Trubus.id-Bisa dibilang tren berkebun durian unggul secara intensif meningkat sejak 10 tahun belakangan. Durian dengan kualitas mutu yang baik tidak lepas dari proses perawatan tanaman yang intensif. Perawatan tanaman intensif menjadi kunci suksesnya mencetak buah bermutu unggul.
Pasar selalu menghendaki kualitas durian yang unggul. Beberapa varietas unggul introduksi seperti ochee dan musang king terbukti adaptif di luar daerah asalnya. Beberapa daerah seperti Medan, Provinsi Sumatra Utara, dan Serang (Provinsi Banten) menghasilkan musang king berkualitas. Daerah lainnya yakni Kabupaten Tegal, Kabupaten Semarang, dan Kabupaten Banyumas (Provinsi Jawa Tengah), Kabupaten Malang, Blitar, dan Jember (Provinsi Jawa Timur), serta Bali.
Selain musang king varietas lain ochee juga berbuah dengan baik di beberapa daerah seperti Bogor (Provinsi Jawa Barat) dan Malang (Provinsi Jawa Timur). Bukan perkara mudah untuk mengelola kebun durian. Terutama harus bertarung dengan perubahan iklim yang tidak menentu.
Yang menjadi kunci pekebun harus menguasai karakteristik tanaman dan jenis tanah. Sehingga tanaman mampu mengeluarkan potensi terbaik. Pemilihan varietas juga menjadi salah satu faktor yang tidak boleh diabaikan. Pilih varietas yang sudah terbukti adaptif di luar daerah asalnya. Varietas yang adaptif mampu menghasilkan buah dengan kualitas yang mirip dengan pohon induk di daerah asal.
Meskipun varietas sudah tepat namun kualitas bibit rendah sangat berpengaruh untuk hasil jangka panjang. Varietas ochee, musang king, dan bawor menjadi pilihan untuk dikebunkan secara komersial. Ketiga jenis durian itu sudah jelas pasar dan harganya di pasaran. Ketiganya sudah terbukti dapat berbuah meski ditanam di luar daerah asalnya.
Prospek cerah
Menurut pakar durian dan pendiri Yayasan Durian Nusantara, Dr. Reza Tirtawinata,
prospek kebun durian intensif tergolong cerah. Apalagi mayoritas masyarakat Indonesia gemar menyantap durian. Semakin tinggi pendapatan konsumen, maka selera duriannya semakin tinggi. Durian termasuk buah yang memerlukan suhu untuk perubahan fase dari vegetatif ke generatif.
Bisa dibilang pertumbuhan durian mengikuti alam sekitar. Keragaman iklim di Indonesia yang membuat kita dapat mencium aroma durian sepanjang tahun. Untuk menghasilkan buah berkualitas dangan produksi yang banyak harus disertai dengan perawatan dan teknik budi daya yang baik. Perawatan intensif menjadi kunci pekebun mendapatkan durian bermutu.
Durian memerlukan pupuk yang menyediakan pasokan hara lengkap dan berimbang. Kekurangan pupuk menyebabkan produksi atau kualitas durian terpuruk. Menurut praktisi pupuk di Jakarta, Catur Dian Mirzada, S.P. buah tidak matang sempurna menjadi salah satu masalah yang kerap terjadi di Indonesia. “Kalau dimakan mengkal, tetapi sudah jatuh,” kata Catur.
Masalah lain, empulur basah sehingga kurang nikmat dimakan. Pemicunya banyak pekebun membiarkan pohon tanpa pemupukan, tidak cukup memupuk, ataupun tidak tepat memberikan pupuk. Pemupukan harus direncanakan dalam setahun, jangan secara parsial saja. Alasannya durian menimbun nutrisi untuk dipakai saat proses pembungaan dan pembuahan.
Kurangnya cadangan karbon saat berbunga dan berbuah mengakibatkan rontok buah. Bila berhasil berbuah pun pohon mengering. “Jangan bangga pohon berbunga dan berbuah lebat bila ternyata nutrisi kurang, peluang tanaman mati lebih besar,” jelas Catur. Meskipun demikian berkebun durian masih menjadi pilihan dalam satu dekade terakhir.
Musababnya apabila berhasil membudi dayakan varietas unggulan akan meningkatkan pendapatan. Pekebun rela merogoh koceh lebih dalam untuk modal saat budi daya. Namun, usaha itu tidak pernah menghianati hasil. Rata-rata pekebun yang melakukan dengan sungguh-sungguh mendapatkan hasil yang maksimal.