Trubus.id—Petani di Kecamatan Ciledug, Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat, Jaya Dasrip menerapkan teknologi produksi lipat ganda (proliga) untuk bawang merah. Hasilnya ia dapat memanen bawang merah berumur 85 hari setelah tanam (hst).
Bobot panen rata-rata 22,68 kg—24,65 kg per m2 atau setara 34,58—38,97 ton per hektare (ha). Hasil itu jauh lebih tinggi dibandingkan dengan hasil panen bawang merah rata-rata nasional yang hanya 10 ton per ha.
Serangkaian teknologi proliga terdiri atas penggunaan benih bermutu true shallot seed (TSS) spesifik lokasi, peningkatan populasi 2—3 kali lipat di luasan sama, serta pemupukan berimbang sesuai analisis tanah dan kebutuhan tanaman.
Teknologi lainnya yakni penerapan pengendalian hama penyakit tanaman terpadu (PHT) dan penggunaan alat mesin pertanian (alsintan) tepat guna untuk menghemat ongkos produksi. Berikut langkah proliga bawang merah.
Gandakan Produksi Bawang Merah
- Gunakan benih bawang merah TSS unggul. Teknologi TSS bisa meningkatkan populasi di satu luasan. Beberapa benih TSS unggul yang bisa menjadi pilihan antara lain Tuk-Tuk, TSS Agrihort 1, dan TSS Agrihort 2.
- Pengelolaan hara berbasis analisis tanah dan sesuai kebutuhan tanaman. Kebutuhan hara tanaman bawang merah yaitu 250 kg N/ha, 80 kg P2O5 /ha, dan 125 kg K2O. Unsur P2O5 diberikan sebelum tanam, sedangkan unsur N dan K2O diberikan tiga kali yaitu pada umur 10—15 hari setelah tanam (hst), 25—30 hst, dan 35—40 hst.
- Terapkan pengeloalaan hama penyakit tanaman terpadu (PHT). Penerapan PHT meliputi penerapan ambang pengendalian, penggunaan perangkap OPT, dan strategi penggunaan pestisida dapat menekan penggunaan insektisida dan fungisida masing-masing sebesar 72,72% dan 100%.
Sumber : Fauzi Haidar, S.Sos., Anggota Staf Hubungan Masyarakat Badan Standardisasi Instrumen Pertanian Tanaman Sayuran.
){kind=link}