Trubus.id—Petani muda asal Kota Palembang, Provinsi Sumatra Selatan, Mustopa Patapa memproduksi aneka produk olahan kelapa dan turunannya. Produk buatannya itu sukses menembus pasar mancanegara seperti Malaysia, Singapura, dan Korea Selatan.
Ia memproduksi olahan sepertin virgin coconut oil (VCO) dan extra virgin coconut oil (EVCO). VCO merupakan minyak kelapa murni yang diolah secara alami dan tanpa bahan kimia atau bahan pengawet. Adapun EVCO kaya asam lemak rantai menengah, terutama kandungan asam laurat yang mencapai 48— 53%.
Pria kelahiran Banyuasin, 10 Oktober 1990 itu juga memproduksi minyak goreng kelapa yang diproduksi dengan proses refined, bleached, dan deodorized (RBD). Proses itu menghasilkan minyak goreng kelapa yang lebih jernih dan tidak berbau.
Produk itu mengandung senyawa trigliserida yang tersusun dari 90% asam lemak jenuh yang meningkatkan kadar kolesterol baik. Produk turunan kelapa lain kreasi Mustopa yaitu arang yang dihasilkan dari pembakaran tidak sempurna tempurung kelapa.
“Arang tempurung kelapa menghasilkan pemanasan yang tinggi, tetapi hanya mengeluarkan sedikit asap,” kata Chief Executive Officer (CEO) PT Kulaku Indonesia Sejahtera itu. Ada juga nata de coco yang diolah dari air kelapa tua dengan bantuan bakteri Acetobacter xylinum.
Alumnus London School of Public Relations, Jakarta itu menargetkan pemasaran produk-produk turunan kelapa seperti sabut kelapa (cocopot, coco fiber, dan cocopeat) ke pasar Eropa pada 2024.
Adapun pasar nasional dapat menikmati produk Kulaku—merek produk turunan kelapa kreasi Mustopa—di Kota Palembang, Provinsi Sumatra Selatan, Padang (Provinsi Sumatra Barat), Provinsi Jambi, dan Provinsi DKI Jakarta.
Sayang ia enggan menyebut kapasitas produksi dan omzet dari perniagaan produk turunan kelapa itu. Mustopa memeroleh pasokan bahan baku dari para pekebun kelapa di Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatra Selatan.
“Daerah itu merupakan salah satu sentra penghasil kelapa terbesar di Indonesia,” kata pria berumur 33 tahun itu.