Trubus.id—Kopi Khas Indonesia arabika gayo bercita rasa nikmat. Potensi hasil kopi itu mencapai 1,5—2 ton per hektare (ha). Namun, produktivitas kopi gayo berpotensi menurun hingga 650—750 kg per ha akibat tanaman tua dan kejenuhan lahan budidaya.
Faktor lain seperti serangan hama dan penyakit, perubahan iklim global, dan budidaya tak maksimal termasuk dalam pemupukan.
Pengawas Mutu Hasil Pertama (PMHP), di Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian (BSIP) Aceh, Kementerian Pertanian, Asis, melakukan riset pemberian pupuk biourine sapi dan biokompos limbah kulit kopi terhadap produktivitas kopi arabika gayo.
Lokasi penelitian di Kebun Percobaan (KP) Gayo, Kabupaten Bener Meriah, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Sementara analisis tanah dilaksanakan di laboratorium tanah dan tanaman Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian (BPSIP) Aceh.
Peneliti menguji pupuk organik biourine dan biokompos pada kopi arabika varietas gayo 1 berumur 7 tahun dan gayo II berumur 4 tahun. Asis dan rekan menguji pada lahan sehektare berpopulasi 1.600 pohon. Adapun jarak tanam 2,5 m x 2,5 m dengan naungan lamtoro 5 m x 5 m.
Pemupukan 100 ml biourine per tanaman, serta 10 ton biokompos per ha dan 100 kg nitrogen phosphor kalium (NPK) per ha menunjukkan hasil terbaik. Produksi arabika gayo meningkat 41% setara 2,03 ton per ha. Bandingkan dengan perlakuan NPK berdosis 150 kg per ha (tanpa biourine dan biokompos) hasil panen hanya 1,2 ton per ha.
Biourine sapi kaya akan unsur hara seperti nitrogen, fosfor, dan kalium. Selain itu, urine sapi mengandung zat pengatur tumbuh seperti auksin dan senyawa penolak Organisme Penganggu Tanaman (OPT).
Peran biokompos juga tak kalah penting. Unsur hara mikro yang tersedia dalam biokompos itu seperti mangan (Mn), besi (Fe), seng (Zn), dan tembaga (Cu). Unsur mikro itu berguna dalam merangsang pembentukan biji, pembentukan hormon auksin, dan resistensi pada OPT.
Pemupukan dengan biourine dan biokompos yang mengandung mikroorganisme mempercepat pelarutan unsur hara. Maka hara selalu tersedia bagi tanaman. Setelah aplikasi pemupukan, kandungan mikroorganisme itu berperan sebagai pengurai bahan organik dan pelarut unsur hara yang tersedia dalam tanah.