Monday, March 3, 2025

Potensi Pengembangan Stevia sebagai Substitusi Gula Tebu

Rekomendasi

Trubus.id — Selain tebu, stevia merupakan alternatif spesies tanaman penghasil gula. Stevia sangat potensial dikembangkan sebagai pemanis alami pendamping gula, pengganti gula sintesis.

Puji Lestari, Kepala Organisasi Riset Pertanian dan Pangan, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), mengatakan, hampir semua bagian tanaman stevia memiliki rasa manis, kecuali pada bagian akarnya. Tingkat kadar rasa manis tertinggi terdapat pada bagian daun stevia.

“Kandungan glikosida stevia hampir 300 kali sehingga banyak digunakan khususnya bagi yang memerlukan asupan kalori rendah,” kata Puji.

Melansir dari laman Badan Riset dan Inovasi Nasional, menurut Puji, stevia sebagai pemanis gula yang rendah kalori memiliki peranan yang strategis karena tergolong lebih sehat. Dalam rangka pengembangan, diperlukan dukungan dalam bentuk perakitan varietas stevia yang sesuai dengan kondisi di Indonesia.

Sementara itu, Dwinita Wikan Utami, Kepala Pusat Hortikultura dan Perkebunan (PRHP) BRIN, mengatakan, dalam rencana pangan 2022, gula konsumsi masih termasuk komoditas yang membutuhkan pasokan impor.

“Oleh karena itu, kita masih terus-menerus diminta untuk mengembangkan riset dan inovasi terkait dengan tebu dan juga tanaman subsitusinya,” tutur Utami.

Kedua tanaman itu memiliki keunggulan masing-masing, Tanaman tebu selain sebagai penghasil utama gula konsumsi juga berpotensi sebagai penghasil bioethanol. Sementara itu, stevia merupakan salah satu komoditas substitusi dari gula konsumsi.

Mohammad Cholid, peneliti PRHP BRIN, menyampaikan, stevia menjadi satu komoditas yang mempunyai potensi untuk menggantikan beragam pemanis sintetis seperti sakarin, siklamat, yang masih membawa efek negatif termasuk efek karsinogen.

Stevia memiliki rasa manis yang setara dengan 200–300 kali gula tebu, bergantung pada proses pemurniannya. Khusus kandungan senyawa yang rendah, diharapkan bisa berkembang ke depan, terutama untuk masyarakat yang membutuhkan asupan kalori rendah dan dinyatakan aman.

Cholid juga mengatakan, tren permintaan pemanis sehat rendah kalori dan kadar glikemik rendah akan terus meningkat. Minimnya persaingan dan peluang value added diversifikasi stevia masih tinggi dan terbuka lebar menjadikan bisnis yang cukup menggiurkan di Indonesia ataupun level global.

“Kita lihat pasarnya masih terus meningkat dari 2000 metrik ton steviol glycosides hampir 90 persen dipenuhi dari Cina, sementara 500 metrik ton Rebaudioside A 50 persen dipenuhi Malaysia, sedangkan Indonesia termasuk tertinggal proses hilirnya,” jelasnya.

Potensi stevia sebagai substitusi tebu perlu mendapat dukungan dari pemerintah. Cholid menyebut peran pemerintah dalam rangka pengembangan stevia sangat dibutuhkan.

Selain itu, permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan stevia pada skala yang luas sering kali terkait serapan harga. Diharapkan, sistem kemitraan harga ditentukan di awal, sehingga petani mempunyai jaminan pasar, harga yang akan diberikan pihak pengembang.

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Daya Tarik Padi Jarwo

Hamparan sawah untuk budidaya padi jajar legowo menjadi daya tarik wisatawan. Trubus.id-“Mulyaharja ini surga tersisa di Kota Bogor.” Muhammad Khoerudin...

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img