3, 2025

Pendapatan Petani Berlipat Berkat Menerapkan Pola Budidaya IP400

Rekomendasi

Trubus.id — Laba petani padi meningkat 2 kali lipat setahun setelah menerapkan sistem budidaya indeks pertanaman (IP) 400.

Petani memanen padi rata-rata hanya dua kali setahun. Namun, dengan sistem IP400 frekuensi panen padi menjadi empat kali setahun. IP400 merupakan inisiatif Kementerian Pertanian untuk mendorong ketahanan pangan dengan cara 4 kali menanam dan 4 kali memanen per tahun di lahan yang sama.

Hartono, petani padi di Desa Tegalsari, Kecamatan Weru, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, merupakan salah satu petani yang menerapkan sistem budidaya IP400. Ia mengelola sawah 1 hektare (ha). 

Hartono menuturkan, biaya produksi padi mencapai Rp13,5 juta per ha per musim tanam. Itu sudah mencakup benih, tenaga kerja, pupuk, dan sewa alat untuk mengolah tanah.

Ia bisa memanen rata-rata 9—10 ton gabah kering panen (GKP) per musim tanam. Ia beromzet Rp36 juta—Rp45 juta per musim. Laba bersih yang didapatkan mencapai Rp22,5 juta—Rp31,5 juta per ha per musim. Laba bersih itu meningkat menjadi sekitar Rp108 juta karena panen padi empat kali setahun.

Menurut Hartono budidaya intensif ala IP400 mesti diimbangi dengan pemupukan berimbang. Hal itu karena penanaman padi terus-menerus dalam setahun, sehingga akan mengurangi kesuburan tanah.

Hartono menggunakan pupuk organik minimal 600 kg per musim tanam. “Lebih banyak tentu lebih baik,” katanya. Kelebihan mengoptimalkan pupuk organik bisa menghemat penggunaan pupuk kimia.

Lazimnya kebutuhan pupuk kimia (campuran Urea dan NPK) mencapai 200 kg per ha per musim. Namun, sejak menerapkan IP400 Hartono hanya memberikan 50 kg per musim.

Hartono bukan satu-satunya petani yang menerapkan sistem budidaya IP400. Petani lain di Tegalsari, Sarino Sutoharjono, juga menerapkan sistem budidaya IP400 sejak 2021. “Laba tambahan setelah menerapkan IP400 rata-rata Rp40 juta per ha per tahun,” kata Sarino.

Petani yang mengelola sawah 1,4 ha itu menuturkan, tidak ada kendala dalam menjual hasil panen di Sukoharjo. Pasalnya, para pengepul berebut menawar panen petani. Bahkan, ada juga pengepul dari luar kota seperti Kabupaten Klaten yang memborong hasil panen.

Menurut penyuluh pertanian Aji Catur Nugroho, di Desa Tegalsari, Kecamatan, Weru, Kabupaten Sukoharjo, terdapat 235 ha sawah yang menerapkan pertanian IP400. Syarat menerapkan IP400 ketersediaan air mesti sepanjang tahun.

Sumber air di daerah setempat amat mendukung karena adanya irigasi antara lain dari saluran anak sungai Bengawan Solo, embung, dan saluran dari waduk Gajah Mungkur.

Aji menuturkan, petani mesti disiplin mengatur pola tata tanam. Ada tenggat yang mesti dipenuhi petani jika ingin panen 4 kali dalam setahun. “Masa persiapan tanam (olah tanah—semai) yang semula 14 hari bisa dipersingkat menjadi 7—10 hari,” kata Catur.

Hal itu amat memungkinkan jika menggunakan alat mesin pertanian (alsintan) antara lain traktor, mesin penanam atau transplanter, hingga mesin pemanen.

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Daya Tarik Padi Jarwo

Hamparan sawah untuk budidaya padi jajar legowo menjadi daya tarik wisatawan. Trubus.id-“Mulyaharja ini surga tersisa di Kota Bogor.” Muhammad Khoerudin...

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img