Monday, March 3, 2025

Prospek Ekspor Serbuk Gergaji Sengon

Rekomendasi

Trubus.id — Hampir tidak ada yang terbuang dari pengolahan kayu sengon oleh PT Abhirama Kresna, bahkan serbuk gergaji sengon pun dapat diekspor untuk menjadi pundi-pundi rupiah. Perusahaan pengolahan kayu di Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, itu mengekspor 250 ton pelet kayu dari serbuk gergaji sengon per bulan.

Belum lagi penghasilan dari penjualan di pasar lokal yang mencapai 10 ton per bulan. Sebetulnya, kapasitas ekspor pelet kayu itu belum memenuhi permintaan yang datang.

“Kalau dari list order ekspor itu 900 ton pelet kayu,” kata Erwan Subianto penanggung jawab produksi pelet kayu di PT Abhirama Kresna.

Untuk pasar lokal, terpaksa dikesampingkan dulu karena fokus untuk pasar ekspor. Harap mafhum untuk pasar ekspor PT Abhirama Kresna ada kontrak hingga 5 tahun mendatang.

Erwan mengekspor pelet kayu ke Jepang yang digunakan untuk alas tempat tidur ternak (bedding animal). Dalam peternakan istilah bedding adalah bahan—biasanya organik—yang digunakan oleh hewan untuk menopang tubuh saat beristirahat atau diam.

Di negeri 4 musim, hal itu dapat mengurangi tekanan pada kulit, kehilangan panas saat musim dingin, serta kontaminasi oleh limbah dan kotoran. Pembuatan pelet kayu untuk alas ternak tidak terlalu ketat seperti produksi untuk pembakaran.

“Syarat utama harus larut dalam air dalam waktu kurang dari satu menit,” tuturnya.

Adapun untuk pembakaran membutuhkan kayu keras, seperti sonokeling dan mahoni yang berkalori tinggi. Kalau pelet kayu dari serbuk gergaji sengon, bisa larut dalam air kurang dari satu menit sehingga cocok untuk alas ternak.

Selain pasar ekspor, pasar lokal sebetulnya juga menjanjikan. Pelet kayu dibutuhkan untuk bahan bakar pemanasan pada pengeringan teh, pengeringan padi, dan penggorengan kerupuk seperti di Cilacap, Jawa Tengah. Menurut Erwan, permintaan pasar lokal bisa mencapai 600 ton per bulan.

Pendapat serupa disampaikan oleh Ayus Dodi Kirana. Produsen pelet kayu asal Daerah Istimewa Yogyakarta itu lebih fokus menggarap pasar lokal. Ia memproduksi pelet kayu untuk bahan bakar kompor yang digunakan oleh usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sejak 2014. Dalam sebulan, Ayus memproduksi 50–100 ton pelet kayu. Jumlah produksi itu belum memenuhi permintaan.

“Permintaan bisa dua kali lipat produksi,” jelasnya.

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Daya Tarik Padi Jarwo

Hamparan sawah untuk budidaya padi jajar legowo menjadi daya tarik wisatawan. Trubus.id-“Mulyaharja ini surga tersisa di Kota Bogor.” Muhammad Khoerudin...

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img